Sinar matahari masuk kesebuah kamar melalui celah-celah dari pintilasi. Di atas ranjang ada gadis mungil yang masih berkelana di alam mimpinya.
"Vina bangun, kamu hari ini mau daftar sekolah kan?" Ucap sang mommy yang berusaha membangun kan gadis kecil nya.
"Hmmm..." Vina berdehem, seraya duduk untuk mengumpulkan nyawa.
"Hei, cepat bangun, mandi terus turun untuk sarapan." Setelah mendapat respon anggukan dari sang anak mom pun langsung keluar. Sedang kan Vina langsung berjalan dengan gontai menuju kabar mandi, selesai dengan ritual mandi pagi nya dan memakai pakaian nya, Vina langsung keluar menuju bawah lebih tepatnya ruang makan.
"Morning." Ucap Vina dan mencium satu persatu keluarga nya.
"Morning too." Semua membalas sapaan Vina, dan sarapan pun di mulai dengan nikmat tanpa suara sedikitpun, setelah selesai sarapan kini semua beranjak untuk melakukan aktivitas nya masing-masing.
"Vina, vano, vino udah siap?" Tanya sang Daddy jovan yang di angguki oleh 3V.
"Ayok kita berangkat." Ajak Clara sambil menggandeng tangan Daffa dan Daffi.
Selama di dalam mobil Daffa dan Daffi serta vino dan vano banyak bercerita yang membuat suasana mobil semakin ramai, berbeda halnya dengan Vina yang sibuk dengan buku di tangan nya. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih selama 30 menit kini mereka Sampai di SD bunga bangsa tempat sekolah 2D, yang berarti 3V juga akan bersekolah di sana. Mereka semua turun dari mobil dan berjalan menuju ruang kepala sekolah sementara 2D langsung menuju kelas mereka.
TOK..TOK...
"Masuk." Mendengar suara yang menyuruh mereka untuk untuk masuk. Jovan pun membuka pintu, kedatangan mereka di sambut dengan ramah oleh kepala sekolah.
"Selamat pagi pak." Salamnya lalu berjabat tangan dengan jovan.
"Pagi." Jawab jovan dan menyambut baik uluran tangan tersebut.
"Silahkan duduk." Suruh nya yang di angguki oleh jovan.
"Oke, kedatangan kami kemari adalah untuk mendaftar kan anak saya untuk bersekolah di sini." Jelas jovan setelah duduk dengan nyaman.
"Baiklah, mulai besok kalian di sini ya." Katanya di angguki oleh vino dan vano tak lupa dengan senyum sumringah nya, berbeda dengan Vina yang hanya diam menampilkan wajah datar nya, setelah berbincang bincang kini mereka pamit undur diri.
Seakan mengingat ada seseorang yang ingin di temui nya Vina pun meminta di turun kan di dekat dengan taman. Dengan ragu sang Daddy memberhentikan mobilnya, setelah nya Vina langsung turun dan berjalan menjauh dari mobil, mommy dan Daddy nya serta sang kakak langsung kembali ke rumah.
VINA POV
Setelah aku keluar dari mobil aku langsung berjalan mencari seseorang yang ingin ku temui, setelah menemukan nya aku langsung duduk yang membuat orang yang duduk di samping ku menoleh.
"Datang juga kamu ternyata." Ucapan yang hanya ku respon dengan anggukan.
"Jadi apa jawaban mu?" Tanya nya dengan nada serius, aku hanya memperlihatkan wajah datar ku.
"Ya." Ku jawab dengan singkat, dia pun menjelaskan apa saja yang harus aku lakukan, aku hanya diam mendengarkan apa saja yang di katakan nya.
"Kalau begitu aku pamit duluan, dan ini kartu namaku, semoga berhasil." Pamit nya lalu berlalu meninggalkan ku sendiri di taman.
"Semoga ini berhasil." Batin ku.
AUTHOR POV.
Malam kini datang dengan banyak bintang yang menemani nya, di kediaman Pradipta kini sedang melakukan ritual makan malam dengan nikmat, setelah selesai makan kini mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Bibi mau kemana?" Tanya Vina kepada pelayan yang sempat berjalan di sekitar mereka.
"Mau kek minimarket depan non." Jawab nya dengan sopan yang lain hanya melihat apa yang akan di lakukan oleh Vina.
"Vina boleh ikut bi?" Tanya Vina, Mira nama pelayan tersebut tidak langsung menjawab dia terlebih dahulu melihat kek arah nyonya dan tuan besar nya untuk meminta persetujuan. Jovan dan Clara yang mengerti pun langsung mengangguk kan kepalanya.
"Boleh kok." Jawab bi Mira dengan tersenyum, yang di balas dengan senyuman khas dari Vina.
"Aku juga mau ikut." Ucap vino, vano, Daffa dan Daffi secara kompak dan terdengar suara kekehan dari orang yang di sana.
"Ayok." Ajak bi Mira setelah mendapat persetujuan dari tuan besar nya. Saat di perjalanan vino, vano, serta 2D banyak bercerita sedangkan Vina hanya berbicara seperlunya saja, setelah sampai di minimarket bi Mira langsung memilih barang yang harus di beli, setelah selesai mereka segera pulang tetapi saat di tangah jalan ada yang mencegat jalan mereka.
"Nona dan tuan harus ikut dengan kami karena tuan besar mencari kalian." Ucapnya pada 3V dapat di lihat kalau mereka salah satu dari sekian banyak bodyguard yang di miliki Fandra ayah kandung dari 3V.
3V langsung memberontak ketika tangan mereka di tarik secara paksa oleh mereka yang membuat bi Mira panik setengah mati, bi Mira langsung berteriak meminta bantuan orang-orang sementara 2D berusaha melepaskan cekelan di tangan kakaknya."TOLONGG..." Teriak bi Mira sangat di syukuri mereka sekarang berada di tempat yang lumayan ramai, orang orang yang mendengar teriakkan mintak tolong langsung mencoba untuk membantu, bi Mira pun langsung menghampiri anak majikan nya.
"Tenang ya jangan nangis, nanti kita obati di rumah." Bujuk bi Mira kepada anak majikan nya yang menangis dengan keras. Setelah mengucapkan terima kasih, bi Mira langsung mengajak mereka untuk pulang saat sampai di rumah 3V dan 2D langsung berlari masuk rumah sambil berteriak memanggil mom dan dad nya. Clara dan jovan yang mendengar teriakkan itu pun langsung turun dan yang mereka lihat anaknya Vino,vano, dan Vina yang menangis sampai memegang tangan nya yang memerah 2D serta bi Mira berusaha menenangkan mereka tapi tak berpengaruh apa-apa.
"Ya Allah, kalian kenapa nangis?" Tanya mom Clara dengan nada khawatir nya. Mereka yang mendengar suara sang mom langsung berlari berhamburan kek pelukan mommy nya, sedangkan Vina melihat kek arah sang Daddy, jovan yang mengerti pun langsung merentangkan kedua tangannya, Vina langsung berlari berhamburan ke dalam dekapan hangat sang Daddy. Vina kembali menangis seraya mengucapkan "jangan aku mohon jangan, aku tak bersalah" Vina terus mengucapkan kata-kata itu dan sampai akhirnya Vina pingsan yang membuat semuanya panik, vino dan vano yang tadi sudah berhenti menangis kini kembali menangis melihat adik kecil nya yang tak sadar kan diri begitu pula dengan 2D dan Clara yang juga ikut menangis. Jovan langsung berlari menuju mobil nya yang sudah di siapkan oleh supirnya di ikuti oleh istri dan anak-anaknya serta bi Mira, saat saat sampai di rumah sakit Vina langsung di bawa kek ruang UGD.
"Tolong putri saya dok." Mohon jovan kepada dokter yang akan menangani putrinya, sang dokter hanya mengangguk memberi jawaban, setelah menunggu selama 1 jam lebih dokter pun keluar.
"Dengan keluarga pasien?" Mendengar suara dokter jovan dan Clara langsung mengangguk.
"Mari ikut saya." Tanpa banyak bertanya jovan dan Clara langsung mengikuti dokter itu, setelah sampai di ruang tersebut, jovan dan Clara di persilah kan untuk duduk.
"Ini." Dokter itu memberikan amplop yang entah apa isinya pada jovan.
"Apa maksud nya dok?" Tanya jovan setelah membuka dan membaca isi dari amplop, Clara langsung menutup mulutnya terkejut yang ternyata juga ikut membaca isinya.
"Ya, seperti yang bapak dan ibu baca, anak kalian mengalami depresi ringan." Jelas sang dokter yang membuat jovan menundukkan kepalanya dan Clara yang langsung menangis terisak.
"Terima kasih dok." Ucap jovan dan berjabat tangan setelah nya pamit di ikuti sang istri di belakang nya. Jovan membuka pintu ruang rawat Vina pemandangan pertama yang ia lihat adalah anaknya Vina belum sadarkan diri, sedangkan anak-anak nya yang lain sedang menangis sambil memeluk tubuh mungil Vina,tak lupa bi Mira yang setia menemani mereka.
"Bi." Panggil jovan, bi Mira yang merasa terpanggil pun langsung menoleh.
"Saya mau bicara." Lanjut jovan yang membuat bi Mira was-was Karena melihat wajah serius dari tuan besar nya.
TBC....
******
Gantung nih....🤣🤣
Akhirnya up juga😊😪.....JANGAN LUPA VOTE, SAMA FOLLOW YA😝😘🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD GIRL AND BAD GIRL
General FictionJangan lupa follow sebelum membaca:')😘🎉 💜HAPPY READING💜 "Kamu pembunuh." Seru seorang wanita paruh baya pada seorang gadis yang berdiri di depan nya. "Kenapa, kenapa? Kamu bukan seperti dulu lagi, kenapa?" Tanya ia lagi sedangkan yan...