Hidup itu ibarat sebuah perjalanan. Kadang berkelok, kadang lurus, kadang juga nanjak..
Dan Pasti Ada aja kerikil atau jalan berlubang yang kita lewati..
ya begitu juga hidup..
kita pasti sering berharap,
jalan hidup kita itu selalu lurus mulus tanpa Adanya masalah Iya kan? tapi sepertinya itu ga mungkin.
Karena masalah sudah termasuk ke dalam bumbu kehidupan..
Tapi percaya aja di balik semua masalah pasti Ada hikmahnya, Cukup di jalani dan disyukuri
Semoga selalu sehat dan berbahagia untuk kalian semua yang membaca ini❤________________
"Bonjour Paris" Gadis itu duduk termenung memperhatikan langit Paris yang begitu cerah pagi ini.
sayangnya cuaca hari ini berlawanan dengan suasana Hatinya, hatinya yang sedang mendung sedang tidak bisa menikmati hangatnya terik matahari yang menerpa permukaan kulitnya"Bonjour Nona Manis" suara seorang Pria yang berada dibelakangnya membuat ia sedikit tersentak.
Pria itu menyodorkan sebucket bunga di hadapannya sedangkan tubuhnya ada di belakang prilly. Mata prilly berbinar dan Ada seulas senyum di bibir mungilnya. Dia menoleh ke belakang mendapati fano yang tengah tersenyum menyambutnya. Prilly mengambil bucket itu dari tangan fano.
"Boleh duduk?" Prilly mengangguk lalu mempersilahkan fano untuk duduk disampingnya.
"kamu masih sedih?" Tanya fano
"ngga kok fan udah biasa aja" Prilly tak melepas pandangannya dari bucket yang Ada di genggamannya. Dia tersenyum mengingat Ali yang dulu selalu memberikannya bucket saat dirinya masih buta. Tatapannya berubah sendu, jujur ia masih tak bisa membohongi perasaannya yg masih terbungkus utuh untuk Ali.
"kok diem aja sih, biasanya aja bawel banget" fano menoel pipi prilly. Prilly menatap fano sekilas lalu memilih menyandarkan kepalanya di bahu fano
"aku gatau kenapa aku bisa se sedih ini, aku udah ikhlas tapi aku ga rela" suara prilly terdengar lirih dan penuh sesak. fano dapat merasakan kesedihan gadis itu, fano sudah tau semua tentang masalalu prilly. sebelum dirinya dan Prilly sedekat ini, Prilly lebih dulu menceritakan masalalunya pada Fano.
Bukan maksud untuk menceritakan aib sendiri, tapi prilly tak mau jika nantinya fano menyesal karena pernah mengenalnya. Tapi fano berbeda dia lelaki yg baik, bahkan ketika prilly juga tak bisa berjanji untuk membalas perasaan fano, fano mengatakan tak masalah tentang hal itu
"sekarang gini, aku sebagai orang yg deket sama kamu saat ini pastinya ga bakal rela ngebiarin kamu disakitin lagi sama orang itu" fano menarik nafas sejenak sebelum melanjutkan ucapannya "kamu terlalu baik prill, untuk terus ngerasa sedih kaya gini. kamu udah janji kan gabakal sedih dan nangis lagi. aku ga suka liat air Mata kamu" Prilly masih diam tak bergeming. fano takut prilly Akan nekat menyakiti dirinya lagi seperti yang pernah diceritakan Nicko.
"daripada kamu nangis mending sini, gigitin atau pukulin aku ajaa. fano ikhlas kok demi dedek piyii" nada suara fano dirubah seimut mungkin. Prilly menegakkan tubuhnya, Dia sedikit tertawa mendengar candaan fano kedua telapak tangannya menghapus air Mata yang membasahi wajahnya
"aku gamau gigitin fano ahh pahit dagingnya alot aku mau ice cream ajaa yaa.. boleh kan" Prilly menatap fano penuh harap dengan puppy eyesnya
"kok ice cream sih, ntar Kalo demam lagi gimana yang lainnya aja deh ya?" Tawar fano
Prilly menggeleng "pokoknya mau ice cream titik gabisa ditawar!" Prilly mengerucutkan bibirnya
"oke bentar aku mikir dulu"
"ko pake mikir segala sih.. ayo mumpung lagi panas nih" Prilly menarik2 lengan tangan fano
"jadi udah ga mendung lagi nih" fano memainkan alisnya naik turun untuk menggoda prilly
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy is My Husband (On hold)
RomantizmCast - Aliavnand Ferald Diego Fiergano - Sisilvana Prilly Thjotson - Clarissa Jay Vellan - Nicko Ferald Alvaro - Gritte Meyralda Fanders - Justin Albert - Renald Anandio Alvaro - Alecya Rebells