01

5.9K 514 35
                                    

Jaemin benci keadaannya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin benci keadaannya saat ini. Ia terbiasa untuk selalu berlari dan melakukan sesuatu. Ia terbiasa untuk terus berlatih dan berlatih mencapai kesempurnaan. Ia tak terbiasa untuk terus berbaring diatas kasur seperti ini, tanpa melakukan apa-apa.

Anak itu menghela nafasnya.

Kalau saja ia lebih berhati-hati, ia pasti kini tengah berlatih dengan teman-temannya untuk turnamen melawan sekolah luar itu.

Dengan kesal Jaemin mengepalkan kedua tangannya. Seberapa bodohnya ia sampai kakinya bisa patah di saat penting seperti ini? Apalagi dokter bilang butuh berbulan-bulan untuk kakinya sembuh. Pria tua itu memaksanya untuk tinggal di rumah sakit selama 5 bulan.

5 bulan?!

Dia pasti sudah gila.

Kekesalannya meningkat tatkala ia mengingat wajah licik Haechan yang menatapnya ketika pelatih memutuskan untuk mengeluarkan Jaemin dari tim dan mengangkat Haechan sebagai ketua mereka. Ia sudah mengorbankan semuanya untuk bisa masuk ke tim itu. Semuanya. Uang, waktu, apapun itu. Ia bahkan melewatkan libur natalnya tahun lalu bersama keluarga demi berlatih.

Semakin dipikirkan Jaemin semakin kesal.

Kenapa ia bisa terjatuh waktu itu?

AKH!

Jaemin dengan kasar mengacak-acak rambutnya. Ia menatap kaki kanannya yang kini terperban dan tidak bisa digerakkan. Ia bahkan tak bisa merasakan kaki kanannya akibat bius. Tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang. Orang tuanya bahkan menunda sekolahnya.

Semuanya kacau.

Kacau balau.

Apalagi kini ia sendiri, tak tahu harus berbuat apa. Orang tuanya sengaja memesan kamar VVIP, kamar paling mewah yang ada di rumah sakit itu. Ia ingin menjelajah keluar, namun ia terlalu malas untuk mengenakan kursi roda. Benda bodoh itu membuatnya terlihat lemah.

Pintu ruangannya tiba-tiba terbuka. Jaemin segera memasang wajah cemberutnya.

"Halo Jaemin," sapa Jaehyun, salah satu perawat pria yang merawatnya.

Jaemin hanya memutar bola matanya tanpa menjawab.

Jaehyun hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Jaemin. Pria itu pun berjalan ke dekat kasur Jaemin dan memeriksa tanda-tanda vitalnya.

"Baru sehari udah kusut begitu," ujar Jaehyun berusaha mengobrol dengan Jaemin. Namun Jaemin masih bersikap pasif dan hanya diam saja.

Ia masih sangat kesal.

Seharusnya ia bisa berada diluar sana dibanding terjebak tidak melakukan apa-apa di tempat membosankan ini.

"Disini juga ada anak seumuranmu," ujar Jaehyun lagi.

Mendengar itu, mata Jaemin langsung terlihat tertarik.

"Beneran?"

Jaehyun mengangguk.

Hospital Playlist (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang