"bi." Panggil jovan, bi Mira yang merasa terpanggil pun langsung menoleh.
"Saya mau bicara." Lanjut jovan yang membuat bi Mira was-was karena melihat wajah serius dari tuan besar nya.
*****
"Apa yang terjadi sebenarnya?" Tanya jovan dengan serius, bi Mira mengerutkan dahi tanda tak mengerti, jovan yang mengerti kalau bi Mira belum paham maksudnya dari perkataan nya pun kembali bersuara.
"Kenapa anak-anak saat pulang menangis?" Tanya jovan lagi, bi Mira berfikir sebentar lalu baru menjawab.
"Maaf tuan saya juga sebenarnya juga tidak tahu apa-apa." Bi Mira berhenti sebentar, jovan dan Clara hanya diam tanpa berniat untuk memotong perkataan bi Mira.
"Akan tetapi, pada saat kami berjalan untuk pulang ada beberapa orang berpakaian hitam seperti seorang bodyguard, mereka mencekal pergelangan tangan si kembar dan berbicara 'tuan dan nona harus ikut dengan kami, karena tuan besar mencari kalian bertiga' dan si kembar berusaha melepaskan cekalan tangan itu dan di bantu oleh tuan Daffa dan tuan Daffi, saya langsung berteriak minta tolong, dan warga pun menolong kami." Jelas bi Mira panjang lebar dengan tatapan bersalah nya.
"Maaf tuan, nyonya jika saya tidak mengajak nona dan tuan muda pergi dengan saya pasti kejadian seperti ini tidak akan terjadi." Sesal bi Mira.
"Bukan salah bibi kok." Ucap Clara dengan lembut dan mengusap lembut tangan keriput bi Mira.
"Bibi pulang saja istirahat ya." Clara kembali bersuara menyuruh bi Mira untuk pulang dan di angguki oleh bi Mira.
Kini keheningan melanda ruang inap Vina, anak-anak yang sudah tertidur karena kelelahan menangis sendari tadi di karpet berbulu yang sempat di antar oleh bodyguard jovan. Vina yang belum juga sadar dari pingsan nya, serta jovan dan Clara yang masih terjaga memilih untuk bungkam."Mom." Jovan baru bersuara setelah lama diam.
"Hmm." Clara membalas dengan deheman matanya fokus memandangi anak-anak nya yang tertidur.
"Bodyguard yang di cerita kan oleh bi Mira itu adalah bawahannya Fandra." Lanjut jovan, dan dapat di lihat oleh jovan raut wajah bingung dari istri nya.
"Sepertinya keluarga Caesar sedang mencari keberadaan mereka." Tunjuk jovan pada 3V dan raut wajah Clara kini berubah menjadi ketakutan dan kekhawatiran.
"Mom gak mau kehilangan mereka dad." Ucap Clara dengan isakan.
"Mom tenang dad juga gak mau kehilangan mereka." Ucap jovan dan langsung mendekap sang istri.
"Dad akan membawa Vina ke tempat mama dan papa, supaya Vina bisa terlepas dari depresi nya dengan suasana yang baru, sedangkan vino dan vano tetap di sini, dad akan menutup rapat identitas mereka." Jelas jovan dengan tegas dan di angguki oleh sang istri.
"Ya sudah mom tidur, dad mau ngurus semuanya dulu." Perkataan jovan di angguki oleh Clara, setelah mendapat kan jawaban dari sang istri jovan mencium kepala Clara dengan sayang, serta anak-anak nya. Lalu jovan keluar setelah melihat Clara terlelap.
SKIP.
Pagi kembali datang, kicauan burung kini terdengar sangat merdu, kini sinar matahari berhasil menerobos masuk ke dalam ruang rawat seorang anak kecil. Karna sinar matahari itu Membuat seorang anak laki-laki berumur 7 tahun di terusik, di pandang nya di atas brankar terdapat sang kakak yang juga belum siuman sejak kemarin malam, ia pun langsung berjalan mendekati brankar yang di tempati oleh sang kakak.
"Kakak kapan bangun sih?" Tanya nya entah kepada siapa, merasa tak ada yang menjawab ia kembali bersuara.
"Bangun dong Daffa kangan tau, kalau kakak bangun daffa kasih permen deh." Tawar nya kepada sang kakak yang masih setia memejamkan mata nya. Dan kemudian terdengar suara kekehan dari belakang nya, daffa pun berbalik badan dan menemukan keluarga nya yang ternyata sudah bangun. Daffa pun cengengesan ia sangat malu sekarang, dan sebuah suara menghentikan tawa mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD GIRL AND BAD GIRL
General FictionJangan lupa follow sebelum membaca:')😘🎉 💜HAPPY READING💜 "Kamu pembunuh." Seru seorang wanita paruh baya pada seorang gadis yang berdiri di depan nya. "Kenapa, kenapa? Kamu bukan seperti dulu lagi, kenapa?" Tanya ia lagi sedangkan yan...