Part 17 🐣

5.5K 564 120
                                    



Mood ku mulai kembali dan aku juga mikir kalian yang menanti karya ku 😊

Dan hola!! Aku update juga kan 😂😂 maaf kalau kurang panjang 🙏
Lu tarik aja biar panjang 😂

Jangan Lupa 3 hal

1. Protokol kesehatan covid

2. Jangan minta update cepet !

3. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR NYA !!

Patuhi 3 hal di atas, kalau ngga! Jangan baca ff aku lagi !! 😊😊👍

.
.




.
.














Part 17


Sekarang di kediaman manoban, lebih tepatnya kediaman Lisa dan ke empat calon istrinya.

Mereka semua kini sedang berkumpul di ruang tamu, lebih tepatnya Irene dan Jihyo yang sedang menyidang para tersangka dari tragedi mengejutkan yang mereka lihat tadi sore hari tadi, dan malam ini, di ruang tamu, Irene dan Jihyo yang duduk di depan empat orang yang duduk di depannya dengan tatapan setajam silet dan tangan yang di lipat di bawah dadanya.

Posisi

Irene dan Jihyo

Meja

Joy, Lisa, Rose dan Jennie

Dimana Irene dan Jihyo masih dengan tatapan tajamnya, Joy yang duduk diam masih menatap tajam siap menerkam pada jennie yang duduk dengan santai sesekali memutar matanya malas karena tatapan Joy, dan Rose hanya diam menanti apa yang akan dikatakan Irene dan Jihyo dengan sesekali menatap jennie tajam meski tidak jarang berdoa pada Tuhan agar menahannya dari niat mencakar wajah cantik jennie.

Tapi di balik itu ada seseorang yang merasa tertekan dan merasa serba salah, ibarat nya maju mundur kena lah, kalian pasti sudah tau siapa, ya siapa lagi kalau bukan papah muda Lisa Manoban, dia hanya diam di tengah-tengah kelima calon istri nya yang siap kapan saja berperang, untuk saja saat keadaan seperti ini bukan berada di Indonesia, coba saja kalian bayangkan, kalau atmosfer seperti ini di Indonesia ? Tiba-tiba ada tukang pisau keliling ?! Pasti mereka akan memborong daganga tukang itu, dan siapakah yang akan terancam ? Ya jelas Lisa sang calon suami yang menjadi rebutan mereka.

"Jadi siapa di antara kalian yang akan menjelaskan semua kejadian yang kami lihat tadi sore? Karena aku yakin pelakunya pasti bukan calon suami ku!" Ucap Jihyo yang duduk tenang di samping Irene, meskipun mereka sama-sama marah tapi jujur jihyo tidak berani melihat ke samping nya tempat Irene duduk, karena marahnya Irene lebih menakutkan dan lebih kejam dibandingkan Ibu kota

yang dia lakukan sekarang terus menatap para tersangka seperti siap menelannya bulat-bulat.

Tapi seperti hanya semilir angin, ucapan jihyo tidak ada yang berniat menjawab ucapan jihyo, bahkan mungkin lebih ke tidak perduli, karena ketiga wanita di depannya hanya diam saling melemparkan tatapan tajam, lupakan keberadaan Lisa, karena papah muda itu lebih terlihat seperti anak umur 5 tahun yang sedang di buli oleh teman-teman barunya, melas.

"Cepat katakan" ucap Irene tenang tapi tidak ada di antara mereka yang menggubrisnya

BRAKK!!
(Irene tiba-tiba menggebrak meja, dan membuat semua yang ada di situ terperanjat kaget, langsung menatap pada Irene yang sudah berdiri dengan tatapan menusuk)

BRAKK!!(Irene tiba-tiba menggebrak meja, dan membuat semua yang ada di situ terperanjat kaget, langsung menatap pada Irene yang sudah berdiri dengan tatapan menusuk)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm Not Your Daddy 🐣 (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang