11

115 23 4
                                    

Author pov.

Sudah hitungan minggu kedua Chenle tidak menghapiri Byul, bukan karena sudah tidak suka namun Chenle belum punya bukti kuat untuk ditunjukkan kepada Byul. Sampai hari ini Chenle masih nyari bukti bahwa bukan Chenle pelaku dari kejadian itu. Sudah waktunya pulang, baru saja bel berbunyi. Ia tidak langsung pulang berencana mencari bukti lagi, ya kira kira ini yg dilakukan chenle selama dua minggu terakhir ini

Kalau dari cctv dia gak percaya mungkin... Ah, saksi. batin Chenle

Dia membuka kembali hpnya ada beberapa orang disana, Ko Eunji salah satunya.

Chenle bergegas mencari sosok yg bernama Ko Eunji.

Dia ada diperpurtakaan, sedang membaca buku.

"Eh, lo." panggil Chenle.

"Eh, gw?"

"Iye, emang sape lagi yg disitu." kata Chenle, menghampiri Eunji.

"Lo tau gak kalau Lami ngambil sesuatu dari tas gw?"

"Eummm, liat."

"Apa lo tau apa yg dia ambil?"

"Hape, mungkin." jawabnya ragu.





Brakk







Chenle menggebrak meja,

"Benerkan kara gw. Lo bentar ya jangan pulang dulu tunggu gw dulu." kata Chenle kemudian pergi meninggalkan Eunji sendiri.













Saat Chenle mengintrogasi Eunji, Byul berada dalam masalah..













"Byull." panggil lami.

"Hm."

Akhir akhir ini hubungan mereka cukup baik.

"Bantu gw pindahin meja ini kegudang yuk," katanya sambil menynjuk meja yg sudah mulai reyot.

Byul mengangguk.

Mereka mulai mengangkat meja itu bersamaan.

Saat sampai digudang, tiba tiba...

Brakkk

Lami menggebrak pintu, menutupnya dengan slot.

Muncul 2 orang dari belakang Byul, memegangi 2 lengannya.

Lami memulai permainannya.

Menginjak kaki Byul dengan sepatu highheels yg digunakannya,

Menjambak rambutnya,

Memukul beberapa bagian dengan keras.



Tapi Byul tidak memberontak,

Sudah hancur hatinya, kenapa tidak sekalian raganya? batin Byul

Lami melanjutkannya habis habisan,



"Lo tau? Setelah gw bajak hp Chenle, dia bukannya berpaling malah lebih milih nyari bukti buat lo. Lo tau? Ini balasan perbuatan lo."



















Brakkk









Seseorang menggebrak pintu, Itu Ten.

"Kalian ngapain disini?" tanya Ten.

"Lebih baik kalian pergi, sebelum keliatan sama Doyoung."

Mereka pergi.









Tubuh Byul terkulai lemas, tak lama pingsan. Banyak darah yg keluar membuat anemia nya kambuh.

Ten meletakan tubuh Byul dipunggungnya, membawanya ke UKS. Kemudian membaringkannya.

Kondisinya mengenaskan dengan beberapa lebam dan luka terbuka yg ada pada tubunya.



Tak lama Doy, Ryujin, Yuna, dan Yeji datang.





Doy yang terlihat panik segera mamanggil Ambulanceu.













"Bagaimana adik saya dok?" tanya Doyoung saat dokter yg memeriksa Byul sudak keluar dari kamar pasen.

"Tidak parah, hanya nak Byul harus banyak istirahat."

Semuanya menghela napas,

Semuanya yg menunggu Byul sedari tadi dibolehkan masuk. Terlihat Byul dngan beberapa perban dilengannya.

"Siapa yg berani giniin lo?" tanya Doy.

Byul mengangkat bahu, namun Ten menjawab.

"Si Anak songong, Lami. Mentang mentang nak kepsek bisa sesukanya dia."

"Dia lagi?! Kali ini gw gak bisa tahan diri, liatin aja besok bakal gw patahin 90 derajat idungnya. Biar kagak bisa napas." Ryujin tidak bisa menahan amarahnya sekarang.

"Sut lah biar gw aja, kalian jangan keikut masalah gw. Gw mau tidur, jangan berisik." kata Byul.

Mereka keluar, dan melihat salah satu oknum yg memengaruhi kejadian ini. Chenle.

"Mana Byul? Dia gapapa kan?"

"Dia lagi tidur jangan diganggu." kata Doy kemudian berjalan pergi.

"Ohya, lain kali kalau punya ular jangan dilepas kasian korbannya jadi orang yg gak bersalah." kata Ten, kemudian mengkuti teman temannya dari belakang.









Tbc.







Janlup voment juseyooo.













































































I'm not fools, stupid; Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang