15

95 21 4
                                    

Sepulang main sama kak Jungwoo. Capek, tapi seneng. Jam berapa sekarang? 11 malam.

Dda da dda da dda da da da dda da..

Telephon masuk..

0812xxxxxxxx is calling..

Gw angkat,

"Halo?"

"Halo, apa benar ini anak dari Ny. Kim?"

"Ya, benar. Ada apa, ya? Ini siapa?"

"Gw Taeil, kalo lo inget. Cuma mau ngasih tau kalo Nyokap lo lagi dirumah sakit."

"Hah?! Kok bisa?!"

"Nyokap lo jadi korban tabrak lari. Ah, entah ini tabrak lari atau bukan. Intinya mobil yg menabraknya melaju dengan sangat cepat."

"Lo tau gak pelakunya dimana?"

"Dia ada disamping gw sekarang, dia akan bertanggung jawab soal ini."

"Ah, rs mana, kamar brp?"

"Xxxxxx."

"Baik terimakasih, tuan. Selamat malam."

Gw menutup telepon.

Gw bergegas menuju kamar Doy, menggedor pintu kamarnya.

"DOY, DOY, DOY. GAWAT!"

"Sana ah, ngantuk gw."

Terpaksa gw berangkat sendiri.

Naik taksi.

Saat disana,

Gw liat ada dokter yg keluar dari kamar Mama gw.

Gw juga liat siapa yg disamperin dokter itu,

Kak Taeil, 

Setelah berbincang selama beberapa detik, 

"Apa benar ini tempat rawat Ny. Kim?"

Karena mendengar suara gw, seseorang menoleh. Chenle.

"Jangan bilang, kalo lo yg nabrak...." 





Author pov.

"Jangan bilang, kalo lo yg nabrak...." Byul sudah tak sanggup melanjutkan kalimatnya, segera pergi. Tidak ingin dilihat menagis dihadapannya.

"Byul, bakal gw jelasin." kata Chenle mengejar Byul. Menahan tangannya diambang pintu keluar.

"Semuanya udah jelas bukan? Ini yg lo inginkan sejak kita ketemu? Lo emang pingin gw sengsarakan? Gapapa, lanjutin rencana lo, biar gw ikutin alur main lo." kata Byul menghempaskan tangan Chenle, kemudian berlari meninggalkannya. Hatinya berantakan, ditambah dia menangis dihadapannya.

Begitu juga Chenle, hatinya terobrak abrik. Chenle menyukai Byul sejak beberapa bulan lalu, bagaimana Ia mendapat restu apabila diketahui bahwa Ibunya jadi korban atas lajunya kendaraan Chenle.

Chenle mengacak rambutnya kasar.





.

.

.



Byul memasuki rumah, tanpa salam.

"Lo habis darimana?" tanya Doy.

Byul tidak mejawab, Doy menghampirinya.

Mendongakkan kepala Byul supaya mata dan mata bisa bertemu.

Doy menatapnya lekat, matanya terlihat masih berkaca kaca seperti setelah menangis.

"Gara gara siapa? Jungwoo? Chenle?" tanyanya beruntun, Byul menggeleng.

"Mama," ucapnya kemudian.

"Mama kenapa, huh?"

"Tabrak lari...........





Sama Chenle."

"Huft," Doy menghela napas kasar. Kemudian memeluk Byul.

"Tidur, gih. Besok sekolah."

Byul mengangguk. "Tapi lo jan diem diem pergi,"

"Iye, gak akan kok."

"Pengen dikamar lo, tadi serem liat kamar mayat." kata Byul terus terang. Doy mengangguk.

Tak lama Byul tidur,

Doy melaju dengan kecepatan diatas rata rata, menyusuri jalan yang sepi.

Ryujin(灬♥ω♥灬)

Jin

Km dmn?

Jan bikin khawatir

Doyoung kembali melajukan kendaraan. Masih menghawatirkan Ryujin. 

Tiba tiba ada mobil melaju dengan kecepatan yg sama dan arah yang berbeda. Doyoung ke utara, sedang mobil itu ke barat. Hampir terjadi tabrakan. Namun, Doyoung menghindarinya. Dengan begitu mobil yg dikendarainya berhasil oleng, menabrak tiang kemudian jatuh kejurang yg tidak begitu dalam. 

Untung saja ada saksi yg segera memanggil tim medis untuk Doyoung.

Byul sedang menunggu Doyoung dioprasi, bersama Ryujin disini. Jujur, Byul sangat ingin marah kepada sahabatnya itu. Tapi rasa khawatirnya lebih besar dari amarahnya.

Tak lama keluar dokter dari ruangan itu,

"Bagaimana dok?" tanya Byul.

"Kami sudah berusaha, namun Tuhan sayang Doyoung."

Kemudian Byul terbangun dari tidurnya, terlihat masih ada Doyoung disampingnya.

Huft,hiksrot.

Byul duduk,

"Lo kenapa?"

"..."

"Doy,"

"Ya?"

"Lo harus janji sama gw."

"Janji apa?"

"Jangan tinggalin gw sendiri." katanya terus terang. Doyoung terlihat bingung.

"Jangan tinggalin gw sendiri.

"Ibarat pohon tanpa akar. Tidak bisa kuat tanpa akar, tidak bisa hidup tanpa akar."

"Lo tau, gw gak yakin bisa kuat tanpa lo." jelasnya. Menangis.

Doyoung memeluknya, Ia tau hidup Byul tidak semudah yg dilihat. Terlihat menyenangkan karena dia selalu tersenyum, pandai menyembunyikan rasa.

Doyoung tau kalau Ia ditakdirkan menjadi Byul, dia pasti sudah resign dari kehidupan.

"Gw gak bisa janji, tapi gw bakal berusaha." katanya dengan mata berkaca kaca, ia tidak boleh terlihat lemah. Karena dia harus kuat menjaga orang orang yg dia sayang.

Byul mengangguk mengerti, kemudian melepas pelukannya. Kemudian pergi ke kamarmandi. Ingin menyegarkan tubuhnya.

Jam berapa sekarang? 05.01

Hari ini mereka berangkat lebih awal.

Dia akan sekalian bersiap untuk sekolah.

Mereka sarapan kemudian berangkat.

Tak lama, mereka sampai.

"Byul, yg Chenle jangan terlalu dipikirin, belajar yg bener. Hwaiting." kata Doyoung memberi semangat.

"Hwaiting." balasnya tersenym semangat sambil mengepalkan kedua tangannya.


Tbc.

Janlup voment juseyoo.

I'm not fools, stupid; Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang