▪︎18

252 26 3
                                    

Hanya ada satu kata untuk cuaca sepanjang hari ini, sempurna. Langit Jakarta sore ini tampak cukup cerah untuk ukuran pertengahan musim hujan yang melanda Indonesia sejak awal bulan ini. Tak ada hujan yang jatuh sejak pagi tadi hingga sore menjelang malam ini. Hanya ada sekelebat angin sepoi-sepoi yang berhembus lembut sesekali menyapa warga ibukota. Sungguh cuaca yang sudah lama sekali diidam-idamkan.

"Hai!" Julian menyapa seorang gadis yang baru saja keluar dari gedung kantornya itu.

"Hai! Maaf ya, lama nunggunya..." Ucap sang gadis dengan sedikit canggung sambil memakai sabuk pengaman di kursi penumpang.

"Nggak kok, aku juga baru dateng ini." Pria itu tersenyum kecil sambil menatap gadis di sebelahnya dengan seksama.

"Makasih ya, dan maaf udah mau aku repotin." Lirih sang gadis

"Repot kenapa, sih? Aku kan mau nengokin mas Jo juga." Jawab Julian sembari melajukan mobilnya dengan tenang.

"Kamu ngomong-ngomong tau dari mana mas Jo kena tipes? Aku kan nggak cerita." Mona mengernyit heran menatap mantan kekasihnya itu.

"Ya, aku kan masih sering chat-chatan sama mas Jo. Sama mas Elo juga kadang."

"Hah? Kamu chat sama mas El? Sejak kapan?" Mona semakin heran dengan pengakuan Julian itu.

"Udah lama, kok." Julian tersenyum kecil melirik Mona.

"Kamu sama.. mas El... baikan?" Tanya gadis itu ragu.

"Memang kita pernah berantem?" Ledek pria itu.

Mona yang masih tak paham hanya bisa menggeleng keheranan.

Setelah menghabiskan waktu sekitar 30 menit perjalanan ditambah dengan kemacetan di beberapa titik, Mona dan Julian akhirnya sampai juga di salah satu rumah sakit swasta yang berjarak tak begitu jauh dari rumah Mona. Karena tak ingin membuang lebih banyak waktu, keduanya pun segera menuju ke salah satu ruang rawat inap VIP di rumah sakit tersebut.

"Ma, pa..." Sapa Mona mengintip sang ibu dan kakak yang sedang asik mengobrol ruangan tersebut.

"Hey! Udah pulang to, dek? Masuk, sini!" Panggil sang Ibu sambil mengupas jeruk untuk anak tengahnya.

"Ma, pa, ini... ada Bang Ian." Ucap gadis itu ragu namum berhasil membuat seisi ruangan menoleh ke arahnya.

"Permisi, tante, om." Sapa Julian sopan.

"Eh, Ian! Sini-sini, masuk!" Ayah Mona tampak bersemangat melihat mantan calon menantunya itu.

"Om sama tante gimana kabarnya? Sehat?" Julian memeluk mereka berdua bergantian.

"Sehat, sehat! Kamu gimana? Lama yo, nggak ketemu Ian, pa?" Wanita paruh baya itu memberi kode pada suaminya.

"Baik kok, tante. Mas Jo, gimana? Udah enakan?" Julian bertanya pada pria yang terbaring santai di stas ranjang rumah sakit itu.

"Ya, udah lumayan, lah. Paling besok apa lusa udah balik." Jawab Joshua santai.

"Syukurlah kalau gitu." Julian tersenyum kecil.

"Ini tadi kalian emang sengaja barengan apa gimana?" Joshua mulai mencoba memanas-manasi kedua mantan pasangan itu.

"Oh... adek sama Ian udah―"

Sebelum sang ibu selesai berbicara, Mona dengan sedikit kurang ajar memotong kata-kata beliau, "Ya, sekalian bareng aja tadi. Daripada aku naik bus, kan lama..."

"Kirain mama..." Kekeh beliau pelan sambil mempersilahkan 'tamu agung' itu duduk.

"Oh iya, ini pada udah makan belum? Papa suruh mas El bawain makanan, ya?" Tanya kepala keluarga Yusuf itu.

Falling Leaves In December Night [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang