"Could I call us destiny?" - Hermione Jean Granger
All the characters belongs to J.K. Rowling
Hermione baru saja melangkahkan kakinya menuju ruang ganti Healer. Badanya serasa nyaris rontok. Semalam Ia mendapatkan shift yang cukup berat dalam hidupnya. Secara misterius mendadak banyak sekali orang yang membutuhkan bantuan. Keracunan makanan, duel misterius, atau sekedar hasil dari uji coba yang gagal. Hermione benar-benar pusing dan lelah. Ia bahkan belum sempat membersihkan tubuhnya karena pagi ini Ia harus menggantikan Rosalie yang jatuh sakit. Hermione meletakkan tas nya ke sebuah rak, Ia juga meletakkan beberapa buku yang menjadi hiburan dalam beberapa hari terakhir. Ia menghela nafasnya dengan berat. Lelah sekali rasanya. Terlebih kemarin sebuah undangan dengan berani mampir ke flat Hermione. Hermione butuh pelarian. Ia tidak suka terjebak dalam perasaan seperti ini.
Baiklah. Batin Hermione. Ia akan menyelesaikan semua tugasnya dalam hari ini dan bermanfaat bagi orang lain.
"Hermione? Astaga apa yang kau lakukan? Kau tidak sempat mandi ya?"
Luna menyerngitkan dahi tanda heran. Ia bahkan memijit hidungnya seolah-olah tidak tahan dengan hadirnya Hermione. Hermione memutar bola matanya kesal.
"Aku tidak sebau itu!"
Luna menggeleng tanda tidak terima. Ia mengeluarkan cologne yang akhir-akhir ini Ia gunakan. "Ugh, kau benar-benar membuatku malu, Hermione. Pakailah ini, dan pakailah pakaianku, aku pastikan itu bersih dan wangi. Sini kemarikan pakaianmu aku akan menyucinya."
Hermione nyaris protes tapi Luna tidak kalah cepat dan menyodorkan pakaianya kehadapan Hermione dengan gusar.
"Sana cepat!"
*
Hermione mengikat rambutnya tinggi-tinggi. Ia baru saja menyelesaikan beberapa pasien yang berada di bangsal anak. Ia baru saja melangkah menuju meja resepsionis dan mendengarkan beberapa resepsionis yang sedang berbincang.
"Oh, Miss Granger, hari yang melelahkan?"
Hermione hanya tersenyum. Viola yang baru saja menanyakan hal tersebut ikut tersenyum. Tak lama kemudian Viola memeriksa beberapa berkas yang ada di hadapanya. Lalu menatap Hermione ragu. Tapi Ia membolak-balikan pandangan ke berkas di depanya dan Hermione.
"Viola, ada apa? Apa yang bisa aku bantu?"
Viola menggigit bibirnya, sebenarnya Ia merasa tidak enak hati melihat Hermione terlihat sangat lelah.
"Apa kau tidak keberatan mengunjungi ruang VIP nomer 4, Miss? Ada pasien yang sepertinya terluka cukup parah. Bila kau tidak keberatan, tentu saja."
Hermione mengangguk kemudian. "Baiklah, tidak perlu tidak enak hati, Viola. Aku kesana dulu, ya?"
Viola mengangguk dan takjub dengan etos kerja dan semangat Hermione. Meskipun, Ia benar-benar terlihat sangat lelah. Tapi Hermione masih saja semangat membantu orang lain.
*
Hermione menatap keempat teman sekolahnya dengan perasaan kaget. Blaise Zabini terbaring di kasur, dan dikelilingi Theodore Nott dan kekasihnya Pansy Parkinson. Dan, yang memicu detak jantungnya menjadi lebih cepat, Draco Malfoy. Ia merasa gugup begitu di tatap 4 Slytherin secara intens.
"Halo, ada yang bisa dibantu?" Hermione menemukan suaranya memecahkan keheningan. Blaise tersenyum tipis.
"Aku minta maaf sebelumnya, Granger. Tapi, pagi ini kau yang bertugas?"
Hermione tampak bingung tapi kemudian mengangguk. "Ya, aku menggantikan Rosalie pagi ini, Zabini."
Blaise memejamkan matanya dan memegangi kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Poem Titled You.
Short Storyi write some short stories between Draco Malfoy and Hermione Granger. hope u enjoy, xx -- kimkomo.