Inner Child

87 46 19
                                    

"kamu sudah sangat hebat untuk bisa bertahan sampai saat ini"

Bab sebelumnya

"Kau ingin mendengarkan cerita yang menyakitkan itu, setelah dia meninggalkan ku?"

Rahang Taehyung mengeras menahan amarah yang ia pendam, setelah mengatakan itu.

Rahang Taehyung mengeras menahan amarah yang ia pendam, setelah mengatakan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Taehyung pov.

Aku tidak tau gambaran keluarga bahagia itu seperti apa. Tapi aku tau arti kebahagiaan, karena aku pernah merasakannya saat bersama eomma dan appa.

Eomma itu seperti malaikat, dia lemah lembut dan baik hati. Eomma tidak akan pernah menyakiti apa pun, bahkan hanya 1 ekor semut. Jika suatu saat nanti aku punya pasangan, aku berharap istriku seperti eomma.

Dan appa adalah idolaku, aku sangat mengaguminya. Dia bisa melalukan semua hal dan dapat di andalkan. Seperti ironman yang melindungi aku dan eomma.

Semua anak sangat iri padaku, karena memiliki orangtua seperti mereka dengan rumah yang terisi penuh tawa.

Akan tetapi, rumah yang terisi dengan tawa itu berubah menjadi tangisan. Semuanya berubah ketika eomma pertama kalinya memukulku.

Flashback

"Eomma... apa dimana? Kapan di pulang? Aku sangat merindukan ironman ku" kataku sambil memainkan sendok di atas piring makanan ku.

"Kerja... ayo makan makanan mu sayang"

Air mata yang sudah aku tahan akhirnya keluar, aku menangis kencang di hadapan eomma.

"Ini sudah 3 bulan eomma... aku... sangat ingin bertemu dengan appa. Aku... ingin kita kencan bertiga seperti biasanya... hiks hiks"

Eomma hanya menghela napas sambil meletakkan sendok makannya, kemudian menatapku dengan lembut sambil menggenggam tanganku.

"Kau bisa melakukannya dengan eomma, hanya kita berdua. Rasanya akan tetap sama sayang, kau mau melakukannya?"

Aku menangkis dengan kasar genggaman eomma dan menangis makin kencang. Aku mendorong piring makanan ku yang kemudian jatuh berserakan di lantai.

"Engga... aku membutuhkan appa"

Dengan sabar eomma membereskan makanan yang aku tumpahkan dan mengambilkan makanan lagi untukku.

"Eomma pernah bilangkan... jangan buang-buang makanan"

Tanpa mendengarkan omongannya aku kembali mendorong makanan ku.

"Aku ga mau makan... sampai appa kembali" kataku sambil menangis .

Tangisan ku berhenti ketika aku sebuah tangan memukul pipi ku.

"Eomma sakit... kenapa kamu memukul ku?" Kataku sambil memegang pipiku.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang