Engagement

2.5K 128 6
                                    

Alunan lagu Tak bisa Bersama, mengalun merdu memenuhi heningnya perasaan gadis bermata hazel itu. Peperangan batinnya masih saja berlanjut sampai saat ini. Matanya menatap fokus pada layar ponselnya yang menampakkan video clip dua orang yang tak bisa bersatu karena perbedaan keyakinan

Prilly mengalihkan fokusnya, ia memilih beralih merebahkan tubuhnya yang lelah karena terlalu keras berfikir. mulutnya selalu mencoba meyakinkan kalau dirinya sudah ikhlas, tapi apa daya Hati tak bisa dibohongi.

Semua terjadi karena keadaan, Jujur saja Hati Prilly lebih ngilu saat melihat Ali nampak kacau begitu. Bagaimanapun meski Ali sudah terlampau jauh melukainya, Ali tetaplah orang yg selalu membahagiakan dirinya di saat ia berada di titik terendah.

Jadi mau bagaimana lagi memaafkan kesalahannya mungkin sudah cukup membuatnya lebih sadar. Tuhan saja Maha pemaaf, kenapa kita sebagai hambanya harus sok sulit memberikan maaf?

Dan dirinya juga tak mau egois, dengan memaksakan keinginannya. Apalagi setelah menonton video clip dari lagu yang diputarnya lebih dari 10 kali tadi, banyak makna tersurat disana.
Prilly melenguhkan nafasnya berat

"yang sama sama punya perasaan aja masih bisa dipisahkan, apa kabar gue sama dia yang beda perasaan" gumamnya lirih. prilly mencoba memejamkan matanya agar bisa tertidur. Siapa tau tidur bisa membuat perang dingin antara batin dan otaknya segera mereda.

Tapi naas belum lama ia mencoba untuk terlelap, terdengar ketukan beberapa kali dari ambang pintu kamarnya membuat dirinya mendesah dan mengumpat dalam Hati

"qui?" teriak prilly dari dalam kamarnya

"om ganteng" sahut orang diluar sana. Prilly berdecak sebal lalu dengan langkah malas ia beranjak membuka pintu untuk om bawelnya yang satu ini. Prilly memandang malas Nicko yang nampak menyengir kuda tanpa dosa

"om nyebelin.. aku mau tidur juga digangguin iiih" sungut prilly dengan wajah ditekuknya

"om kan kangen, kemarin seharian gabisa nemenin kamu males malesan dirumah" sahut om Nicko enteng "lagian ngapain sih jam segini tidur, dan itu kenapa muka kusut banget kaya Baju belom di setrika sebulan" ledek Nicko
Prilly hanya mengerucutkan bibirnya lalu kembali mendaratkan tubuhnya diranjang.

Nicko yang tau mood anak gadis ini sedang tidak baik, ikut turut duduk ditepi ranjang prilly.
Prilly masih diam tak bersuara, membuat Nicko terasa diabaikan

"Est-ce que tu vas bien?"
(apakah kamu baik baik saja?)

"Je pense que non. je ne me sens pas de bonne humeur"
(saya rasa tidak, suasana hati saya sedang tidak baik)

"c'est parce que ton papa non?"
(itu karena daddymu kan?)

"S'il vous plaît my pumpkin. Je ne suis pas d'humeur à expliquer ça"

"aku tau sweetheart om hanya ingin bertanya, apakah kamu mengizinkan om datang ke pertunangan Ali dan Alecya"

"datang saja om, biar daddy Ali seneng. lagian daddy kan cuma punya om Nicko" jawab prilly datar.

"kamu serius?" Nicko memandang wajah Prilly, gadis itu mengangguk

"oke kita datang bersama. jangan lupa hubungi Fano ajak dia juga"

"aku gamau om, prilly harus belajaar" tolak prilly

"ini bukan penawaran cutie pie jadi gaada penolakan. bersiaplah biar om saja yang menghubungi fano" Nicko beranjak meninggalkan kamar prilly, dengan menutup kedua telinganya karena gadis manisnya itu sedang mengomel saat ini

Prilly mendengus memperhatikan bayangan wajahnya yang terpantul dari kaca rias dihadapannya. "kesel sama om Nicko ngapain sih aku harus ikut. tadi aja ketemu bentar dah mau meninggoy rasanya hikss.." Prilly menggerutu mendramatisir keadaannya

My Daddy is My Husband (On hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang