Chapter 21

9 2 0
                                    

"Ra, hati-hati, jangan lari-lari gitu. Kamu baru mendingan loh." ujar Yudha memperingati Rara yang tengah bermain kejar-kejaran dengan Nadia, Sindy, dan Ocha dipinggir danau.

Kini mereka tengah menghabiskan hari terakhir liburan mereka di tepi danau, Agam, Raka dan Iqbal sudah lebih dulu turun untuk berenang. Sedangkan Yudha masih setia mengawasi Rara yang baru saja mendingan setelah kemarin demam.

Suasana di danau cukup ramai, karena tak hanya Yudha dkk. Saja yang berada didanau, ada beberapa pengunjung lainnya, namun berbeda-beda tempat.

Rara membungkuk, mengatur nafasnya yang terengah-engah. "Udahan ah Nad, cape gue." ujarnya sambil mengelap keringat yang membasahi keningnya.

Nadia mengangguk, "yaudah, gue mau main air aja, ngerjain Agam kayaknya asik." ucapnya lalu membalikkan badan, melangkah kan kakinya ke tepi danau, mencelupkan kakinya untuk membasahi kakinya.

"Gue sama Sindy juga nyusul ah. Lo mau berenang gak? Yudha dari tadi kayaknya khawatir sama lo deh." seru Ocha pada Rara yang kini sudah kembali berdiri dengan benar.

Rara mengangguk, "iya, nanti gue nyusul. Mau ke Yudha dulu." balasnya, lalu ia melangkahkan kakinya menghampiri Yudha yang ada di pinggiran danau, duduk di tikar yang tadi mereka gunakan untuk beristirahat dan makan siang nanti. Ocha dan Sindy pun melangkahkan kakinya ke tepi danau menghampiri yang lainnya.

"Kamu kenapa ngeliatin aku terus?" tanya Rara setelah berada dihadapan Yudha.

Yudha tersenyum lembut, menggenggam tangan Rara, menariknya pelan untuk duduk disebelahnya.

"Kamu itu baru mendingan, jangan lari-lari an gitu." jawab Yudha, sembari menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah Rara kebelakang telinganya.

Rara tertawa. "Aku bukan anak kecil kali Yud, kemarin cuma demam biasa aja, ini juga aku udah mendingan kok Yud." balas Rara setelah tawanya terhenti. Ia menyadarkan kepalanya ke bahu Yudha, lalu menggenggam satu tangan Yudha.

"Kamu tetap anak kecil buat aku. My Little wife." ujar Yudha, lalu mengecup tangan Rara yang di genggamannya.

"Yud, aku mau sosis bakar yang ada di depan pintu masuk danau tadi dong." pinta Rara dengan manja.

"Nanti aja ya? Bentar lagi yang lain mau pada makan siang." balas Yudha dengan lembut.

"Mau nya sekarang..." pinta nya dengan merengek pada Yudha seperti anak kecil yang minta dibelikan permen.

"Yaudah deh, aku beliin dulu sebentar. Kamu sama yang lainnya atau mau ikut?"

Rara menggeleng, lalu mengangkat kepalanya yang tadi bersandar di bahu Yudha jadi kembali menegakkan duduknya. "Aku sama yang lain aja, kamu pesenin sosis bakar nya lima, yang jumbo ya."

Yudha terkekeh, lalu mengusak rambut Rara dengan gemas saat gadis itu memasang wajah memelasnya yang sangat imut. "Iya sayang iya."

****

"Mas, sosis bakar nya sepuluh potong ya." ucap Yudha pada si penjual sosis bakar itu.

"Oke bentar ya Mas. Masnya duduk aja dulu, sebentar lagi matang." balas si Mas-mas penjual tadi sambil memberikan plastik berisikan sosis pada pembeli yang tadi lebih dulu.

Yudha mengangguk menanggapi ucapan si penjual tadi. Lalu ia mengayunkan kaki nya untuk duduk di salah satu meja yang masih tersisa. Tempat ini sekarang tengah ramai, mungkin karena sebentar lagi waktunya makan siang.

Yudha mendaratkan bokongnya ke salah satu kursi tadi, ia menunggu pesanannya jadi sambil memainkan ponselnya, membuka beberapa sosial media untuk menghilangkan rasa bosan.

KEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang