E08

2.9K 341 15
                                    

Selamat malam pembaca setiaku...😘
Maafkan aku karena update terlalu malam....(◍•ᴗ•◍)
Terima kasih untuk semua support...
Jangan lupa untuk Vote dan Comment ya.... 😘😘😘😘😍 ʘ‿ʘ


Gulf dan Mew pun akhirnya turun dari mobil. Mew mengikuti Gulf dari belakang, Mew tanpa sengaja memperhatikan bentuk tubuh Gulf dari belakang.

"Gulf.... Kenapa kau sangat gemuk sekarang?"

"Kenapa memangnya jika aku gemuk? Kau tak suka dengan ku lagi?"

"Tidak... Tidak, aku hanya ingin mengajakmu nge gym bersama."

"Aku tidak mau!!!"

"Lihatlah perutmu sudah membuncit seperti orang hamil!!!"

"Aku memang sedang hamil bodoh!!!" Batin Gulf

2 bulan kemudian....

Usia kehamilan Gulf kini memasuki 6 bulan dan sudah waktunya untuk Check Up, namun Mew tak kunjung beranjak pergi ke kantor. Gulf sekarang melihat orang di sampingnya itu dengan kesal, mencoba menyingkirkan tangan Mew dari pinggangnya namun kembali lagi.

"Phi!!!!"

"Ada apa?"

"Kau tak pergi bekerja hari ini?"

"Entahlah, rasanya hari ini sangat malas sekali."

"Phi .. pergilah bekerja!!!"

"Auwh... Biasanya kau selalu menginginkanku selalu berada di rumah!!! Kenapa sekarang kau menyuruhku untuk pergi?"

"Aku mau pergi."

"Kemana?"

"Ke Rumah Sakit."

"Untuk apa?"

"Papa dan Mama ku menyuruhku untuk Medical Check Up."

"Aku ikut!!!"

"Tak perlu, kau dirumah saja."

"Tapi jika jauh-jauh darimu mualku akan datang lagi!!"

"Huft... Baiklah, tapi kau menunggu di luar saja tak perlu mengikutiku!!!"

"Baiklah... Baiklah...."

Sesampainya di Rumah Sakit, Gulf memeriksakan kandungannya tanpa diikuti oleh Mew. Gulf merasa bersyukur kali ini karena Mew menurut padanya. Gulf yang telah selesai mengambil obat berjalan menuju parkiran, namun Gulf tiba-tiba terhenti.

Gulf melihat Mew sedang bertemu dengan Art di Parkiran Rumah sakit, Art sedang mengantarkan Ploy yang sedang hamil untuk mengecek kandungannya. Art yang melihat Mew yang bersandar pada mobilnya lalu menyapa Mew.

"Phi Mew!!!"

"Ar.. Art?"

"Kenapa kau ke Rumah Sakit? Apakah kau sakit?"

"Ti.. tidak."

"Lalu siapa yang kau tunggu?"

"Te.. temanku."

"Teman katanya?" Batin Gulf

"Kenapa kau menunggunya disini Phi? Dia sakit apa?"

"Aku hanya menemaninya Medical Check Up dan aku disuruh menunggu disini."

"Akhhhh.. begitu rupanya..."

Art lalu memeluk Mew secara tiba-tiba, Mew tersentak kaget dengan apa yang dilakukan Art. Gulf yang melihat hal itu menggenggam kuat tangannya dan mencoba mengendalikan emosinya.

"Terima kasih Phi!!!"

"Untuk apa?"

"Untuk tidak mengambil seluruh investasimu di galeriku."

"Bisnis tetaplah bisnis Art, aku tak bisa mencampur aduk bisnis dan masalah pribadi. Itu bukan prinsipku dan kau tau itu."

"Maafkan aku karena telah meninggalkanmu Phi..."

"Tidak apa apa."

"Semoga kau mendapatkan yang lebih baik daripada aku."

Art melepas pelukannya dan mencium pipi Mew lalu menjauhkan tubuhnya dari Mew, seseorang yang melihat dari balik tembok hanya bisa menangis.

"Apakah cintaku jatuh pada orang yang benar Tuhan?" Batin Gulf

Gulf yang melihat hal itu hanya terpaku diam dan malah bersembunyi. Gulf mengusap air matanya dan menghampiri Mew setelah melihat Art pergi. Gulf mengajak Mew pulang, sesampainya mereka di parkiran apartemen Mew mengusap paha Gulf.

"Phi!!!"

"Kumohon Gulf, satu kali saja kita melakukannya disini na???"

"Baiklah..." Kata Gulf sambil mengangguk.

Gulf dan Mew kini telah berada di tempat duduk penumpang bagian belakang mobil dengan posisi Gulf berada di pangkuan Mew, milik Mew langsung memasuki lubang Gulf dan Gulf menggerakkan tubuhnya dengan perlahan.

"Ssshhhhhh...."

Mew menciumi bibir Gulf lalu melumatnya dengan penuh nafsu, Mew juga menjelajahi leher Gulf dan memberikannya beberapa tanda di beberapa daerah ceruk leher Gulf. Setelah melakukan itu, Mew dan Gulf akhirnya masuk kedalam apartemen mereka. Gulf langsung masuk kedalam kamar dan mengemas pakaiannya kedalam koper.

"Gulf, mengapa kau memasukkan baju-bajumu ke dalam koper?"

"Sepertinya aku memang harus pergi Phi!!"

"Kemana kau mau pergi Gulf?"

"Menjauh darimu!!!"

"Ke.. kenapa kau harus menjauh dariku Gulf?"

"Karena kau tidak mencintaiku Phi!!!
"Aku mencintaimu Gulf!!"

"Lalu mengapa kau masih melakukannya?"

"Melakukan apa maksudmu?"

"Kau habis bertemu dengan Phi Art kan?"

"Ba.. bagaimana kau bisa tau?"

"Aku melihatnya sendiri!!!"

"Apa hubungannya kepergianmu dengan Art?"

"Kau masih belum mengerti?"

"Apa yang harus ku mengerti?"

"Kau masih mencintainya kan? Makanya setelah kau bertemu dengannya kau melakukan sex denganku!!!"

"...."

"Sama seperti dulu, dulu kau melakukan ini juga kepadaku Phi!!! Aku memang bodoh, tapi aku tak ingin mati dalam kebodohanku sendiri!!!"

"Gulf!!!..." Kata Mew sambil berlutut memeluk kaki Gulf.

"Mengapa ini sangat sulit untukmu? Untuk melihat kearahku, dan melihat bagaimana usahaku mendapatkan cintamu Phi!!!!"

"Hiks... Hiks..."

"Apa aku cuma pelampiasan nafsumu huh? Aku juga punya hati Phi!!"

"Tidak Gulf Tidak, jangan katakan hal itu lagi!!!"

"Aku terkejut melihatmu dan Phi Art, Apa kau mau tau berapa banyak aku terluka karenamu setelah mendengarmu hanya menganggapku sebagai teman?"

"Gulf.. Hiks... Hiks... Aku tak pernah bermaksud seperti itu!!!"

"Hatiku telah terluka Phi dan lukanya kini terlalu dalam, aku takut jika terlalu lama denganmu hatiku akan membusuk dan tak dapat digunakan lagi."

"Gulf!!! Hiks... Hiks..."

"Lepaskan aku!!!" Gulf memaksa Mew melepaskan pelukannya.

Gulf lalu pergi meninggalkan Mew sendirian dalam keadaan yang bingung, dia memang tak pernah menyangkal bahwa kehadiran Art hari ini membuat perasaannya kembali bimbang karena disatu sisi dia masih ragu mencintai Gulf atau tidak dan bayangan Art yang terkadang mengusik kewarasan otaknya kini datang mengusiknya kembali.

Destiny (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang