6

150 32 8
                                    

Author pov.

Hari ini Byul telat, yeayyy /slap.

"Ma, kok Byul gak dibangunin sih?"

"Dari tadi mama bangunin sayangg."

"Doy mana?"

"Udah berangkat. Tadi ada rapat OSIS katanya."

Siap siap dijemur aja lah. Batin Byul.

Byul berangkat pake motor. Kalo pake mobil macet nanti.

Pas sampai, gerbangnya hampir ditutup.

"Pak, tunggu dulu, pak. Tunggu tunggu, jan tutup dulu, pak. Ntar saya kasih bapak nasi padang 2 bungkus mau?"

"Janji, ya?"

"Iyee, pak bukain doloooo."

Akhirnya satpam ngebukain pintu gerbang untuk Byul.

Lain kali gw bakal duplikat kuncinya, biar ga ribet. Batin Byul.

"Telat lagi ya?" tanya seseorang dibelakangByul, yaitu Bu Jessica.

Guru killer.

"Hehhe, iya bu. Hukum aja gapapa kok bu."

"Kayak biasa... Sampai istirahat." kata Bu Jessica sambil menunjuk ke tiang bendera. Berdiri sambil hormat sampai istirahat.

Byul lebih milih itu karena guru mapel hari ini lebih killer dari pada Bu Jessica.





Sudah hampir 3 jam mapel Byul berdiri di bawah tiang bendera. Sebentar lagi istirahat, tandanya waktu hukumannya hampir selesai. Kaki Byul mulai lemas.

Kringg..

Byul berjalan menuju kantin, kantin penuh. Tidak ada tempat lain kecuali tempat milik geng Doy. Mau tidak mau Byul harus duduk disana, karena kakinya sudah tak sanggup menahan barat badannya.

Saat berjalan menuju meja geng Doy.





Brukk





Byul jatuh pingsan, Doy bergegas membawa Byul ke UKS. Membaringkannya dikasur UKS. Ikutberbaring di kasur satunya lagi sambil menunggu Byul sadar.

Doyoung tak habis pikir dengan Byul yg selalu tidak peduli dengan kesehatannya. Byul tidak boleh bekerja supaya tidak lelah, Byul kena Anemia. Oleh sebab itu Doy selalu melarang Byul untuk melakukan aktivitas yg cukup berat.






Akhirnya, Byul terbangun. Melihat Doy dikasur satunya,

"Lo kenapa disini?"tanya Byul saat melihat Doyoung yg berbaring di kasur UKS satunya lagi.

"Gw nungguin lo. Trus lo habis ngapain bisa pingsan gitu."

Mampus. Batin Byul.

"Yekan gara gara lo ninggalin gw, jadinya gw telat trus dihukum kan anjim." kata Byul lesu, dia masih ngantuk.

"Yaudah, maapin abang ya, tuyul cangtipp."

"Ih, dah bisik bat lo, gw mau lanjut tidur."

"Lanjut dikelas aja."kata Doy.

Hari ini Doyoung sibuk, banyak rapat. Akan ada acara demo ekskul, sedang Doyoung juga akan ikut demo ekskul.

Doyoung menyantolkan jaket hitamnya kekepala Byul, menuntunnya berjalan hingga kelasnya.

Sepanjang jalan banyak sekali tatapan, entah tatapan kaget, iri, atau apapun.

Saat dikelas, Byul melanjutkan tidurnya. Hingga pulang sekolah.

Hari ini Doyoung langsung pulamg, izin tidak mengikuti latihan, menemani Byul dirumah, karena mama dan papa baru saja pergi ke luar kota, ada acara.

"Doyy, makan apa?" tanya Byul saat mengetahui tidak ada apa apa untuk makan siang.

"Bikin mie sana sekalian bikinin buat gw, eh bikinin 5 porsi aje, temen temen gw mau dateng  entar lagi." senang sekali bisa membabukan.

Byul membuat mie sesuai dengan yg Doyoung pesen.

Tok tok tok..

Doy membuka pintu,

Ada kakak beradik Leechaiyapornkul, Ten Chittaphon dan Tern Kulisara. Tak lupa dengan Ryujin dan Chenle.

Bilangnya sih temen Doy, tapi mayoritasnya temen Byul, gimana sih.

"Byeoll, noh ada yg nyariin."

"Wlehh, ngapain lo kesini mau geludd ya?" tanya Byul kepada Tern, teman boxingnya.

"Gelod mulu lo, kaga bosen apa."

Udah gitu mereka makan, sambil nonton.

Udah gotu cewek ma cowok misah aja, cewe di kamar Byul, sedangkan ciwo dikamar Doy.

"Eh, main ps kuy." ajak Byul. Mereka mengangguk.

"Eh, ntar mana joystick satu lagi, di ambil Doy uni mah."

Byul langsung pergi ke kamar Doy.

"Doyy" katanya sambil menggedor pintu.

"Masuk aja." jawab Doy.

Byul masuk langsung melihat joystick yg diambil Doy.

"Eeh, habis pinjem balikin napa. Eh, kak. Apa lo?!" kata Byul ke orang berbeda setiap kalimatnya. Kalimat pertama menunjukan muka kesal kepada Doy, kalimat kedua menunjukan wajah ramah kepada Ten, dan wajah menantang ke Chenle.

Nak cocot harus di gas, biar rame. -Byul.

"Biar si Tern cangtip kek Byul gimana ya? Skinkernya gitu."

"Lha mana tau, lo kira gw cewe apa tau yg begituan."

Untuk yang ke sekian kalinya telinga Chenle terasa panas.















Tbc.

Janlup voment juseyoo

I'm not fools, stupid; Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang