Jennie sedang duduk menatap lurus ke arah layar laptop yang juga sedang menatapnya, pekerjaan yang menumpuk sulit ia kerjakan, fokus nya hilang dan entah sedang memikirkan apa.
Ia menundukan kepalanya di atas meja, memejamkan mata yang cukup lelah untuk ia paksakan terbuka.
Tok...tok...tok...
Terdengar ketukan dari luar ruangan Jennie."Masuk." Ucapnya tanpa mengangkat kepalanya.
Pintu terbuka dan seseorang pun masuk. Cukup lama ia diam karna tak ada sambuta. Dari sang tuan rumah.
"Apa ruangan ini kosong? Kenapa tak ada sambutan untukku?" Ucap seseorang yang baru saja datang itu.
Jennie langsung mengangkat kepalanya dan mencari asal suara itu, suara yang sangat ia kenali.
"Ga ada orang, balik lagi deh." Ucapnya dan mulai berputar.
"Li...lim....? Ngapain di sini?" Tanya Jennie kaget.
Ya dia adalah Limario, Lim meminta Jihoon untuk mengantarkannya bertemu dengan Jennie.
"Cari temen, siapa tau kk mau antar aku ke rumah sakit untuk Check up. Suster Yuna sedang berhalangan datang." Jawab Lim dengan tampang so sedihnya.
"Pacarmu mana dia kan calon dokter?" Tanya Jennie yang menanyakan Miyeon.
"Siapa?" Tanya balik Lim.
"Miyeon." Ucap Jennie singkat.
"Oh, ya udah aku pergi dulu kalau kk ga mau anter aku." Ucap Lim lalu ia memencet tombol berputar di kursi rodanya.
Jennie buru-buru menahannya. "Tunggu dulu, aku ambil tas dulu." Ucap Jennie lalu ia pergi mengambil tasnya.
Lim hanya tersenyum senang, Jennie masih peduli padanya.
"Ayo." Ajak Jennie lalu mendorong kursi rodanya.
"Ka berenti dulu." Pinta Lim.
"Ada apa?" Tanya Jennie heran.
"Ka, aku pengen cium bibir kk." Ucap Lim tanpa malu.
Deg.... Apa-apaan bocah sialan ini, bisa-bisanya tanpa malu minta cium. Mungkin begitu pikir Jennie.
"Ih apaan sih, ayo ah berangkat." Jennie justru mengalihkan pembicaraan.
Namun Lim segera memencet tombol berenti yang otomatis mengunci rodanya.
"Aku ga mau, ga mau pergi kalau ga dicium dulu." Lim pura-pura ngambek.
"Kamu kesambet setan apa sih Lim? Malah balik lagi manja kaya dulu." Jawab Jennie dengan heran.
"Ya udah aku mau pulang aja, kk lanjutin kerjanya." Ucap Lim dengan wajah sedihnya.
"Iya iya iya, duh dasar deh." Jawab Jennie dengan kesal.
Cup...
Jennie mencium bibir Lim sekilas, lalu pergi mendorong kursi roda Lim.
Mereka berdua sama-sama mengulum senyuman, entahlah rasanya bahagia, meskipun entah apa hubungan mereka.
Sesampainya di rumah sakit serangkaian pemeriksaan Lim lakukan, pengobatan dan entah apa gue ga tau gaes belum nanya Lim.
Sampai 4 jam berlalu akhirnya Chek up Lim selesai. Lim nampak lemas dan tak bersemangat, mungkin efek obat yang ia dapat jadi seperti ini.
"Kamu cape banget ya?" Tanya Jennie khawatir
Lim hanya mengangguk, ia menyandarkan kepalanya ke bahu Jennie.
"Kk jangan jauhin aku lagi, aku kangen." Gumam Lim dengan menggenggam tangan Jennie.
"Kamu kan ada Miyeon, dia bisa lebih baik jagain kamu dari pada aku." Ucap Jennie dengan tampang sedihnya
"Tapi aku maunya kk, aku butuh kalian berdua supaya aku semangat jalanin hari-hari aku." Ucap Lim tulus, ia memang membutuhkan Jennie dan Lucas.
"Asal kamu janji harus sembuh ya." Pinta Jennie.
Lim lalu mengangguk dan memeluk Jennie dengan posesif. Lim sangat manja pada Jennie, sampai-sampai Jennienmalu dengan Jihoon yang sedang menyetir.
***
Malam hari Jennie sedang bersiap untuk pulang ke rumahnya bersama Lucas, mereka masih di rumah Lim saat ini. Jennie memutuskan untuk pulang meskipun Lucas ingin menginap.
"Lim, kita pulang dulu ya, udah malem." Pamit Jennie pada Lim.
"Ko pulang? Nginep aja ya." Pinta Lim.
"Ga bisa, kita harus pulang, besok Lucas ke sini lagi, aku janji bakal anterin ke sini." Bujuk Jennie pada Lim.
"Jadi Cuma Lucas? Kamu ga mau ke sini lagi? Segitu ga sukanya ya kamu deket-deket cowok cacat kaya aku?!" Tanya Lim dengan kesal.
"Jihoon.... Jihoon...!! Antar aku ke kamar!" Teriak Lim dengan amarahnya.
"Lim... Hey ga gitu. Kamu jangan mikir macem-macem dong." Bujuk Jennie yang mulai ketakutan karna Lim marah.
"Jihoon!" Panggil Lim lagi dengan berteriak.
Jennie buru-buru berjongkok dan menyamakan badannya dengan Lim, ia lalu memeluk Lim dan mengelus kepalanya.
"Iya aku nginep iya, udah ya maafin aku, jangan marah lagi." Ucap Jennie yang akhirnya mengalah.
"Bener?" Tanya Lim meyakinkan.
"Bener, aku nginep di sini sama ade." Ucap Jennie dengan terus menenangkan Lim.
"Bobo sama aku ya." Pinta Lim lagi.
Meskipun tak nyaman namun Jennie menyetujui permintaan Lim, ia tak mau Lim marah-marah dan menyebabkan dirinya sakit lagi.
Akhirnya Jennie membawa Lim ke kamarnya, sedangkan Lucas sedang bermain Game dengan Jisoo.
"Ka, apa kk masih sayang sama aku?" Tanya Lim tiba-tiba.
"Iya, sama sekali ga pernah berubah dari dulu." Jawab Jennie yakin.
"Meskipun aku cacat?" Tanya Lim lagi.
"Meskipun kamu cacat. Aku terima kamu apa adanya ko " jawab Jennie dengan tersenyum manis meskipun Lim tak melihatnya.
"Kalau gitu ayo nikah lagi." Ajak Lim.
Jennie kaget, ia tak menyangka jika Lim akan mengajaknya menikah, bahagia sudah jelas, namun apakah setelah semua kejadian ini semua akan tetap sama? Keluarga Lim apakah masih menerimanya?
"Ga mau ya? Ya udah ga apa-apa." Jawab Lim dengan tersenyum manis.
Jennie tak menjawab, ia justru mengecup bibir Lim cukup lama, Lim hanya diam tak mencoba untuk membalasnya.
"Jangan bangunkan macan tidur, kakiku emang lemah, tapi tidak dengan penisku." Bisik Lim.
Seketika Jennie menegang....
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Mesum (Jenlisa)
RomanceMenceritakan Seorang Berondong yang mesum sesuai judulnya, ya apa lagi kan. Buat lebih jelasnya langsung aja baca ceritanya. 😀 Ga banyak naena ko, cuma emang sedikit mesum aja, maklum anak-anak. Pernah #Rank 1 Jennie 🤣