Notes:
Di part ini akan ada banyak kata-kata kasar dan sedikit adegan vulgar. Dimohon kepada teman-teman untuk bijak dan tidak meniru adegan atau kata-kata tersebut.Saat ini jam di dinding kamar Mona sudah menunjukkan pukul 3 sore, berarti sudah hampir 12 jam gadis itu tertidur setelah menangis semalaman. Mata cantiknya kini nampak sangat bengkak dan hampir tidak bisa dibuka karena terlalu banyak menangis dan tidur akibat kesedihannya. Di dalam cermin, ia menyadari betapa kacau penampilannya setelah beberapa hari berpisah dari Julian.
Gadis itu menghela nafas panjang sebelum mengecek notifikasi ponselnya satu persatu, berharap ada pesan masuk dari pria yang sudah resmi menjadi mantan kekasihnya itu. Namun sayang, sama sekali tak ada kabar yang di dapat baik dari Julian langsung ataupun teman-teman mereka berdua.
"Mbok, mas Jo udah pulang?" Tanya Mona dengan suara serak bahkan hampir habis itu.
"Sudah mbak tadi jam 10 pagi, sekarang masih tidur kayaknya. Mbak Mona apa ndak kerja?"
"Bolos, mbok. Nggak enak badan aku." Mona berbohong pada asisten rumah tangganya itu.
"Mbak Mona mau makan?"
Mona menggeleng pelan, "Mbok, kalau mas Jo udah bangun, suruh bangunin aku, ya."
"Iya, mbak. Nanti tak bilangin." Wanita paruh baya itu mengangguk pelan.
Sebetulnya ia ingin sekali bercerita pada Joshua tentang masalahnya sekarang juga. Namun karena sang kakak baru saja pulang dari luar kota, ia tak berani membangunkannya. Apalagi Joshua menyetir sendirian, pasti ia sangat lelah dan mengantuk sekarang. Dia juga bisa saja menghubungi Ayu atau Selena, namun ia sedang tidak ingin berkomunikasi dengan orang-orang yang juga berhubungan denga Julian. Jadi Mona lebih memilih untuk mencoba menghubungi Tari yang merupakan sepupunya.
Setelah beberapa kali menghubungi Tari via pesan singkat, Mona baru menyadari, kalau Tari sekarang sedang tidak berada di Indonesia. Dia berada di California untuk mengikuti sebuah lomba paduan suara, jadi mungkin ia tak akan bisa membalas pesannya dengan cepat. Dan pada akhirnya, gadis itu hanya bisa kembali termenung di dalam kamarnya sambil menatap langit-langit kosong yang membuatnya kembali teringat pada Julian.
Jujur saja, ia menyesal karena terlalu emosi tadi malam dan memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Julian. Rasanya perjuangan mereka selama ini akan menjadi percuma karena ia bisa begitu saja dengan mudahnya mengatakan putus.
"Ah, aku kenapa jadi cengeng begini, sih?!" Mona bermonolog dengan dirinya sendiri sambil menangisi keputusan bodohnya.
Dari luar, tiba-tiba saja suara ketukkan pintu terdengar, "Mbak Mona... Ada tamu, mbak."
Gadis itu terburu-buru menghapus air matanya, "Siapa, mbok?"
"Mas Jonathan, mbak."
Mona menghela nafas berat dan merapikan wajahnya sebelum menemui pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Leaves In December Night [FINISH]
FanfictionHari ini malam bulan Desember. Tak ada hujan malam ini, hanya angin yang berhembus lembut dan menggugurkan daun-daun kering di atas pundakmu. Pundak tempatku bercerita, tentang mimpi-mimpi kita. Namun aku tak tahu, apakah mimpimu masih sama dengank...