2. Pertemuan menyebalkan

11 5 0
                                    

"Nar, ko rame sih."

Kini kedua nya berada di tempat yang sangat ramai dimana seluruh siswa-siswi sibuk berebutan untuk mengantri makanan ataupun minuman yang mereka mau, ya ini kantin.

"Namanya juga kantin, rame lah zur." Ucap Nara menggeleng mendengar itu.

"Lo mau apa? sini gue pesenin, lo duduk disana aja." Nara menunjuk meja yang letak nya berdekatan dengan gerobak bakso milik Mang Ecep.

"Samain aja sama punya lo, makasihh Nara." Ucap Azura tersenyum, lalu melangkah kan kaki nya menuju meja kosong yang ditunjuk oleh Nara tadi.

"..dan jangan buat papa kecewa lagi,"

"..dan jangan buat papa kecewa lagi,"

Kalimat itu selalu muncul diotak nya. Dirinya sangat merasa takut jika nilai nya tidak juga membaik, ayah nya akan memindah kan diri nya dengan paksa ke luar negri. Azura tidak mau bernasib sama dengan abang nya, Raja Azdriel Ribero. Raja adalah satu-satunya orang, yang bisa membuat nya merasa lega dengan semua beban yang ia tanggung. Tempat dimana Azura selalu menceritakan apapun yang ia lakukan. Raja sangat menyayangi adik perempuan nya itu, raja selalu berusaha melindungi Azura. Terlebih lagi gadis mungil itu belum pernah merasakan kasih sayang dari almarhum bunda nya. Abang nya itu selalu menemani diri nya setiap ia ingin menggambar atau pun melukis. Namun kehidupan nya seketika hancur, karena ayah nya memindah kan putra nya itu untuk sekolah diluar. Ayah nya kerap mendapatkan laporan bahwa Raja sempat tertangkap polisi karena ikut serta dalam tawuran massal antara sekolah nya dengan sekolah lain. Oleh karena itu lelaki bernama Azka Prahadi Ribero itupun memutuskan untuk memindah kan putra nya itu.

Azura merindukan Raja.

"DOORRRR!"

"NARAA PERUT GUE KAGET!" Teriak Azura tak kalah kencang.

"AZURA BEGO YANG KAGET PERUT LO ATAU JANTUNG LO HAH?! Lagian lo kenapa sih gue liatin dari tadi kerjaan nya bengong teross udah kek kodok, mikirin apa sih?" Ucapnya yang sedikit merasa penasaran dengan gadis itu.

"Itu.. eh maksud gue, itu gue bingung mau adaptasi gimana disini sedangkan gue aja cuman kenal sama lo, joko, sama daffa."

"Buset gue kirain apaan! Yailah kalo urusan itu mah gampang nanti gue ceritain semua nya yang ada di sini santai aja kali lo," Nara terkekeh kecil, dan melanjutkan aksi makan siomay yang ia pesan tadi.

Brakkk!

"HALO CIWI CIWI NYA JOKOO! LAGI APA NICHH? MAKAN GA NGAJAK NGAJAK AKOEH," Ucap Joko menggebrak meja yang entah dari mana datang bersama Daffa disamping nya.

"HEH UPIL KUDA LO DATENG DATENG GEBRAK MEJA! UDAH GA WARAS YA OTAK LO?!" Nara merasa tak terima.

Daffa yang sedari tadi duduk di depan Azura pun ikut berkomentar, "Udah gue bilang jangan di kagetin, nohh macan nya ngamuk kan."

Joko hanya mendengus kesal mendengar nya. "Otak gue? Baik-baik aja kok masih ganteng, sama kaya muka gue yang ganteng nya udah paling mentok." Joko memberikan senyuman remeh nya.

"NAJIS YA JOK!" Nara memalingkan wajah nya menghindari teman laknat nya itu. Tidak, lebih tepatnya musuh.

"Eh ada neng jura, sendirian aja neng?" Kini joko beralih ke arah gadis yang ada didepan Kinara.

"Udah tau dia kesini sama gue, masih aja lo nanya kek dora." Kinara menatap joko sinis.

"Emang lo manusia??"

"JOKO ANJING GUE GORENG PAKE TELOR LO YA LAMA LAMA!" Kinara sudah tak tahan lagi dengan setan berwujud joko ini.

Joko hanya mengedikkan bahunya.

AZANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang