Part 19

1K 151 5
                                    

Jangan lupa Vote dan komennya(づ ̄ ³ ̄)づ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote dan komennya(づ ̄ ³ ̄)づ










"Kenapa Jisung belum datang juga, 5 menit lagi kelas masuk"

Felix menatap jam tangannya dengan gelisah. Ia sangat khawatir dengan sang sahabat. Di tambah kedatangan Minho membuatnya semakin khawatir.

"Kau tenang saja, Minho tidak akan berbuat hal yang membahayakan Jisung ...," Changbin menenangkan Felix dengan mengelus kepalanya lembut. Sejak pengakuannya kemerin saat di rooftop sekolah, Felix sudah membulatkan niatnya untuk percaya dengan pemuda tampan ini. Ia harap dirinya tak akan di kecewakan.

Tak lama kemudian Changbin melihat seseorang yang sedari tadi di tunggu itu akhirnya datang. Kedua orang itu kini berjalan ke arah mereka. Felix yang sadar Jisung datang dengan segera memeluk sahabatnya.

"Tumben sekali kau memelukku,"

"Yak! aku khawatir padamu! Biasanya kau tidak datang seterlambat ini ji."

"Hehehe maaf, aku harus mengurusi gelandangan yang tinggal di rumahku dulu tadi pagi," Jisung menatap Minho sinis dan di balas tatapan datar dari pemuda tampan itu.

Changbin yang mendengar ucapan Jisung saat memanggil Minho gelandangan hanya bisa tertawa geli.

"Kau berani menertawakanku?" Minho bersiap melempar tasnya ke arah Changbin tapi segera ia urungkan karena Jisung malah memelototinya. Tentu saja Minho tak berani. Kontrak mereka resmi terjalin tadi malam. Kini Minho kembali menjadi pelayan Jisung. Dan akan mengikuti semua perintah tuannya itu.

Minho sudah menceritakan semuanya kepada Jisung, membuat Jisung serasa masuk kedalam cerita Minho. Ada rasa dendam yang hadir di dalam hatinya.
Meskipun ia tak merasa memiliki adik, tapi saat mendengar cerita Minho soal adiknya yang di bunuh sedangkah pembunuhnya kini masih berkeliaran membuat jisung tak terima.

Jisung ingin melunasi janji seseorang yang bernama Hannie itu, ia ingin pembunuh adiknya di lenyapkan. Karena bagaimanapun ia tak bisa membiarkan seorang pembunuh hidup dengan santainya setelah mengambil nyawa seseorang.

Ia tak peduli dengan jiwanya yang akan di ambil Minho nanti, yang terpenting pembunuh adiknya bisa di temukan. Jisung sedikit bingung dengan perasaan dan pikirannya.

Kenapa dirinya merasa sedendam ini, semarah ini, dan se sedih ini. Apa dirinya sudah sedikit kembali menjadi Hannie?

Minho juga berkata akan membawa memori Hannie agar menyatu dengan Jisung. Sehingga ia bisa merasakan seluruh aura Hannie di dalam Tubuh Jisung.

***

"Kau tinggal bersama Minho?!" Felix membulatkan matanya tak percaya dengan yang Jisung katakan. Mereka kini sudah berada di kantin.

Dengan Jisung yang memberi tahu Felix soal Minho yang tinggal bersamanya sejak tadi malam. Agar tidak ada salah paham nantinya.

Sebenarnya Jisung sangat ingin menceritakan semua yang di katakan Minho padanya tadi malam. Tentang dirinya yang pernah hidup dengan nama Hannie Tentang adiknya yang bernama Yongbok,Tentang perjanjian kontraknya. Tentang semuanya, Jisung sangat ingin menceritakannya tapi Minho melarangnya untuk bercerita kepada Felix. 

Jadi Jisung hanya bisa menahan hasratnya untuk bercerita.

"Dia tak punya rumah , jadi harus tinggal di rumahku,"

"Ppfftt!" Changbin lagi lagi menahan tawanya. Dan Minho juga mencoba untuk menahan agar dirinya tak memukul kepala Changbin hingga lepas dari tempatnya.

Namun Berbeda dengan pemuda manis yang semakin merasa gelisah itu.

Felix takut.

Apa Jisung akan menjalin kontrak dengan Minho lagi. Lalu bagaiamana dengan dirinya jika sampai dilenyapkan oleh Minho. Itu artinya ia tak bisa bersama lagi dengan Jisung.

Tidak! Felix tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia akan terus bersama dengan kakaknya. Tidak ada yang bisa menjauhkannya dengan Jisung.

"Ji, Minho tidak melakukan hal-hal aneh kan?" sebenarnya Felix hanya basa basi tapi tanggapan Jisung malah membuatnya terkejut.

"Dia menciumku, dia juga membuat kepalaku sakit,"
Minho terkejut dengan apa yang di ucapkan Jisung. Bagaiaman bisa pemuda tupai itu mengatakan fakta yang sebenarnya.

"k-kauu! ... apa yang kau lakukan pada sahabataku?" Felix menunjuk Minho sembari menampilkan gestur menantang.

"Tidak ada." jawan Minho datar.

"Minho memang tak pernah bisa menahan nafsunya, jadi aku harap kau hati hati ji!" Celetuk Changbin. Membuat Ketiga orang disana menatapnya.

"Apaa hah?" bentak Changbin kepada ketiga orang di depanya.

"Kenapa kau tidak tinggal bersama Changbin saja? Kenapa harus dengan Jisung?" Felix mencoba bersikap santai meskipun ia masih memikirkan ucapan Jisung barusan.

"Aku punya urusan dengan Jisung,"  Jawaban singkat dari Minho yang berhasil membuat Felix kembali takut.

Changbin yang paham dengan perasaan Felix hanya mengelus punggung pemuda itu mencoba menenangkannya. Untung saja Jisung dan Minho tak melihatnya.

"J-ji nanti malam aku menginap di rumahmu ya, boleh?"

Minho menatap tajam Felix, kalau sampai anak itu menginap ia tak bisa mengambil energinya nanti malam. Lalu Minho melirik Jisung yang tengah berfikir. Semoga saja Jisung tak mengijinkan.

"Maaf Lix..., "

Minho bernafas lega sekarang. Ternyata jisung tak mengizin--

"Menginap saja , tak perlu meminta izin. sepertinya aku sudah membuatmu khawatir ya hehe maafkan aku" Jisung tau, setiap Felix khawatir padanya pemuda manis itu akan selalu meminta agar ia mengingap di rumah Jisung.

Felix hanya terkekeh sembari menggaruk tengkuknya.

"Apa aku boleh ikut juga? Kasihan jika Felix menjadi nyamuk di antara kalian. Jika aku ikut Felix akan memiliki teman bukan?" tambah Changbin.

Ingin rasanya Minho mencincang kedua bocah menyebalkan di depannya ini. Malam ini tak akan berjalan lancar seperti ekspetasinya.

"Itu ide bagus ji, boleh ya Changbin ikut?"
Jisung menatap Felix curiga. Lalu beralih menatap Changbin.

"Kalian ...?"

"TIDAK!" "IYA"

Jisung terkejut saat Felix dan Changbin berujar dengan bersamaan tapi memiliki jawaban yang berebeda.

"K-kami tidak memiliki hubungan apapun ji, jangan salah paman. Aku hanya ingin ada teman saat menginap di rumahmu nanti!"

Changbin tersenyum gemas melihat Felix yang dengan lucunya menjelaskan kesalah pahaman kepada jisung.

"Iya iyaaa santai saja, meskipun kalian memiliki hubungan, itu tidak jadi masalah untuku lagipula" ucap Jisung.

Felix merona, apa yang di katakan sahabatanya ini sangat membuatnya malu. Changbin memang tampan tapi ia tidak mau menaruh hati pada iblis itu.

"Baiklah pukul 8 malam aku tunggu kalian."

Minho pasrah saja. Hari besok masih ada untuknya bukan.











 Hari besok masih ada untuknya bukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





[✔︎] 1. Run So Far With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang