FICTION - 4

72 12 0
                                    

FICTION

|

|

|

|

|

Hyukjae meletakkan map kuning tersebut kembali di atas meja seniornya, wajah pria itu benar-benar pucat pasi. Padahal ia sudah mempersiapkan diri sejak masih di rumah untuk menerima kenyataan kalau memang jantung Renjunlah yang ternyata berada di dalam tubuh Jaemin tapi kenyataan benar-benar tidak seperti bayangannya.

Ia tak bisa bereaksi biasa saja setelah mengetahui kenyataan ini, rasanya seperti tamparan keras baginya.

"Sudah kuduga itu reaksimu."

"Rahasiakan ini, aku yang akan mengatakan hal ini sendiri pada Jeno ataupun Donghae. Rahasiakan ini dari Jaemin, aku juga yang akan mengatakan hal ini padanya."

"Apa maksudmu mengatakan pada Jaemin? Kau tahu bukan hal tersebut dilarang jika pihak keluarga pendonor tidak mengijinkannya." Dokter Choi melebarkan kedua matanya, apa juniornya ini sudah tidak waras?

Jelas-jelas hal yang di lakukan oleh juniornya itu akan melanggar kode etik kedokteran dan sialnya bukan hanya Hyukjae yang melanggar namun dirinya juga, karena ialah yang telah memberikan data pribadi milik pasien yang seharusnya rahasia pada orang lain.

"Persetan dengan itu, mereka bahkan tak mengatakan apapun padaku dan Donghae tentang hal ini. Aku butuh bantuan Jaemin dengan jantung yang bersarang dalam rongga dadanya itu."

Perlahan Hyukjae bangkit berdiri "Aku akan menghubungimu lagi nanti. Terima kasih atas bantuanmu, akan kupastikan jantung Jaemin tidak bermasalah." Pria bersurai hitam itu beranjak keluar dari dalam kantor Dokter Choi, dokter tersebut hampir membantu Hyukjae yang terlihat lemas untuk melangkah keluar namun ia urungkan niatnya.

Mungkin Hyukjae memang butuh waktu untuk melepaskan bebannya, selama ini yang mereka tahu bahwa Renjun tewas di tempat kejadian dan pergi begitu saja meninggalkan mereka namun nyatanya pria itu meninggalkan jantungnya pada tubuh orang lain.

Entah ini keberuntungan atau sebaliknya...

Fiction

Hari sudah menjelang siang, Jaemin dengan tiang infus yang menemani hari-harinya selama dirawat kini tengah duduk di taman rumah sakit, tubuhnya bersandar dengan kepala yang sedikit mendongak. Netra coklatnya tengah menatap gedung rumah sakit di hadapannya.

Ada Jeno di balik dinding tersebut, tengah terbaring dan tak sadarkan diri, mungkin dia menanti si Huang itu untuk menampar wajahnya agar terbangun. Oh Jaemin lebih ingin menendang kepalanya terlebih dahulu, sayang keduanya masih berada di dalam area rumah sakit.

Haruskah dirinya menyelinap di malam hari kemudian masuk ke ruang ICU demi menendang kepala Jeno sekali saja? Mungkin si tampan itu akan terbangun. Lalu.... mungkin saja mempertanyakan siapa dirinya?

Ya tak menutup kemungkinan bahwa Jeno akan melupakannya saat dirinya sadar nanti, sekeras apapun usahanya untuk membantu pria itu agar terbangun dari tidur panjangnya, Jeno bukan Snow White ataupun Aurora yang harus dikecup dahulu olehnya baru tersadar dari alam mimpi.

Apa yang begitu menarik di dunia sana? Setiap mereka bertemu selalu saja di tempat yang sama tidak pernah berubah, hanya terkadang berpindah di beberapa spot tertentu namun tetap pantai itu, apa pantai tersebut menyimpan banyak kenangan bagi Jeno dan si Huang itu?

FICTION [COMPLETE]Where stories live. Discover now