12. Obrolan

8.7K 1K 870
                                    

no vote. no komen. no lanjut.

aku akan sangat menghargai kalau kalian berkomentar tentang cerita ini, bukan cuma komen 'NEXT' atau 'LANJUT' aja

.

.

.

"Assalamualaikum~"  Hanan tersenyum sambil mengetuk pintu rumah Chacha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum~"  Hanan tersenyum sambil mengetuk pintu rumah Chacha. Pemuda itu hari ini pulang cepat.

"Waalaikumsalam, masuk aja Nan. Chacha lagi di dapur."

Hanan menoleh melihat Tante Renata yang sedang menyirami tanaman di samping rumah.

"Iya Ma," sahutnya.

Pemuda itu membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Berjalan menuju dapur untuk menemui Chacha.

"Hey Nan, baru pulang kerja lo?"

Hanan menoleh kearah ruang tamu, disana sudah ada Alan yang sedang duduk sambil memakan keripik kentang.

"Iya, udah lama?" tanya Hanan berjalan menghampiri Alan.

Alan mengangguk. "Lumayan sih," jawabnya.

"Oh, yaudah ya gue mau ke dapur dulu. Mau nemuin Chacha." kata Hanan.

"Iya, lagi masak tuh orangnya. Tau deh masak apaan, tapi sih dari baunya enak.." kata Alan.

Hanan tertawa. "Masakan Chacha emang enak," sahutnya sambil berjalan menuju ke dapur.

Pemuda itu tersenyum melihat Chacha yang sedang memasak bersama Mbok Nah.

"Cha?"

Chacha menoleh, "Eh Hanan, kok jam segini udah balik?" tanya gadis itu melihat jam yang tergantung diatas lemari dapur. Masih terlalu sore.

"Iya emang pulang cepet, kerjaan gue gak banyak hari ini." jawab Hanan.

"Pasti gak sabar ya den mau nemuin neng Chacha.." kata Mbok Nah sambil melirik Hanan.

Hanan hanya tertawa mendengarnya. Pemuda itu meletakkan plastik merah yang dia bawa keatas meja.

"Cha, ini gue bawa martabak sama telur gulung. Gue taruh sini ya," kata Hanan.

Chacha mengelap tangannya dan mendekati Hanan.  Gadis itu mencium tangan Hanan.

"Kebetulan gue lagi pengen telur gulung, tadi gue rencananya mau ngajak Alan nyari. Eh udah lo bawain. Thanks ya.." ucapnya sambil tersenyum.

Afeksi 18+  | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang