Tragedy

5.8K 143 3
                                    

Sebuah lamborghini berwarna putih melaju dengan kecepatan tinggi membelah hiruk pikuk jalanan Ibukota Jakarta pagi ini.
akhirnya dengan segala tipu daya prilly berhasil mengendarai mobil yang diberikan daddynya semalam, padahal Ali sudah berpesan padanya kalau ia bebas memilih mobil manapun tapi tak boleh mengendarainya sendiri, karena usianya yang belum memenuhi syarat.

Tapi bagi prilly tak afdol jika tidak mencoba sensasi menyetir mobil barunya sendiri.
'uwuuu' dia berkali2 berseru kegirangan sembari melajukan mobilnya.
Akhirnya kini ia sudah berada di kawasan sekolahnya dengan selamat.

Prilly memarkirkan mobilnya di halaman depan sekolah.
Semua siswa yang berlalu lalang memberikan tatapan menyelidik pada mobil Mercy putih yang Baru saja terpakir itu. di sebuah sekolah yang bisa di katakan untuk kalangan menengah ini, tidak banyak siswa yang datang ke sekolah dengan menggunakan mobil, apalagi dengan mobil semewah itu.

Prilly yang sadar tengah diperhatikan banyak orang, segera keluar dari mobilnya.
Dia melepas kacamata hitam yang ia kenakan dan mengibaskan rambutnya ke kanan dan ke kiri Ala Ala Bintang iklan. Semua mata yang sedari tadi memperhatikannya terlihat kagum setelah mendapati siapa sang empunya mobil itu.

Prilly terkenal sebagai gadis yang ramah, cantik dan supel hmm satu lagi dia termasuk siswa berprestasi juga yang telah memenangkan beberapa perlombaan dalam bidang Akademik Dan non Akademik di sekolahnya. Tak heran lagi kalau sudah banyak yang tau tentang dirinya, walaupun mereka tak mengenalnya.

"ittteeeee" prilly berteriak dan berlari ke arah sahabatnya yang terlihat tengah berjalan cepat di depannya.

"aduuh tinggal 5 menit lagi nih sebelum kaki kita encok berdiri ayook" gritte yang sedikit panik langsung menarik pergelangan tangan prilly dan memaksanya untuk berlari mengikutinya.

--------

"lo tau gak tadi anak anak di halaman ngeliatin gue sampe mata mereka mau loncat hahaha" Prilly terbahak mengingat kejadian tadi pagi

"ya jelas lo yang di kenal kalem, sederhana tiba tiba jadi seleb gimana mereka ga kaget" mereka berdua tertawa renyah, sesekali prilly menoyor kepala gritte karena slengeannya yg tidak masuk akal itu. Prilly menceritakan semua yang terjadi dihidupnya pada gritte, tapi ia blm berani mengaku jika ibunya menikah dengan seorang CEO muda.

di tengah perbincangan seru mereka, seorang lelaki berpostur Tinggi, berkulit putih Dan memiliki lesung pipit di kedua pipinya berhasil membuyarkan fokus keduanya. Lelaki itu menarik bangku kosong di depan prilly, dan tersenyum menatap kedua manik Mata prilly.

"Hai Justin" prilly menyapa lelaki itu dengan menyunggingkan senyum ramahnya

"Kamu udah makan" Prilly menggangguk

"doh alamat jadi kambing congek nih gua" ucap itte dengan wajah meledeknya

"hahaha ga ko tte gua cuma mau ngomong bentar sama prilly"

"gimana tin Ada apa?" tanya prilly

"nanti sore bisa ga temenin aku ke partynya Renald"
prilly terlihat sedikit berfikir lalu mengganggukan kepalanya setuju, rasanya sedikit sulit jika harus menolak permintaan dari Justin

"lu ikut juga ya tte, bebas kok ntar lu bisa nemenin prilly"

"duh maaf tin gua ntar Ada acara keluarga jadi gabisa"

"ahh lu mah ttee selalu gitu" prilly mencebikkan bibirnya kecewa

"gapapa biar lu havefun sama Justin prill" Jawab gritte dengan mengedipkan sebelah matanya

"oke Kalo gitu sampai nanti ya prill, ntar aku tunggu didepan sekolah ya, aku ke kelas dulu" ucap justin

"siaap bos" prilly melambaikan tangannya pada Justin yang beranjak pergi.

My Daddy is My Husband (On hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang