"aku akan mengambil minyak Jimin.."Jimin mengangguk pelan dan melepaskan pelukannya. Rosé yang merasa pinggangnya tak ada lagi tangan yang melingkar, Ia langsung pergi menuju meja yang berisi 3 laci.
Rosé membuka laci paling atas. Di ambilnya minyak rambut yang akan ia gunakan untuk memijit kepala Jimin. Setelahnya, ia kembali ke kasur.
Ia bisa melihat Jimin yang sedang tengkurap dan menutup matanya. Sepertinya, Ia tepar. Dengan perlahan, Rosé menaiki kasur dan dudu di samping badan Jimin.
"Jimin.. bangunlah, kau harus mengganti pakaian mu terlebih dahulu"
Rosé sedikit menepuk2 pundak Jimin. Ia sengaja membangunkan Jimin sebentar untuk mengganti pakaiannya. Mengingat, Jimin masi memakai setelan kantornya.
"eunghh, biarlah.. aku lelah sekali, aku ingin tidur"
Jimin membalikkan badannya menjadi terlentang. Rosé menghembuskan nafasnya pelan sebelum ia membuka dasi dan jas yang di pakai Jimin. Tak lupa ia juga membuka kaos kaki dan sabuk yang mengikat kencang pinggang Jimin.
Dirasanya sudah, Rosé mulai berbaring di samping Jimin dan mengelus pelan rambut Jimin.
▼・ᴥ・▼
Kini, Rosé sedang berkutat di dapur. Ia sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya, anaknya, dan suaminya itu. Ia memasak makanan yang cukup simple, yaitu nasi goreng kimchi.
Ia menyajikan makanannya di atas piring berwarna putih polos dengan rapi. Wangi masakan Rosé sangattt enakk. Sampai Rosé sendiri tak menyangka, kalau ia yang memasaknya.
Rosé sudah menyiapkan sarapan di atas meja makan. Sekarang waktunya dia untuk membangunkan suami dan anak2nya. Rosé mulai berjalan menuju kamar Jimin terlebih dahulu.
Rosé membuka pintu kamar Jimin. Rosé kira Jimin masi terlelap. Tapi ternyata, perkiraan Rosé salah. Jimin sudah siap dengan pakaian kantornya. Bukannya menghampiri Jimin, justru Rosé malah tertawa.
"yak! apa yang kau tertawakan?"
Rosé hanya menggelengkan kepalanya dan menahan tawanya. Sungguh ini sangat lucu.
"Rosé? kau tidak gila kan?"
"enak saja kau mengatakanku gila!"
"lalu? mengapa kau tertawa?"
Rosé kembali manahan tawanya dan berjalan menuju meja kecil di samping ranjang. Ia mengambil handphone miliknya. Rosé menyalakan Handphonenya dan mengarahkan benda canggih itu di depan wajah Jimin.
"Kau pikun atau bagaimana, hm? ini hari minggu sayang."
Jimin mengambil Handphone milik Rosé dan melihat nya.
"Astagaa! kenapa aku bisa seperti ini? aishh"
Rosé mengambil kembali Handphone miliknya dan meletakkannya di tempat semula.
"Sudahlah, sekarang kau ganti pakaianmu, dan segera ke bawah, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Aku akan membangunkan Chaemin terlebih dahulu."
Jimin hanya mengangguk ria dan menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Ia pun bingung, kenapa ia jadi pelupa seperti ini?
▼・ᴥ・▼
"Jim? apa kau free hari ini?"
"eoh? tentu saja, sekarang hari minggu."
"Eum.. bagaimana kalau kita jalan-jalan?"
"Boleh, kau mau kemana?"
"Aku ingin ke kebun raya saja, disana cuacanya sangat sejuk. Jadi, kita bisa melepas penat disana."
"Baiklah, aku setuju."
Itulah percakapan singkat mereka. Mereka akan berjalan-jalan siang ini. Cuaca di tempat tinggal mereka ini sangatlah panas. Maka dari itu, Rosé sengaja ingin ke kebun raya agar bisa merasakan cuaca sejuknya. Kebun raya itu terlatak di atas gunung, makanya sangat sejuk, bahkan dinginn.
Mereka juga sudah jarang untuk family time bertiga. Bukan karna apa - apa, tapi jadwal kerja Jimin yang terlalu padatt. Jimin pun ingin family time bersama dengan istrinya dan anaknya.
Tapi, pekerjaan adalah pekerjaan. Ia harus bertanggung jawab dengan hal itu. Bertanggung jawab dengan pekerjaan bukan berarti tidak bertanggung jawab terhadap keluarga.
Selama ini, Jimin cukup baik untuk membagi waktunya. Dari pagi sampai malam pukul 8 ia akan berada di kantor. Sedangkan sisanya, ia akan gunakan untuk menghabiskan waktunya dirumah bersama istri dan anak tercintanya itu.
Walau waktu yang di berikan itu sangat singkat, Tapi Jimin bersyukur. Ia masih bisa menghabiskan waktunya walau hanya sebentar. Makanya, Mereka sangat jarang untuk pergi keluar berjalan - jalan. Dan inilah saatnya.
▼・ᴥ・▼
Jimin turun dari mobil dan berjalan ke arah pintu sebelahnya. Ia membukakan pintu untuk Rosé dan Chaemin. Rosé keluar dengan menggendong Chaemin di pinggangnya.
"huhhh... sejuk sekali eomma."
"Eum? Sejuk? apa kau kedinginan?"
"Anii, aku suka inii."
Chaemin turun dari gendongan Rosé dan berlarian kesana kemari. Jimin meraih tangan Rosé untuk di genggamnya. Rosé sedikit tersentak. Rosé juga membalas genggaman tangan Jimin. Jimin menatap wajah Rosé yang tersenyum hangat.
Sedetik kemudian, mereka berdua berjalan mengikuti Chaemin dengan tangan yang bertautan. Mereka ikut berhenti ketika Chaemin menghentikan langkah kaki nya tepat di taman bermain. Kebun raya disini sangatlah luas. Sebagai bukti, disini taman bermain bertebaran dimana-mana.
"Eomma, Appa.. aku ingin bermain disini."
"Boleh sayang, tapi sama eomma appa ya mainnya."
Setelag Rosé mengatakan itu, Chaemin mengangguk semangat. Dan tentu saja, Chaemin lebih dulu pergi ke taman bermain itu. Jimin dan Rosé jadi ikut bersemangat karna Chaemin. Ah sungguh, sepasang suami istri ini seperti anak berumur 5 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𑁍┊Mianhae 'JR ˎˊ˗
Storie d'amore[COMPLETE] {Bercerita tentang seorang gadis lugu yang telah menjadi kekasih seorang CEO yang yang sudah menyakiti hatinya ber kali-kali.} apa kah hubungan mreka akan berjalan lancar?