[spark]
•••
Bukan hanya Lisa yang hubungannya bermasalah. Tapi hubungan Joanna dan Daniel tidak kalah menantang karena mereka bekerja di kantor yang sama. Dan aturannya jelas, tidak boleh ada hubungan personal antar karyawan, kalau ada yang melanggar tentu saja ada pinalti yang harus mereka bayar karena sudah melanggar kontrak.
Dan mau tahu siapa yang tadi ditabrak oleh Joanna?
Bos mereka di First-Class Bank. Bu Asri Mulyawati. Makanya sekarang Joanna dan Daniel sedang mengobrol dengan beliau. Maka dari itu rencana Rose dan Joanna untuk meminta penjelasan dari Lisa harus ditunda terlebih dahulu.
Rose yang sedang menumpukan wajahnya di kedua telapak tangan merasakan ada sebuah benda dingin mengenai bahunya. Ternyata pelakunya adalah Jendra yang sedang menawarinya minuman dingin.
"Minum? Atau mau yang lain?" tanya Jendra.
Rose mengambil segelas air putih dingin yang Jendra bawakan. "Thanks."
"Anytime."
Jendra dapat mendengar helaan napas panjang dari Rose. Menandakan kalau perempuan di sampingnya sedang stress. Pertama, karena masalah Lisa. Lalu ada masalah lagi yang menimpa Joanna dan Daniel.
"Mau makan?"
Rose menggeleng.
"Mau kue?"
Rose menatap Jendra tajam. "Stop asking. You're giving me a headache."
Bukannya merasa tersinggung karena sikap Rose, Jendra malah tersenyum. "I can't help but say you look beautiful today." ucapnya.
Rose mendelik untuk beberapa saat lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain saat merasakan tatapan dalam Jendra. "Thanks."
"Kamu yakin gak mau apa-apa?" tanya Jendra lagi.
Rose menoleh ke arah Jendra. "Aku mau sesuatu, tapi kayaknya kamu gak bisa ngabulin permintaan aku sekarang." jawabnya.
"And what is that? I will try my best to find it."
"I want you to shut your mouth." ucap Rose tajam.
"Rose—"
Rose memotong ucapan Jendra. "I got it, I got it. You're just trying to be nice to me, trying to be sincere."
Jendra mengangguk.
"But really, don't try anything. You don't have to. Because you know why?" tanya Rose. "I'm not easy to be with. Semakin kamu nyoba deket, aku bakalan tendang kamu lebih jauh dari yang kamu bisa bayangin. Paham?"
Ucapan Daniel tadi kembali terputar di kepala Jendra. Kalau Rose tidak suka dengan orang tersebut, Rose pasti tidak akan bicara pada orang teesebut. Bahkan untuk marah-marah sekali pun. Dan itu artinya sekarang masih ada harapan untuknya agar bisa lebih kenal dekat dengan Rose. Tanpa sadar seulas senyum terukie di wajah Jendra, membuat Rose menatapnya bingung.
"Excuse me, but why are you smiling?" tanya Rose.
"I think," Jendra memutar tubuhnya untuk menghadap Rose. "I know why are you treating me this way."
"Because you finally understand that I don't like to be bothered?"
Jendra menggeleng. "Here's why. Sometimes women are like that."
"Pardon? What does it mean? What are you trying to say?"
"Because—"
KAMU SEDANG MEMBACA
(un)expecting the unexpected
Genç Kız Edebiyatı[COMPLETED] "Who will know, Chi? Because sometimes love happens in a way we never expected. In the most unexpected time and with thr most unexpected person. Love is in the air." Setelah dua kali gagal dalam urusan percintaan, Rose memutuskan untuk b...