Part 09

1.3K 181 15
                                    

Ceklek!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek!

“Nona?”

Jihyo menoleh ke arah pintu, dimana disana ada Minho yang menyembulkan kepalanya.

“Nona sedang tidur, aku rasa jangan bangunkan dia dulu ....," Jihyo mengelus rambut Hannie lembut dan menciumnya. Tersenyum hangat saat Hannie semakin mengeratkan pelukannya tanpa sadar.

“Baiklah, tapi ada yang harus ku tanyakan padamu!”

Jihyo menghentikan elusan di kepala Hannie. Telinganya menangkap jelas suara langkah kaki Minho yang menggema di ruangan itu. Bahkan Jihyo merasa terintimidasi hanya karena suara langkah kaki.

“Changbin tidak ada sejak semalam, kau tau dia kemana?”

Jihyo menunduk, lalu menggeleng.




















“Kita sesama iblis, tidak seharusnya kau berbohong!!”

Jihyo mematung, mendengar ucapan Minho. Lalu ia angkat kepalanya, membalas tatapan Minho. Pria itu menatapnya datar tanpa ekspresi, tapi Jihyo tau Minho tengah marah, ia bisa merasakannya. Bagaimana bisa ia bisa tau kalau dirinya iblis?. Padahal ia sudah berusaha menutup auranya.

“Aku disini untuk melindungi Hannie, kau jangan coba-coba untuk menjauhkanku darinya!” Jihyo kembali memeluk erat tubuh Hannie.

“Kau tak punya hak untuk melindunginya, dia tugasku!? milikku!!” Minho sudah akan mendekati mereka tapi teriak Jihyo membuatnya berhenti.

“Aku punya hak!! bahkan sebelum dirimu.” Jihyo menatap Minho, matanya mulai berair. Mengingat saat saat ia diberi tugas oleh tuannya.







Flashback ON

“Eh...??  Kau mau apa kesini?”

“Menagih janjimu. ”
Jihyo berjongkok di hadapan seorang bocah kecil yang tengah memeluk kardus berisi koran koran bekas. Mengelus pipi halus milik bocah itu.

“Janji apa?” Yongbok, tak mengerti dengan apa yang di katakan wanita di depannya. Membuat Jihyo hanya tertawa karena gemas.

“Waktu itu kau meminta bantuanku untuk menyelamatkan kakakmu kan? Juga membunuh warga desa, jadi aku kesini untuk menagih janjimu, kau harus memberikan Jiwamu padaku anak manis.” ujar wanita itu. Yongbok baru ingat ia punya janji yang harus di lunasi, lalu ia tersenyum manis ke arah Jihyo.

“Waktu itu kau bilang bisa menuruti semua keinginanku kan?” tanya Yongbok dengan polosnya. Jihyo mengangguk memperhatikan Yongbok yang tengah berfikir sembari menyimpan kardus di tempat semula.

“Apa itu masih berlaku sekarang?” Jihyo kembali mengangguk, selama ia belum mengambil jiwa Yongbok, bocah itu masih menjadi tuannya, dan segala perintahnya adalah tugas paling berharga.

“hmmmm setelah kau mengambil jiwaku, bisakah kau menjaga kakakku? Lindungi dia  sebagai penggantiku, karena aku tak bisa lagi melindunginya dan terus berada di sisinya. Jangan biarkan dia bersedih ... Jika bisa ... setelah kau mengambil jiwaku aku masih punya kesempatan untuk bersama dengan kakakku.” Yongbok menunduk, ia takut wanita di depannya ini tak bisa mengabulkan permintaannya yang terlalu banyak.

“Yes My Lord”

Yongbok terkejut, ia melihat wanita itu bersujud di depannya sembari menundukan kepalanya hormat.

“Aku akan mengabulkan semua keinginanmu, itu adalah tugasku!”  Yongbok tersenyum cerah, setidaknya sang kakak tidak akan dalam bahaya setelah ia pergi nanti. Yongbok berharap wanita di depannya ini bisa di percaya dan di andalkan.

Grebb!!

Jihyo mematung saat yongbok memeluknya erat. Tak pernah ada yang memeluknya. Bahkan mangsa mangsa sebelumnya tak pernah melakukan ini. Tapi Yongbok, dengan polosnya memeluk Jihyo dengan pelukan hangatnya. Hati Jihyo bergetar. Rasanya ia sangat senang, atau mungkin bahagia.

Tangannya mulai membalas pelukan Yongbok

“Nah ... akhirnya di peluk juga hehehe”

Jihyo tertawa tanpa sadar airmatanya mengalir. Pelukannya semakin erat membalas Yongbok. Membuat Bocah itu mulai sesak, tapi senyuman tak luput dari wajah imutnya.

***

Jihyo keluar dari gudang desa, meninggalkan tubuh Yongbok yang sudah tergeletak tak bernyawa di atas lantai. Sedikit berat saat meninggalkan raga itu, tapi ia ingat bahwa jiwa Yongbok sudah hidup di dalam tubuhnya. Iya!, Ini adalah pilihannya juga keinginan tuannya.

Yongbok ingin kembali bersama dengan kakaknya bukan, dan Jihyo akan menjalankan tugasnya mulai saat itu juga.

“Kau hidup di dalam tubuhku, kau akan selalu bersama kakakmu tuan , jangan khawatir,” Jihyo tersenyum, tapi matanya mengeluarkan air mata dengan deras. Ia tau itu bukanlah dirinya. Tapi Yongboklah yang kini tengah menangis.

Mata Jihyo tak sengaja melihat Hannie yang terus menghampiri warga desa. Sepertinya gadis itu sedang mencari adiknya.  Jihyo tersenyum dan detik berikutnya ia sudah berubah menjadi seorang nenek-nenek tua.

“Hey nak ... sedang mencari siapa?”  Jihyo menghampiri Hannie. Dan terlihat gadis itu yang sedikit terkejut.

“Ah nek, aku sedang mencari adikku, apa nenek melihatnya ... dia seorang laki laki , rambutnya agak pirang dan juga di pipinya ada sedikit frickles” jelas Hannie.

“Oh anak baik itu, dia sedang membereskan barang-barang di gudang desa ...!” ucap Jihyo membuat Hannie mengerutkan keningnya bingung.

“Gudang?”

Jihyo menujuk sebuah bangunan yang tak terlalu besar, terlihat jika bangunan itu sudah lama tak terpakai.

“Ah terima kasih bany—ehh?”

Saat Hannie menoleh Jihyo sudah pergi dari sana membuat Hannie kebingungan.

“Eh ... kemana nenek tadi?” Hannie hanya mengedikan bahunya lalu berlari ke arah gudang yang di tunjukan nenek tersebut.

Flashback Off


Park Jihyo

Park Jihyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔︎] 1. Run So Far With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang