Hujan deras turun dari langit kota Jakarta sepanjang hari ini. Udara dingin serta angin yang cukup kencang pun melengkapi suasana musim hujan yang mulai masuk ke Indonesia sejak awal bulan ini. Beberapa jalanan bahkan sempat terdapat genangan air karena curah hujan yang cukup tinggi. Dan kini warga Jakarta hanya bisa berharap agar kota mereka tercinta tak lagi banjir karena mendapat kiriman air dari daerah sekitarnya.
"Yuk, mbak!" Ajak Winnie yang sudah selesai berdandan di toilet salah satu kantor stasiun televisi swasta.
"Win, lo bawa pembalut nggak? Gue kayaknya lagi 'dapet' deh." Ucap Mona yang baru saja keluar dari dalam salah satu bilik toilet.
"Hah?! Yang bener, mbak? Gue nggak bawa lagi, nih. Sekarang soalnya udah pake menstrual cup." Jawab Winnie yang turut panik melihat seniornya itu.
"Gue pinjem kunci mobil lo, deh. Gue bawa, sih. Tapi ada di tas yang gue tinggal di mobil tadi." Ucap Mona setenang mungkin.
"Nggak mau gue ambilin aja, mbak?" Tawar gadis itu.
"Jangan, Win. Lo siapin aja buat presentasi di atas, jaga-jaga kalau sampai gue telat masuk. Nggak enak nih kalo telat, stasiun TV top tier." Perintah Mona pada Winnie.
"Ya udah, mbak. Cepetan, ya. Gue deg-degan, ini." Ucap Winnie seraya menyerahkan kunci mobilnya.
Setelah Mona mendapatkan apa yang dicari-carinya, gadis itu bergegas menuju toilet di lantai dasar untuk 'mengamankan' dirinya. Dirasa sudah selesai, gadis itu segera bersiap menuju lantai atas dengan menggunakan lift yang kebetulan sedang berhenti di lantai itu. Namun saat berada dekat, pintu lift itu hampir saja tertutup sehingga membuat Mona harus meminta orang di dalam untuk menekan tombol hold.
"Mas! Tunggu bentar!"
Untunglah salah satu penumpang lift itu dengan cekatan dapat menahan tombol hold tersebut sampai Mona masuk.
"Makasih ya, mas." Mona membungkuk pada pria tersebut.
"Sam― Mona?!" Suara tak asing yang menyapa telinga Mona membuatnya segera menaikkan pandangannya.
"Bang... Ian..." Lirih gadis itu pelan.
Suasana canggung di antara dua orang mantan pasangan itu tentu tidak dapat dihindarkan lagi karena ini adalah kali pertama mereka bertemu secara langsung semenjak keduanya memutuskan untuk berpisah hampir satu tahun lalu. Otak keduanya kini bahkan tak bisa bekerja dengan baik untuk memikirkan bagaimana caranya mereka yang sudah saling tak berkomunikasi bisa bertemu di satu gedung yang cukup jauh dari tempat kerja mereka masing-masing.
"Mas, mbak, misi!" Pria lain di dalam lift itu memecah suasana hening dengan menekan tombol lift.
"Oh iya, mas. Maaf." Mona mundur ke belakang Julian untuk memberi ruang pada pria itu.
"Lantai.. berapa?" Tanya Julian kikuk pada gadis itu.
"Delapan."
Julian dengan sigap menekan tombol angka delapan, lantai tujuan Mona.
"Thank you..." Ucap Mona tak kalah gugupnya.
"Kamu.. mau kemana?" Julian melirik ragu ke arah gadis itu.
"Ada meeting. Kamu..sendiri?"
"Aku mau ketemu produser. Kamu sendirian?"
"Iya." Angguk Mona.
Setelah obrolan singkat itu yang sangat canggung itu, suasana lift tersebut kembali menjadi hening hingga akhirnya mereka mencapai lantai delapan, di mana Mona harus turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Leaves In December Night [FINISH]
FanfictionHari ini malam bulan Desember. Tak ada hujan malam ini, hanya angin yang berhembus lembut dan menggugurkan daun-daun kering di atas pundakmu. Pundak tempatku bercerita, tentang mimpi-mimpi kita. Namun aku tak tahu, apakah mimpimu masih sama dengank...