E17

2.6K 295 16
                                    

Jangan lupa Vote dan Comment ya..
Terima kasih... 😁😘😘



Hana telah kembali masuk ke tempat penitipan anak, Hana melihat Jenny yang sekarang memiliki banyak teman dan itu membuatnya malah bersyukur karena Jenny tak akan lagi mengganggunya.

"Kau iri dengannya?" Tanya Nat

"Untuk apa aku iri? Aku malah bersyukur karena dia tak akan menggangguku lagi."

"Benarkah?"

"Hmm..."

"Namun sepertinya dia tak akan berhenti mengganggumu!!"

"Huh?" Hana menatap Nat dengan bingung.

"Lihatlah!! Dia menuju kearah kita saat ini dan dia akan menghampirimu sekarang!!"

"Huft..." Hana hanya mengehela nafas dengan kasar ketika Jenny benar-benar mendatanginya.
Jenny memberikan sebungkus kue kepadanya.

"Apa ini?" Tanya Hana

"Itu kue buatan ibuku, kau tak punya ibu jadi kuberikan itu untukmu."
Hana hanya melihat kue yang diletakkan dimejanya dengan tatapan datar yang tak dapat diartikan.

"Aku kasihan padamu karena tak memiliki ibu."

"Tapi sepertinya kau tak perlu memberikanku ini."

"Kenapa?"

"Lihatlah!! Kau selalu berpakaian bagus dan memberikan mereka kue setiap hari untuk mendapatkan teman. Jadi sepertinya kaulah yang pantas dikasihani bukannya aku."

Semua anak-anak menatap Hana dengan tatapan tak percaya karena kata-katanya. Jenny yang tidak terima akhirnya pergi membawa kembali kue itu.

"Hana, kau benar-benar keren karena mengatakan itu kepada Jenny." Ucap Nat

"Kata siapa aku tak punya ibu, Aku punya ibu kok!!!"

"Jangan dengarkan dia, dia hanya iri denganmu."

"Kenapa dia harus iri padaku? Aku tak pernah memamerkan apapun padanya."

"Entahlah, namanya juga iri."

Waktu telah berlalu, Gulf dan Mew datang menjemput Hana di tempat penitipan anak itu. Hana yang tau mobil Dadanya datang, dia langsung masuk ke mobil itu. Gulf kembali melihat anaknya cemberut dan kesal.

"Apa yang terjadi di tempat penitipan hari ini sayang?" Tanya Gulf

"Jenny."

"Apa dia mengganggumu lagi?"

"Hmm..."

"Huftt... Apa lagi kali ini?"

"Dia mengatakan aku tak punya ibu, makanya aku pantas dikasihani."

"APA?? DIA MENGATAKAN HAL ITU?" Tanya Mew shyok.

"Hmm... Dan dia juga memamerkan kue buatan ibunya."

"Lalu?"

"Dia sepertinya membeli barang-barang baru karena teman-temanku datang mendekatinya karena penasaran."

"Padahal Papanya kemarin datang ke kantor Dada dan menemui sekretaris Dada untuk mengajukan proposal meminta Dada untuk berinvestasi di galerinya."

"Lalu kau mau Phi?"

"Masih aku pikirkan."

"Awas saja jika kau mau!!"

"Kenapa?"

"Jangan harap kau bisa tidur denganku selama sebulan!!"

"Gulf..."

"APA?"

Sesampainya dirumah, Gulf lalu membawa Hana masuk kedalam rumah. Jenny yang membuat masalah kepada Hana namun malah Gulf yang memusuhi Mew. Gulf hanya mendiami Mew selama berhari-hari.

"Apa kau terus-terusan akan seperti ini hm?"

"Seperti apa?"

"Gulf... Aku takkan menerima proposal itu."

"Benarkah?" Gulf mulai tersenyum kembali kepada Mew.

"Hmm... Setelah aku pikir-pikir, investasi itu tidak terlalu menguntungkan saat ini."

"Akkhhhh terima kasih sayangku." Kata Gulf sambil memeluk Mew.

"Jadi, apakah nanti malam aku boleh meminta jatah ku?"

"Tentu saja boleh." Kata Gulf yang semakin merekatkan pelukannya.

Hari telah menjelang malam, Gulf telah menidurkan putri kecilnya Hana. Gulf lalu memasuki kamarnya, yang telah harum dengan aroma terapi. Mew menghampiri Gulf yang akan menutup pintu kamar itu.

"Kenapa kau begitu romantis malam ini hhmmmppp..."

Mew lalu mencium bibir Gulf dan melumatnya. Mew melepaskan ciumannya saat Gulf memukul dadanya dengan pelan dan langsung bernafas dengan kasar.

"Aku romantis hanya untuk orang yang spesial untukku." Kata Mew

"Kau ini hanya merayuku saja kan!!"

"Kau memang seseorang spesial untukku!!"

"Iya.. iya aku percaya."

Mew mengangkat kedua kaki Gulf dan menggendongnya ala koala lalu menidurkannya di tempat tidur dengan pelan. Mew membuka celana dan baju milik Gulf dan juga miliknya. Mew mulai menciumi dan menjilati serta menggigit ceruk leher milik Gulf, Gulf melenguh kegelian.

"Hhmmmppp... Ssshhhh..."

Mew lalu memasukkan jarinya kedalam lubang milik Gulf dan menggerakkannya dengan pelan.

"AGH... AHHHHH..."

Mew menggerakkannya dengan tempo pelan lalu kemudian dalam tempo yang cepat hingga Gulf mengeluarkan cairan spermanya.

"AHHHH... AHH..AH..Akhhh...."

Mew lalu menarik ketiga jarinya itu dan langsung memasukkan miliknya yang telah menegang.

"Ssshhh.... AHHHH....."

Mew terus menggerakkannya hingga Dia dan Gulf mencapai klimaks. Gulf dan Mew yang masih terbangun setelah percintaan mereka pun akhirnya berbincang-bincang sebelum tidur.

"Sebenarnya aku tak masalah jika kau ingin berinvestasi di galeri Phi Art Phi!!"

"Kau yakin?"

"Hmmm..."

"Tapi aku yang tidak mau."

"Auwh... Kenapa?"

"Pertama aku ingin menjaga perasaanmu, Kedua aku tak suka anaknya yang memperlakukan Hana dengan buruk, dan Ketiga investasi ini tidak terlalu menguntungkan.

"Ini tak seperti dirimu yang dulu Phi!!"

"Ada apa dengan diriku yang sekarang hm?"

"Kau takkan mencampurkan urusan pribadi dan bisnis."

"Itu jika hanya menyangkut aku dan Art, namun sekarang aku memiliki kalian. Aku juga tidak terima jika kalian disakiti."

"Akkhhh... Aku terharu mendengarnya. Aku menyayangimu."

"Aku juga."

Destiny (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang