°°°KEIRA°°°
Yudha dan Rara melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, menghampiri meja makan yang sudah ditempati oleh teman-temannya. Rara mempercepat langkahnya dan meninggalkan Yudha yang berjalan dengan lambat sambil memasang wajah kesal. Nampak nya ia masih kesal akan insiden tadi pagi.
"Udah selesai Ra?" Tanya Sindy yang menyadari kedatangan Rara. Sindy tengah memotongkan daging ayam untuk Iqbal.
Rara menoleh ke arah Sindy yang berada di sisi kirinya, lalu ia mengangguk seraya tersenyum. "Maaf ya telat, kayaknya kalian belum mulai makan ya? Masih utuh."
"Tadinya mau makan duluan, tapi Oca ngomel." Sahut Agam, lalu memasukkan sesuap nasi dengan bumbu krispi ayam goreng yang dimasak oleh Sindy.
"Pengantin baru, tungguin dong." Ucap Raka menimpali.
Mendengar percakapan mereka, Rara menunduk untuk menutupi pipi nya yang merona karena malu. Pasti tadi Oca menyadari nya dan memberitahukan kepada teman-teman nya.
Yudha mengelus rambut Rara dengan lembut, baru saja datang. Ia paham Rara sedang di goda oleh teman-temannya langsung menghampirinya. "Iri? Makanya cepetan nikah." Balas Yudha pada Raka diiringi tawa pelannya, membuat teman-temannya tertawa.
Yudha menarik lengan Rara dengan lembut, menuntunnya untuk duduk di kursi kosong yang sudah disiapkan oleh temannya. Rara duduk disebelah Nadia yang tengah asik menggigit paha ayam dengan penuh nikmat, Nadia duduk disebelah Agam. Dan dihadapan Agam ada Raka, disebelah Raka ada Oca dan disamping Oca ada Sindy, dan dihadapan Sindy ada Iqbal tentunya, yang artinya Yudha duduk di sebelah Rara dan juga Sindy.
Rara mulai mengambil piring yang tersedia lalu menyendokan nadi secukupnya dengan lauk pauk yang menurutnya Yudha sukai, lalu ia menaruhnya di hadapan Yudha, mencoba melupakan insiden memalukan tadi pagi. Rara dengan telaten menyiapkan makanan untuk Yudha. Jadi istri itu harus berbakti sama suami, oke?
"Ra." Panggil Oca setelah menaruh gelas minum miliknya keatas meja, menatap Rara sambil tersenyum aneh(?)
Rara jadi gugup saat melihat senyuman Oca, atau... Seringaian? Rara mewanti-wanti agar Oca tidak membahas kejadian tadi pagi, Rara benar-benar malu dan ingin menghilang saja rasanya.
"K--kenapa?" Sahut Rara dengan nada gugup bertanya pada Oca.
"Bikinin gue ponakan yang banyak yak, nanti 'ngadonin bayinya' lanjutin aja. Abis makan gue janji deh gak ada yang ganggu." Ujar Oca seperti berbisik, namun suaranya terdengar sangat kencang. Sialan, ingin rasanya Rara mengumpat pada Oca saat ini juga.
"Tenang aja, dua puluh empat jam full, kita gak bakal ganggu kok." Sahut Nadia disebelahnya menambahi.
Rara geleng-geleng kepala, sudah yakin pipi nya bersemu merah lagi kali ini. "Apa sih Lo berdua, apaan coba acara ngadonin bayi. Gak gue kesini mau liburan." Balas Rara dengan nada ketus.
"Oh ya Ca, plisss... Lo gak usah bahas hal kayak gitu, terlalu vulgar tau gak! Lo itu anak polos, makanya jangan kebanyakan main sama Nadia." Lanjutnya dengan nada kesal, melirik Nadia. Teman-temannya tertawa mendengar perkataan dari gadis itu, tak terkecuali dengan Yudha.
"Udah elah, lanjutin makannya. Abis itu kita bakal main di pantai, kalian bebas pergi kemana aja sama pasangan masing-masing." Ujar Iqbal melerai mereka setelah tawanya terhenti.
"Pasangan masing-masing? Kayaknya itu gak berlaku sama Oca, Raka, Agam dan Nadia deh. Kan mereka bukan pasangan." Sahut Sindy, seraya mengelap sudut bibirnya menggunakan tissue, lalu ia tertawa pelan.
"Makany cepet jadian!" Ujar Rara dan Yudha berbarengan pada mereka berempat. Mereka saling pandang masing-masing, Raka dan Agam menggaruk tengkuknya bingung.
"Sialan." Umpat Nadia.
"Kampret." Sahut Oca menambahi.Mereka semua pun tertawa, lalu melanjutkan makannya dengan nikmat, lalu bersiap untuk bersenang-senang dipantau setelah ini.
****"Yud, foto dulu disini ya, bagus banget spot fotonya." Ucap Rara, lalu membuka aplikasi kamera diponselnya, dan mulai melakukan gaya untuk berselfie.
Yudha mengangguk sambil tersenyum tipis, lalu merapatkan tubuhnya semakin dekat dengan Rara, dan mulai berpose didepan kamera. Setelah siap, Rara mengklik tombol untuk menjepret hasil foto itu. Setelah selesai, Rara mendekatkan kembali ponselnya untuk melihat hasil fotonya.
"Bagus ga?" Tanya Rara seraya menunjuk kan hasil foto itu pada Yudha.
Yudha tersenyum lembut sambil mengangguk pelan. "Bagus banget, kan aku nya ganteng." Jawabnya dengan penuh percaya diri, seraya menaik turunkan alisnya.
Rara memutar bola matanya malas, lalu tertawa setelahnya. "Kamu pd banget si." Katanya setelah tawanya reda.
Yudha cemberut, "kan aku emang ganteng. Kalo ga ganteng, mana mungkin kamu naksir sama aku, yakan?" Tanyanya, lalu memeluk Rara dengan erat dari belakang.
Rara tersenyum, menunduk menatap tangan Yudha yang memeluk erat dirinya. Rara memasukkan ponselnya kedalam saku celana jeans pendek miliknya, lalu menggenggam tangan Yudha yang masih setia memeluk nya.
"Aku jatuh cinta sama kamu bukan karena fisik kok Yud. Aku sayang, suka, dan cinta sama kamu karena aku nyaman saat ada didekat kamu. Bukan karena harta juga semata-mata aku mau nikah sama kamu. Awalnya aku nolak karena aku pikir, aku terlalu muda untuk menikah. Tapi, perasaan aku gabisa dibiarin aja, lama-lama aku semakin nyaman sama kamu, dan selalu ingin didekat kamu." Ujar Rara dengan tulus, memberi jeda sejenak untuk menarik nafas.
Menoleh kearah Yudha yang kini tengah menatapnya dari samping, lalu tersenyum menatap sang suami. "Kamu ganteng itu, udah bonus dari tuhan. Aku, akan tetap sayang dan cinta sama kamu mau gimanapun fisik kamu." Lanjutnya, lalu Rara merenggangkan pelukannya. Membalikkan tubuhnya untuk memeluk Yudha.
Yudha tersenyum bahagia mendengar penuturan dari Rara, hati nya menghangat saat mendengar penuturan gadis itu. Rara benar-benar membuat nya semakin jatuh hati padanya. Yudha membalas pelukan Rara dengan erat. Memberikan kehangatan dan kenyamanan satu sama lain.
"Aku sayang sama kamu Yud, tolong jaga kepercayaan aku untuk jatuh cinta sama kamu." Ucap Rara didalam pelukannya, menyandarkan kepalanya didada bidang milik Yudha.
Yudha mengangguk, lalu mengelus rambut Rara dengan lembut, lalu mengecup pucuk kepalanya. "Aku janji, aku akan jaga kepercayaan kamu, dan aku janji ga akan menyakiti kamu." Ujar Yudha dengan lembut.
Rara tersenyum penuh harap, semoga saja Yudha akan tetap bersikap semanis dan sehangat ini padanya. Rara akan menjaga apa yang ia miliki semampunya, karena Yudha adalah, cinta pertama dan yang akan menjadi terakhir untuk nya.
****
Bersambung...
03-02-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIRA
FanfictionGue mengingat kenangan saat pertama kali kita kencan, dan itu masih berkesan di hati gue. *Flashback Gue melepaskan pelukan dan menghadap ke Yudha dan tersenyum manis, ''makasih yah Yud, makasiih kamu bikin aku bahagia dengan cara sesederhana ini."...