part 19

8.7K 489 106
                                    

Hey gengs aku datang bawa part ending, ini seriusan End ya gengs. Hehe
Kemarin mah iseng doang.



Jika saja bisa marah Jennie sangat ingin marah, melampiaskan semua isi hati. Namun pada siapa?

Tak mungkin ia marah pada sang maha pencipta, karna semua yang terjadi sudah digariskan bahkan sebelum ia dilahirkan kedunia.

Mimpi sialan itu membuat Jennie kalang kabut, kenapa rasa lelah malah membuat mimpi seseram itu? Ah sayang rasanya nyawaku ikut tercabut saat memimpikan itu. Untung saja semua hanya mimpi dan kamu masih sehat masih bisa aku cium wangimu, masih bisa aku pukul dada bidangmu dan masih bisa minta peluk semalam suntuk.

Lelaki menyebalkan itu kini ada di hadapan Jennie, memeluk  dengan posesif. Sumpah demi apapun Jennie hanya ingin kematian yang memisahkan merek dan itu nanti tidak sekarang, saat mereka sudah menua, sesering apapun ia coba lari, Jennie akan sekuat tenaga mengejarnya. Enak saja ia pergi saat Jennie mengandung anak keduanya!

"Brondong mesum sialan! Suka banget ngehamilin gue saat kita bukan sebagai sepasang suami istri!"  Gumam Jennie dengan mengelus sayang kepala Lim.

Lim dan Jennie yang terlalu subur membuat mereka harus kecolongan 2x, 1 bulan hidup bersama membuat Jennie selalu luluh dengan rayuannya, selalu luluh oleh setiap sentuhannya, sampai Jennie lupa jika ia tak meminum obat pencegah kehamilan.

Bahkan kehadiran Lucas dulu hanya karna sekali melakukan Lucas hadir kedunia, luar biasa bukan kesuburan mereka. Semasa pernikahan tak pernah sekalipun telat meminum obat pencegah kehamilan, bukan apa-apa, bisa saja 5 tahun pernikahan mereka memiliki 4 anak.

"Tolong kalau ada apa-apa bilang sama aku, jangan tanggung sendiri." Ucap Jennie lalu mengecup kening sang kekasih.

"Besok kita mau nikah lagi, kenapa sih nikahnya harus kaya gini terus, heran deh." Lanjut Jennie dengan kesal.

Bukan karan kesal ia hamil, namun kenapa selalu menikah dengan keadaan terpaksa. Lim memang kurang ajar, tapi Jennie menyukai setiap kekurang ajaran brondong mesumnya itu.

"Aku hebat ya, walaupun ga bisa liat tapi bisa hamilin kamu lagi. Apa lagi sekarang udah bisa liat lagi, waw aku pasti makin jago deh." Jawab Lim dengan mengendus-endus dada Jennie.

Plak...
Jennie menampar mulut laknat kekasihnya itu, bisa-bisanya enteng banget saat ngomong.

Lim hanya tersenyum dengan cengiran bodohnya, ia sangat merindukan Jennie jadi ia tak mau lepas terus saja memeluk sang kekasih.

Flashback....

Jennie terengah-engah, nafasnya terus memburu karna mimpi buruk sialan yang tiba-tiba datang. Seperti kenyataan, ia benci mimpi itu, enak saja Lim harus pergi meninggalkannya, tak boleh, ia tak rela rasanya.

Jennie merasa pusing, ia bingung pusing ini sudah terasa sejak beberapa hari, bahkan muntah dan mual ia rasakan, tak nafsu makan dan badan lemas. Ia memutuskan untuk pergi ke dokter memeriksakan kondisinya, sekalian nanti akan menemui Lim dan menyelesaikan kesalah pahaman mereka.

Singkat cerita Jennie sedang berada di antrian, tak lama panggilan untuknya datang. Setelah menjelaskan keluhannya dokter justru meminta Jennie untuk menemui bidan saja, tanpa pikir panjang dan curiga ia mengikuti saran dokter datang ke bidan, bidan langsung memeriksanya, dan ternyata Jennie di pastikan positif hamil, jika dalam itungan bidan baru saja 2 minggu, masih sangat muda.

Berondong Mesum (Jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang