Mine

3.3K 126 1
                                    

Bahkan ketika kau tak menyadari hal itu, aku menyadarinya
perhatianmu, kasih sayangmu
Aku bahkan tak merasakannya
izinkan aku egois
milikku selamanya milikku

------

"maaf sayang kali ini belum berhasil" Ucap Ali yang saat ini tengah duduk di tepi ranjang prilly. Terlihat guratan kekecewaan di wajahnya. Matanya tak beralih menatap nanar manik mata coklat itu tapi lain dengan gadis dihadapannya ia malah menyunggingkan senyum yg begitu tulus di bibir mungilnya

"Tidak apa dad, aku sudah terbiasa seperti ini" Sebisa mungkin prilly bertingkah seolah dirinya sedang baik baik saja. Dia harus terlihat kuat demi daddynya juga, karena ia tau daddynya saat ini pasti sedang sedih Dan kecewa. karena lagi lagi pendonor itu gagal mendonorkan Mata untuknya.

"Kamu selalu berpura-pura seolah semua baik baik saja, kenapa Sayang kenapa selalu begitu?" Ali tak memungkiri, ia paham betul pasti prilly sama kecewanya dengan dirinya.

"Dad, aku tidak mau melihatmu bersedih selama ini kau selalu berusaha keras untukku. itu Saja sudah cukup" Prilly mencoba menenangkan Ali

"aku tidak suka melihatmu yang selalu berpura2 begini prilly, aku ingin kamu meluapkan emosimu jika nyatanya memang kau memang ingin Marah. jangan seperti ini! Jangan menjadi gadis lemah!" Nada bicara Ali yang sedikit meninggi membuat pertahanan prilly hampir runtuh. Ia memalingkan wajahnya tak lagi menghadap ali. matanya terasa panas, namun ia harus tetap kuat. Sampai ia merasakan kedua tangan ali yang mengguncang bahunya.

"lihat daddymu ini prill lihat!! mana prillyku yang dulu yg selalu merajuk ketika hal yg dia minta tak ku Kabulkan bukan prilly yg selalu menutup dirinya ini yg aku mau!" suara bariton Ali terdengar serak di telinga prilly, membuat gadis itu memalingkan wajah untuk menatap orang yg selama ini selalu menjaganya. Manik Mata mereka bertemu dengan perasaan yang campur aduk

"apa yang sibuta ini bisa lakukan dad katakan" air Mata yang sedari tadi ia bendung akhirnya lolos dari peradabannya. "aku memang Marah, aku kecewa aku benci ketika tidak dapat melihat apapun. tapi aku lebih benci ketika melihatmu kacau begini" tangis prilly semakin pecah diiringi dengan isakan yang memilukan "aku benci diriku yang Hanya bisa menyusahkanmu!" teriaknya sembari mencoba berlalu dari hadapan Ali. Tapi sayang ketika ingin beranjak prilly malah tersandung kakinya Dan terjatuh

"lihat dad bahkan sibuta ini benar benar tak berguna! Pergi dari sini tinggalkan aku sendiriii" Ali tak menggubris teriakan prilly yang terdengar menyakitkan itu. Ia terduduk membawa gadis itu ke dekapannya, ia mengelus punggung prilly agar bisa kembali tenang.

bodoh. itulah Ali saat ini karena terlalu terbawa emosi ia sampai lupa mengendalikan diri pada prilly. harusnya ia menghibur gadis itu, harusnya ia menguatkan gadis itu. tapi apa? dirinya malah membuat gadis itu terlihat semakin menyedihkan. Ia merutuki kebodohan yang diperbuatnya.

"maafkan daddymu yang bodoh ini, yang Hanya bisa membuat putri kecilnya bersedih" prilly tetap tak bergeming hanya isakannya yang terdengar.
"Daddy janji kamu tidak akan merasakan sepi Dan gelap lagi" ia mengecup puncak kepala prilly lembut.

"pergi dari sini dad" lirih prilly setelah itu ali merasakan tubuh prilly yang melemas dalam pelukannya. Ali melihat prilly yang tak sadarkan diri beberapa kali ia menepuk nepuk pipi prilly untuk memancing kesadarannya. Tapi nihil prilly tetap tak sadarkan diri. dengan cepat ia mengangkat tubuh prilly ke ranjangnya.

My Daddy is My Husband (On hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang