Bangun!

105 32 12
                                    

"Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak ke dewasa. Kenakalan Remaja merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial yang pada akhirnya menyebabkan perilaku menyimpang." Adit menjelaskan begitu gamblang di depan kelas.

Hari ini Adit dan kelompoknya mendapatkan giliran untuk presentasi.

"Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma dalam masyarakat, pelanggaran status, maupun pelanggaran terhadap hukum pidana. Pelanggaran status seperti halnya kabur dari rumah, membolos sekolah, merokok, minum-minuman keras, balapan liar, dan lain sebagainya. Pelanggaran status ini biasanya tidak tercatat secara kuantitas karena bukan termasuk pelanggaran hukum. Sedangkan yang disebut perilaku menyimpang terhadap norma antara lain seks pranikah di kalangan remaja, aborsi, dan lain sebagainya." Adit menekan tombol remote untuk mengganti slide di power point.

Pandangan matanya mantap ke arah kawan-kawan dan dosennya, tidak ada rasa malu atau rendah diri. Adit begitu percaya diri pada presentasi kali ini.

"Di Indonesia salah satu bentuk kenakalan remaja yang marak dijumpai, terutama di kota-kota besar adalah tawuran pelajar. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat terjadinya tren peningkatan angka kasus tawuran di kalangan pelajar sepanjang tahun 2018. Sepanjang tahun 2017 hingga 2018, KPAI mencatat 202 anak berhadapan dengan hukum karena terlibat tawuran."

Adit sebentar menghela napasnya, lalu kembali melanjutkan presentasi.

"Kenakalan remaja itu terjadi karena beberapa faktor, bisa disebabkan dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal diantaranya adalah krisis identitas, perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. Yang kedua yaitu kontrol diri yang lemah, remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya,"

Maria teman satu kelompok Adit mengacungkan jempol tangannya pertanda senang dan puas dengan penjelasan Adit.

"Adapun faktor eksternal adalah keluarga dan perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. Ditambah teman sebaya yang kurang baik."

Bu Ineke mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Adit begitu serius.

"Adapun cara mengatasi kenakalan remaja adalah meningkatkan dan memperdalam kehidupan spiritual dan agama. Mengisi waktu dengan hal positif dan berkualitas bersama orang-orang terkasih, misal keluarga, komunitas sosial atau agama dan sahabat yang selalu mengajak pada hal kebaikan dan kemajuan diri. Lalu, campur tangan orangtua yang bijak. Memberikan sugesti positif pada diri, dan belajar dari kesalahan. Bergaul dengan teman sebaya yang tidak bermasalah dan menjauhi pergaulan bebas. Serta mengenal identitas diri dengan baik. Entah itu kekurangan diri maupun kelebihan diri."

"Sekian presentasi dari kelompok kami. Kurang lebihnya mohon maaf. Wassalamu'alaikum," Adit dan kawan-kawan satu kelompoknya menundukkan kepala sopan sembari mengatupkan kedua tangan mereka di depan dada.

K I T A : Trio Kucrut | TELAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang