CHAPTER 12: Hari Bersamanya

20 2 3
                                    

Dheeandra POV

Hari ini adalah hari yang benar-benar melelahkan. Aku harus mengurus banyak hal sendirian. Mulai dari mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, karena Mbok Min sedang pulang kampung untuk menjenguk anaknya yang sedang sakit. Belum lagi tugas kuliah yang menumpuk, membuatku pusing dan rasanya membuatku frustrasi.

Aku harus mengerjakan semuanya sendirian, sejak perginya Mbok Min. Rasanya berada di rumah sebesar ini sendirian, benar-benar sepi dan hampa. Kadang, aku rindu dengan Mas Andra yang sibuk dengan pekerjaannya. Aku juga rindu dengan mami dan papi yang sudah kembali pergi ke luat kota untuk menjalankan urusan bisnisnya. Aku juga rindu dengan Mbok Min yang biasanya selalu merawat dan menemaniku di rumah, disaat yang lain sibuk dengan urusannya masing-masing.

Namun, aku tidak boleh mengeluh, walau rasanya benar-benar kosong. Mbok Min selalu mengajarkanku jika sesuatu yang tak berjalan seperti apa yang diinginkan, itu artinya Tuhan selalu mempersiapkan sesuatu yang lebih indah.
.
.
.

Sore hari, setelah aku mengerjakan tugasku yang super banyak itu, aku segera mandi dan bersiap untuk berjalan-jalan sebentar.

Aku pergi menuju taman, tempat yang selalu ku jadikan tempat favoritku untuk meluangkan waktu. Karena ditempat itu lah, aku dapat melihat Senja dan bertemu dengannya.

Sudah beberapa bulan aku mengenalnya, dan selama itu pun aku jatuh cinta sendirian padanya. Aku pernah menjadi seorang yang bodoh karena menyatakan perasaanku padanya, namun tak pernah dibalas sedikit pun.

"Senja. . ." ucapku.

Ia menoleh ke arahku sambil melambaikan tangannya. Aku tersenyum padanya dari jarak jauh. Melihatnya bermain basket, terkadang membuatku senyum sendiri. Ia terlihat cool saat membawa bola, apalagi saat ia mencetak point untuk timnya.

Setelah selesai bermain, aku langsung menemuinya dan memberinya minuman.

"Nih" ucapku.

"Thanks" jawabnya datar. Ia pun langsung meminum air yang ku berikan.

"Lo dari tadi disini?" tanyanya.

"Lumayan sih"

"Sendirian?"

"Iya. . ."

Tanpa sepatah kata pun, ia langsung saja pergi berlari.

"Dasar gak sopan!" gerutuku.

Aku kembali menuju tempat duduk dan berdiam diri sambil memainkan ponselku.
Aku menunggunya disana. Sekitar 10 menit, ia pun datang.

"Lah, lo masih disini?" tanyanya.

"Iya, kenapa?"

"Ngapain?"

"Nungguin kamu"

"Emangnya gua anak kecil, pake ditunggu segala. Pulang sana" serunya dengan nada tengilnya.

"Ih, dasar nyebelin banget sih! Aku itu nunggu kamu karna mau ketemu sama kamu tau!"

"Ini kan udah ketemu, terus kenapa gak pulang?"

Aku menjadi kesal mendengar perkataannya. Lalu, aku bergegas pergi meninggalkan lapangan tersebut.

Dengan perasaan yang marah, kesal, kecewa, aku berjalan dengan cepat meninggalkan tempat itu.

"Bisa bisanya dia ngusir aku kayak gitu!" gerutuku sambil berjalan dengan raut wajah yang kesal.

"Dheeandra awas!"

Tiba-tiba seseorang menarik tubuhku hingga terjatuh.

Aku membuka mata dan melihat Senja berada diatas tubuhku. Langsung saja, jantungku kembali berdegup dengan begitu cepat. Mataku tak berhenti menatapnya. Aku merasakan tangannya berada dibelakang kepalaku.

Senyuman SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang