ENJOY READING
ABAIKAN TYPOSebelum atau sesudah baca, di biasakan ngasih tanda tamu reader yang masuk ke lapak ini lewat vote/coment sebagai bentuk dukungan kepada author nya. Terimakasih...( ◜‿◝ )♡
..............
..............
..............
" Lo suka Areum!?" Teriak El sambil bawa motornya masuk pekarangan rumah setelah pulang sekolah bareng Niel.
" Emangnya kenapa?" Niel nanya. Dia melompat turun dari motor El sambil lihatin saudara dia yang mandang dan tangan melepas helm.
El senyum. Cengir terus turun dari motor.
" Why!?" Kesal Niel. Di ketawai nggak jelas gitu sama El.
" Nggak papa. Tembak Areum langsung kalau suka."
Saat itu Niel mikir lagi.
" Gua takut. Ntar, Areum nolak."
" Nggak gentle banget sih!"
" Areum bukan sekedar teman sekolah! Dia teman dekat kita dari kecil. Kalau gua ngomong suka sama dia, terus dia tolak, gimana dong hubungan gua sama dia ntar? Pasti nggak kayak sebelumnya."
El bungkam. Ngangguk-ngangguk sambil mikir tentang apa yang Niel bilang itu bener banget.
Namanya juga perasaan, cowok juga pasti nggak betah perhatian sama cewek yang nggak ada status apapun ke dia.
" Sabar, ntar ada waktunya." El pukul punggung Niel sambil jalan bareng pengen masuk ke dalam rumah.
" Mom! Kami pulang!" Ucap El bareng Niel yang melunturkan senyuman, lihatin seseorang di ruang tamu.
" Hai." Sapa Irene.
" Mama!?" Kaget Niel yang pengen maju tapi dia berhenti mendadak. Barengan banget lihatin ke arah kamar ortu.
" Cukup Rosie!!! Aku bosan!!"
" Kamu harus ngerti Jennie! Aku nggak ada maksud!"
" Cukup!! Aku capek dan berhenti sentuh aku, please!!!"
" Listen to me!"
" Don't come close!!!!"
Teriakan terakhir Jennie barengan sama suara tamparan. El mendelalak. Niel langsung pucat takut, geser mundur kaki kanan dia. Kayaknya dia pengen di deket El. Tapi perasaan lain buat dia berhenti.
Ceklek!!! Pintu kamar terbuka. Jennie keluar dari sana lalu Irene noleh ke samping sofa.
" Mom!" Si kembar maju deketin Jennie yang elus rambut sang anak.
" Masuklah kamar."
" Mom?" El nanya. Sikap manjanya terlihat. Nampak sekali nggak mau jauh dari sang Mommy.
" Masuk aja ke kamar."
Suara lembut Jennie yang menahan tegar bikin anaknya terpaksa mengikuti kehendak.
Si kembar tuh bukan anak kecil lagi yang harus di suruh masuk kamar dan mengurung diri! Mereka tau apa masalahnya. Sebagai anak laki-laki, mete ingat apa yang di katakan Alice.
" Jaga Mommy! Jangan sampai Mommy kenapa-napa! Denger!?" - Alice.
El berhenti. Geleng nggak mau tapi tatapan marah Jennie terlihat.
" Ellan." Panggil Niel yang rangkul El buat jalan masuk ke kamar.
Irene senyum tipis sambil nunduk lihatin hp dia lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eye to heart 2 [COMPLETED]
Fiksi Penggemar" Seharusnya kamu tuh nepatin janji buat jaga keluarga. Lakukan sama apa yang kamu bilang dulu buat nikahin aku!" - Jennie. " Aku benci Daddy!!!!" - El. " Daddy, aku bosan hidup." - Niel