Oke lah langsung aja
Jangan lupa vote and comment!
********Seteleh menghadapi weekend, hari keramat pun datang. Yap, apalagi kalo bukan hari senin. Dimana semua murid akan di jemur di lapangan dengan langit sebagai atap nya.
Setelah melakukan rutinitas nya Gabriel seperti biasa berjalan kaki menuju sekolah. Kebetulan rumah dan sekolah nya lumayan dekat jadi dia hanya menghabiskan waktu 25 menit untuk menuju ke sekolah dengan berjalan kaki. Kalau pake kendaraan mungkin 15 menit sudah sampai.
Entah bangun nya pukul berapa dia jam 06:15 pagi sudah ada di sekolah. Kalo kita mana mungkin, jam segitu kita masih ada di rumah, ada yang lagi sarapan, ada yang lagi membereskan peralatan sekolah. Mungkin ada yang belom bangun juga ck ck! Tidak patut di contoh. Tapi, yang nulis cerita ini jam segitu masih mandi wkwk.
Sambil berjalan di koridor yang sepi, maklum lah jam segitu masih sedikit murid yang datang. Itu pun yang mendapatkan bagian piket dan murid teladan. Bagi yang piket hari senin harus berangkat pagi pagi, sebab di hari itu ada kegiatan yang tidak di inginkan oleh murid murid. Apalagi kalo bukan upacara.
Tapi, seharusnya mereka senang karena di zaman ini mereka hanya di perintahkan untuk upacara, itu pun satu minggu sekali. Masih beruntung tidak di suruh perang melawan penjajah.
Sudahi dulu acara membahas upacara nya. Kembali lagi pada Gabriel yang sekarang sudah ada di depan kelas nya. Dia sedang melamun, sekali kali dia melirik ke sekeliling, siapa tau ada sahabat nya yang sudah datang.
Dia tuh gabut, pagi-pagi dia sudah melamun. Beruntung dia gak kesurupan."Elahh. Pada kemana sih. Lama banget, padahal udah siang" Siang matamu katarak, setengah tujuh aja belum. Dia nya aja yang kepagian datang nya.
"Mending gue belajar aja. Siapa tau sekarang ada ulangan mendadak yang membuat hatiku menjadi berdebar-debar" Dia cengengesan mendengar perkataan nya sendiri.
Memasuki kelas nya Gabriel langsung duduk rapi dan mengeluarkan buku pelajaran. "Tapi dipikir pikir gue kasian sama otak gue. Masa pagi pagi udah di suguhin pelajaran. Mana udah karatan lagi otak nya" Monolog Gabriel.
"Bodo ah mending gue diem" Lanjutnya
"Woy lo gila apa gimana. Ngomong sendiri mulu" Ucap seseorang yang berada di belakang Gabriel
Masih dengan jantung berdebar debar karena mendengar suara orang lain Gabriel melirik ke belakang takut. Ternyata ohh ternyata ada Andre. "Astagfirullah" Dia mengelus dada. "Lo kapan dateng?. Perasaan pas gue masuk gak ada lo"
"Gue emang baru dateng" Ujar Andre cengengesan.
"Tapi gue liat ke pintu terus. Kok gak keliatan lo masuk kelas?" Tanya Gabriel
"Gue masuk lewat jendela" Jawab Andre polos
"Lah? Ngapain?. Kan pintu ada"
"Pengen ngerasain sensasi masuk ke kelas lewat jendela" Celetuk Andre santai.
"Gobloknya luas seluas samudra" Umpat Gabriel
"HELO EPRIBADEH. LINO DATANG!"
Perkataan mereka terpotong gara gara teriakan membahana Lino.
"Jangan teriak anjir. Bau nafas lo semliwir semliwir" Celetuk Andre
Mendengar itu Gabriel yang tidak mencium bau apa apa pun mengendus-endus sekelilingnya. "Gabriel ketularan goblok" Celetuk Andre
Lino yang kebetulan datang bersama Kelvin hanya cengengesan di tempat.
Setelag hening, Lino dan Kelvin menghampiri Gabriel dan Andre yang ada di meja nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/248116675-288-k462431.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabriel (On Going)
HumorSaya minta sebelum baca follow dulu. "Menurut gue, sekolah lebih nyaman dari pada rumah". - Gabriel Zevran William. ***** Menceritakan tentang hidup seorang laki-laki yang sedikit...? Di dalam hidupnya, dia beruntung karena di beri sahabat yang s...