32

109 11 2
                                    

Author pov.

Udah hari ketiga dari kejadian itu.

Byul belum sadar.

Emang dari awal salah Ryujin.

Ryujin udah ninggalin Byul sendiri.

Padahal Ryujin udah janji sama mendiang bundanya Byul.

Buat jagain Byul.

Dari masalah apapun.

Tapi Ryujin lebih milih Doyoung daripada Byul.

Padahal Ryujin bisa pacaran sama Doyoung karena Byul juga.

Kekhawatiran Ryujin cuma satu,

Mau gak Byul maafin Ryujin?

Mau gak goin Byulgeum eomma maafin Ryujin?

Dia memendam wajah di atas kasur yang ditiduri Byul, merenung.

"Gw emang egois." kata Ryujin.

"Tapi gak sepenuhnya makna egois itu buruk."

Byul sudah siuman.

Byul mencoba untuk duduk, dan Ryujin membantunya.

"Makasih." kata Byul.

"Maafin gw, gw benar-benar minta maaf lo harus melewati masa-masa itu tanpa penjelasan. "

"Iya, gw bener bener nunggu lo."

"Lo masih mau maafin gw kan?"

"Selama lo mau belajar lebih baik, ya gw maafin."

Sudut bibir Ryujin terangkat,

"Udah nih ngedramanya??" kata seseorang dari ambang pinti masuk.

Yang lainnya datang, mereka baru makan siang dikantin rumah sakit.

"Gimana Byul, udah enakan?" tanya Chenle.

Byul tersenyum,
"Udah bisa melek sekarang."

"Ryujin kamu laperkan? Ayo kekantin dulu, dari pagi kamu belom makan." ajak Doy.

Ryujin bangikt dari kursi, mengikuti Doyoung dari belakang.

Chenle memberi isyarat kepada Yuna kalau Ia ingin bicara empat mata dengan Byul.

"Kamu gak amnesia kan?"

"Ya enggak lah. Emangnya kepala aku kebentur apaan coba?"

"Eh Byul aku mau ngomong ini sama kamu."

"Paan tuh?"

"Jadi kemaren aku udah kerumah kamu, terus aku bilang mau nikahin anak Mr. Kim.

"Terus sama Mr. Kim disetujiun langsung."

"Kita bakal nikah?" tanya Byul.

"Iya. Kalau kamu udah sembuh langsung diurus."

"Eungg, tapi aku mau beresin kuliah dulu, boleh kan?"

"Bisa diurus."

"Bisa diurus, bisa diurus kek om jin aja."

Chenle terkekeh,
"Byul, kamu pegang janji aku ya?"

"Apaan?"

Chenle mengeluarkan kelingkingnya.

"Aku bakal bawa kamu ketempat dimana kita akan bahagia bersama, tiada air mata yang menetes walau satu tetes."

"Owww, puitis banget yak?"

"Kamu juga kalau ada masalah jangan dipendam sendiri, aku kan pacar kamu. Janji ya?"

"Oke, janji." kata Byul menempelkan ibu jarinya ke ibu jar Chenle.

"Kalau ingkar gimana?"

"Potong kelingking aku."

"Serem banget sih, udah kayak yakuza aja."

-END-

I'm not fools, stupid; Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang