Chapter 15

21 6 0
                                    

Halo, baca ini jam berapa?
Selamat sore
Selamat siang
Selamat malam^

Ada cerita apa hari ini?
Oh iya, kabar mu baik? Kalo kurang enak badan, mending istirahat ya. Jangan lupa makan><

Manusia itu makhluk yang diciptakan dengan tidak sempurna. Di dunia ini tidak ada yang sempurna. So, jangan insecure!

Happy Reading ♡

*****

Pukul 8 pagi Gabriel dan sahabatnya sudah ada di caffe milik Papa nya Andre. Mereka berharap tidak ada masalah apapun lagi. Walaupun sehabis kejadian waktu Papa nya Gabriel yang merusuh, tidak ada kejadian seperti itu lagi tetapi mereka masih harus jaga-jaga supaya tidak merusak properti caffe.

Weekend ini, mereka menghabiskan waktu dengan bekerja. Tidak seperti biasanya. Tetapi mereka senang-senang saja. Apalagi Lino, dia kerap sekali menggoda pelanggan perempuan.

Seperti saat ini, dia sedang menggoda seorang perempuan yang kira-kira usia nya terpaut sama dengan nya.

Lino menyugar rambutnya. "Mau pesen apa? Disini tersedia minuman, makanan, juga cemilan. Kalau kamu mau hati saya juga boleh" Dia mengedipkan matanya.

Perempuan yang di goda Lino, dia tersipu malu. "Memang kalau aku minta hati kamu boleh? Gak ada yang marah nih?" Ia menyelipkan rambutnya kebelakang telinga.

"Ya ada dong!" Sahut Lino cepat.

Alis perempuan itu mengkerut. "Terus kamu kenapa nawarin?"

"Ya terserah saya dong! Yang punya hati, saya bukan kamu"

Dia melongo. Setelah itu menghembuskan nafas pelan guna menenangkan diri. "Yasudah siapa yang marah, hm?"

"Tuhan" Lino mensejajarkan badanya dengan si cewek. "Kamu mau jadi pendamping?" Tanya Lino menggantung.

"Pendamping siapa?" Dia mengalihkan matanya ke arah lain, karena Lino menatap nya dengan intens.

"Tuhan"

Celetukan Lino berhasil membuat seluruh pelanggan yang mendengar kan nya tertawa. Dan sang perempuan dia sedang menahan amarah nya. Di goda dan di jatuhkan dalam waktu yang bersamaan, memalukan!.

"Dasar playboy kampungan!!" Setelah mengatakan itu dia pergi meninggalkan Lino yang melongo karena di teriaki sekencang itu. Sungguh! Telinganya terasa berdengung.

Shhh

Dia meringis seraya mengusap-usap telinga nya. "Gila ya tu cewek! Gue kan bener. Dikira mau gombal apa"
Dengus nya.

"Awww!!" Dia meronta-ronta karena telinga nya di tarik secara tiba-tiba oleh seseorang.

Tangan nya mencoba melepaskan telinganya. Dia menengok. "Anj--"
Ucapnya terpotong.

"Apa hah?! Mau apa?! Bukannya kerja malah gangguin cewek!" Teriakan itu berasal dari Haris.

"Hehe, maapin" Ringis Lino seraya menarik jari nya membentuk huruf V.

"Duh! Cepet kerja lagi!" Haris melepaskan jeweran nya, setelah itu dia beranjak pergi.

Sambil berjalan dengan bibir yang mengerucut Lino mendekati sahabat nya yang sedang tertawa terpingkal pingkal. Tidak malu apa ya? Mereka sekarang menjadi pusat perhatian.

Gabriel (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang