46. LDR

4.9K 435 326
                                        

no vote. no komen. no lanjut.

aku akan sangat menghargai kalau kalian berkomentar tentang cerita ini, bukan cuma komen 'NEXT' atau 'LANJUT' aja

.

.

.

"Cepet pulang pokoknya, gue gak mau tidur sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cepet pulang pokoknya, gue gak mau tidur sendirian.." kata Chacha menatap Hanan.

Hanan terkekeh pelan dan mengusap kepala Chacha. "Kan ada Mama, tidur aja sama Mama.."

Chacha mendengus dan melirik ke arah teras depan. Ke arah Mama Renata yang sedang menyiram tanaman koleksinya. "Gak mau, Mama gak asik. Ngeselin.."

"Heh, gak boleh gitu. Durhaka loh.." kata Hanan menyentil pelan hidung Chacha.

Cahcha berdecak dan memeluk lengan Hanan. "Beneran ih, cepet pulang ya.."

"Berangkat aja belum Cha, udah disuruh cepet pulang aja.." kata Hanan menggelengkan kepala pelan.

"Alay banget kamu Cha, ditinggal beberapa hari doang udah kek gitu. Mama yang sering ditinggal berbulan-bulan sama Papa biasa aja tuh..." kata Mama Renata tanpa menoleh pada Chacha. Wanita itu masih berfokus pada tanaman-tanamannya.

Hari ini Hanan akan berangkat ke Surabaya karena ada urusan pekerjaan. Kemungkinan selama 10 hari. Dan oleh karena itu Hanan mengantarkan Chacha ke rumah orangtuanya. Sebenernya Hanan sudah mengajak Chacha untuk ikut tapi gadis itu memilih untuk tinggal dulu di rumah orangtuanya.

"Yakan beda, Chacha kan bukan Mama. Chacha tuh susah tidur kalo gak di kelonin Hanan." sahut Chacha dengan bibir mengerucut sebal.

"Alayyyyyy!" sahut Mama Renata.

Chacha hanya mendengus dan kembali menoleh pada Hanan.

"Jangan genit ya lo di sana, awas aja sampe ngelirik cewek laen. Gue colok mata lo.." ancam Chacha sambil melotot pada Hanan.

Hanan yang melihatnya malah tertawa. "Dih gayaan mau nyolok, emang lo tau kalo entar di sana gue genit sama cewe? Kan lo lagi di sini .."

Chacha melotot kesal. "Tuh kan! Pokoknya Mbak Dilla gue suruh ngawasin lo!"

Melihat Chacha yang kesal Hanan malah semakin semangat untuk menggoda gadis itu. "Dilla kan gak selalu sama gue di sana, dia juga gak bakal tau gue di sana entar kemana aja terus sama siapa aja.." kata Hanan.

"Ihhhhh! Maaaaa Hanan ngeselin banget!" teriak Chacha sambil menghentakkan kakinya kesal.

Mama Renata menoleh. "Apasih Cha, kamu teriak-teriak gitu. Mama lagi konsen nih ngeliatin kesayangan.."

Chacha mengerucutkan bibir sebal. "Mama ih! Mama lebih sayang sama taneman daripada sama Chacha?!"

"Iyalah, nanti kalo taneman mama gede kan bisa dijual. Mahal juga harganya. Kalo kamu? Gak mungkin kan mama jual?"

Afeksi 18+  | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang