Feeling?

4.9K 139 1
                                    

"hiksss.. hikss"

Seruan isakan itu mengusik tidur lelap Ali. sembari memegangi pelipisnya yang sedikit pening itu ia mengerjapkan mata mengedarkan pandangannya ke seseorang di sebelahnya.

Ali mendapati gadis yang membuat perasaannya terombang ambing semalam, kini tengah duduk meringkuk dengan terisak.

"hei kamu kenapa?" dengan suara beratnya ia bangun Dan menatap gadis itu

"hikss.. hikss.. dasar monster! apa yang udah lo lakuin sama gue" suaranya terdengar parau di selingi dengan isakan tangisnya

Ali mendekat ke samping gadis itu sembari menatap wajahnya lekat "lo gak inget sama yang terjadi semalem?"

Prilly Hanya menggelengkan kepalanya dengan tatapan tak percaya menatap lelaki itu

'PLAAAKK'

Tamparan keras itu mendarat mulus di pipi Ali.
Ali membulatkan matanya, tangannya sibuk memegangi pipinya yang memanas.
"Lo apa apaan sih, gila ya lo ck! harusnya gue gaperlu peduli sama orang gatau Terimakasih kayak lo" emosi Ali tersulut kembali karena perlakuan prilly. belum hilang rasa perih yang ia tahan di bibirnya, kini pipinya menjadi sasaran lagi atas ketidaksalahannya.

Ali segera beranjak pergi tak mengindahkan omelan prilly selanjutnya. ia menutup daun pintu kamarnya dengan keras yang membuat prilly tertegun menghentikan ocehannya.

Prilly mengingat kembali hal apa yang menimpanya kemarin, tapi nihil. kejadian terakhir yang Ada di ingatannya hanyalah saat ia merasakan mual dan pusing

"Kalo si licik itu ga ngapa2in gue kenapa gue bisa telanjang begini" kepalanya masih sedikit pusing untuk memutar ingatannya lagi

--------

Ali sekarang berada di sebuah gedung yang menjulang tinggi. Ia berjalan cepat menuju lift untuk segera naik ke apartmentnya.
Hari ini ia memutuskan untuk tidak bekerja, karena wajahnya hari ini tampak terlalu kacau untuk menemui banyak orang. jadi ia meminta sekertarisnya untuk menghandle kerjaannya.

Setelah sampai di kamar 15D ia segera meneken password apartnya itu Dan masuk dengan terburu.

Ali membanting tubuhnya di sofa dengan kasar, moodnya Hari ini Benar2 di kacau Kan lagi oleh gadis itu. Peduli Ali terhadapnya Benar2 tak Ada apanya, gadis itu terus Saja berfikiran negatif tentang Ali.

Prilly adalah Satu satunya gadis yang mampu membuat Ali berada di situasi cemas Dan jengkel secara bersaamaan.
Sedetik gadis itu bisa membuatnya begitu sayang padanya, tetapi sedetik berikutnya gadis itu juga bisa membuatnya ingin memangsanya.

Ali menatap layar ponselnya yang menyala.
terdapat Nama 'Clarissa' yang terpampang disana.

"Hallo"

"Morning Hon, lagi apa?"

"istirahat di apart"

"loh kok di apart, emang ada yang terjadi dirumah? kamu baik baik aja Kan sama prilly"

"all is well" Ali menahan dirinya untuk tidak bercerita pada clarissa

"syukurlah, aku lusa landing malem kamu bisa jemput aku ga?"

"dengan senang hati"

"thank you hon, yaudah Kalo gitu abis ini aku Ada meeting kamu jaga diri baik baik ya, please banget yang akur ya Sama prilly. I love you Hon"

"love you too"
Clarissa mengakhiri panggilannya di telefon.

Ali tersenyum masam dengan permintaan freak Clarissa. Putri tidak tau terimakasihnya itu mana bisa diajak akur.
Ali benci dengan fikirannya tentang gadis itu, ia memilih merebahkan dirinya di kamar dan mengistirahatkan tubuh kacaunya.

My Daddy is My Husband (On hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang