(8) Dream

2.3K 243 10
                                    

"Kacchan.", Panggil pria bersurai hijau itu.

Yang dipanggil hanya diam sambil masih berbaring memunggunginya.

"Kacchan!", Panggilnya sekali lagi.

Pria bersurai ash blonde itu hanya mendesah dan menutup telinganya menggunakan bantal.

Pria bersurai hijau itu memajukan bibirnya kesal.
"Kacchan! Kamu kenapa sih? Kenapa mengabaikan aku seperti ini? Kamu marah?", Tanyanya.

Wajah pria imut bernama Midoriya Izuku itu mulai mengeluarkan urat-urat kesal karena terus diabaikan oleh kekasihnya.
"Kacchan!", Kali ini dia berteriak.

"Sialan Deku! Bisakah kau diam!", Akhirnya si ash blonde merespon juga.
Katsuki menyingkirkan bantal dari kepalanya dan berbalik menghadap Izuku.

"Kamu kenapa sih? Kenapa mengabaikan aku terus?", Tanya Izuku.

"Deku...", Suaranya lirih dan tertahan. Katsuki bangkit dan duduk di sisi ranjang, kepalanya menunduk seakan mencoba menyembunyikan sesuatu.
Air mata.

"Ka-kacchan!? Kenapa kau menangis? A-aku salah apa? Apa aku membuatmu marah? Maafkan aku, aku tidak akan mengganggumu lagi kalau begitu...", Ujar Izuku panik karena melihat kekasihnya menangis.

"Kenapa?", Tanya Katsuki lirih.

"Apa? Apa maksudmu Kacchan?", Izuku mengernyit bingung.
Kekasihnya bertingkah sangat aneh. Apa dia melakukan kesalahan? Sepertinya tidak.
Atau ada hal lain? Lalu hal apa itu?

Katsuki terdiam.
Kepalanya masih menunduk dan air matanya masih mengalir.

Izuku memeluk Katsuki dari belakang, berharap kehangatannya dapat menenangkan Katsuki.
"Kacchan, kenapa kau tidak berbalik dan menatapku? Ceritakan saja semuanya padaku, aku ada disini."
Ujar Izuku hangat.

"Untuk apa aku berbalik? Bercerita? Dengan siapa? Tidak ada siapa-siapa disini.", Bisik Katsuki.

...

Katsuki membuka matanya saat mendengar suara alarm yang memenuhi seluruh kamar.
Dengan malas Katsuki menggapai jam diatas meja dan mematikannya.

Pukul 06.30.

Biasanya Katsuki tak butuh alarm karena kekasihnya selalu membangunkannya tepat waktu.
Namun sekarang pemuda manis itu sudah tidak ada.

Katsuki teringat mimpinya.
Mimpi yang sama dan terus berulang seminggu ini.
Izuku ada disana, bicara dengannya, dan memeluknya.

Katsuki membuka gorden kamar apartemennya.
Suasana subuh kota yang segar langsung menyambutnya dari arah jendela.

Katsuki berbalik dan memperhatikan seluruh kamarnya.
Benar-benar butuh dibersihkan.
Sudah seminggu dia tidak pernah membenahi kamarnya ini.

Katsuki mengambil lembaran koran yang berserakan di lantai.
Koran edisi minggu lalu.

' Kepergian sang simbol harapan '

Itulah judulnya.
Katsuki mendesah pelan.
Rasa sakit yang menusuk di dadanya mulai kembali terasa.
Kepergian orang tercintanya.

"Kepada siapa aku bercerita? Tidak ada siapa-siapa disini..."

-End-

Our Story (BakuDeku) //Oneshots Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang