Hari ini mau dinner ma Ten katanya. Males sih, apa lagi disuruh pake baju gini.
Ya gw kurang nyaman,
Ten dah dateng,
"Ma, Pa, Doy. Byul brangkat yaa."
"Ya hati hati." kata mama dan papa gw serempak.
"Kalo dia ngapa ngapain lo bilang ke gw."
Gw mengangguk,
"Papayy," kata gw sembari menutup pintu.
Hujan lumayan deras,
Gw memasuki mobil,
"Tumben bat lo pakek rok," kata Ten memecah hening.
"Ya kalo kagak disuruh gw mana mau."
Baru sampai lampu merah,
Gw menyadari Ten yg melihat gw dari tadi,
"Kenapa? Jelek ya?" tanya gw.
"Enggak kok, cantik."
Tiba tiba Ten memegangi kedua pipi gw, medekatkan wajahnya cepat.
Tapi gw lebih cepat, gw segera menonjok pelipis kiri Ten dengan tangan kanan gw. Sampai terhantam ke setir mobil.
Dukk
Pakk
Tinn
Kepencet klakson Yeorobun, awto ribut tuh jalan. Tukang jualan aja sampe kaget kaget.
Dengan panik, gw buru buru membuka pintu mobil kemudian berlari disela sela antara mobil, menuju trotoar, sebelum lampu hijau menyala. Ten yg terjebak disana tidak bisa apa apa.
Gw berjalan cepat sebelum Ten datang lagi, gw memutuskan untuk naik bus. Gw berjalan menuju halte bus terdekat.
Gw tiba di halte terdekat, dengan keadaan basah kuyup. Bagaimana mau pulang?
Gw menelepon supir. Tiba tiba hp gw dirampas sama orang disamping gw,
"MALING! MALING!" jerit gw sambil memukul mukul orang itu.
"Stt, ini gw."
"Lho? Chenle?"
"Kok lo bisa disini?" lanjut gw.
Dia sibuk menyampirkan mantel yg dia bawa.
" Gw ngikutin lo, selebihnya bakal gw ceritain di mobil." katanya menarik tangan gw.
"Eh tunggu," kata gw sambil menarik tangan gw kembali.
"Gw lagi basah kuyup gini, ntar mobil lo bau apek." lanjut gw. Ya dianya juga basah basahan.
"Gampang, bisa dicuci." katanya kemudian menarik tangan gw, berjalan menuju mobilnya.
Gak lama, kita nyampe dirumah gw.
Mama papa keluar nginep dirumah Bonyok Ten katanya.
Jadi dikuncilah kita diluar, gw juga gak tau Doy dimana.
Tapi gw punya kunci cadangan jadi gak masalah, tapi masalahnya kunci yg didalam masih bertengger dengan manisnya. Jadi kunci yg gw bawa gak berguna.
Bagusnya, jendela gak ketutup rapat. Jadi salah satu kita bisa masuk
"Le, masuk."
"Kok gw? Tar dikira maling."
"Lo ga liat gw disini? Hm? Hm? Hm?" kata gw sambil menunjuk wajah 3 kali.
"Gece lah masuk." kata gw kemudian, dia masuk kemudian membuka pintu.
"Tar ya, gw ambilin baju Doy dulu." kata gw, dia menggeleng.
"Lo ganti baju dulu."
"Yaudah."
Gw mengganti baju, denfan piama biru doraemon kesukaan gw kemudian ke kamar Doy untuk mengambil baju bersih.
Pas gw melihat pintu terbuka,
"HEH! ASTAGA KALIAN INI BERDOSA BANGET! GW DARI TADI GEDOOR GEDOR DARI BAWAH KAGAK ADA YG NYAUT HEH TULIK APA?!" kata gw melihat Ryujin, dan Doyoung sedang main game.
"Eh adik cantik, adik manis. Kek tuyul aja datang kagak bilang bilang."
Tanpa babibu gw ngambil pakaian kering dari lemari Doy.
"Heh, buat apa?"
"Chenle."
Gw segera turun, memberikan pakaian ini ke Chenle.
Setelah Chenle ganti baju, dia turun keruang tamu.
Ikut menonton tv.
"Lo kenapa gak pulang bareng Ten?"
"Kan gini, lagi damai damainya gw sama Ten dimobil, dia tibatiba megang pipi gw,
Kata gw sambil memeragakan memegang kedua pipi gw sendiri,
"Terus dia majuin mukanya.
Gw memajukan kepala gw,
"Kan gw reflek gitu, teros gw tonjok tuh palaknya. Dukk, pakk, tinn.
Gw menonjok kepala gw pelan,
"Gw buru buru keluar. Langsung ke halte bus, ketemu sama si inih." kata gw menunjuk ke Chenle.
"Wahh, beranian tuh anak." kata Doy.
"Dahlah gw mau tidur," kata gw kemudian naik ke atas, diikuti Ryujin.
Tbc.
Janlup voment juseyoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not fools, stupid; Zhong Chenle
Fanfiction"Hih, beraninya main senggol bacok sama cewe." "Sekali lagi lo ngomong gw bisa bikin lo angkat kaki dari sekolah." "Maaf tuan muda, anda berbicara dengan siapa? Saya bahkan bisa membuat anda angkat kaki dari sekolah ini tanpa bayar sepeser pun." . ...