Chaper 1

134 12 7
                                    

Are you ready?

Chapter awal memang banyak dialog. Karena apa? Supaya otak kalian tidak melepuh. Tapi kalau kalian gak mau baca yg banyak dialog bisa lewatin ke chap 4 oke? Tapi kalo takut ga ngerti alur ya baca dari chap 2 aja. Soal nya chap ini hanya pemanis. Supaya gak hambar aja wk.

Setelah baca sampai selesai kalian akan menemukan genre baru dari cerita ini. Intinya cerita ini bergenre Humoris.

Selamatt membaca!!.

Wait, sebelum baca kalian harus baca pengumuman di atas ya. Kalo ngga di bawah ada

*****

"Kebahagiaan itu kita yang buat, tidak ada
Istilah nya kebahagiaan datang sendiri"

Gabriel.

Pagi ini, segerombol anak laki-laki memasuki ruang kelas. Dengan langkah yang di buat se keren mungkin mereka berjalan menuju tujuan mereka.

"HELO PARA HUMAN JELATA! "

"BEGIMANA KABAR ENGKAU PARA HUMAN?! "

"HELO PANGERAN GABUT MAU MASUK!. RED KAPRET NYA MANAA! "

Krik krik krik

Murid-murid yang ada di dalam kelas melongo melihat kelakuan absurd temannya itu. Sungguh memalukan!.

"Loh kok? Kenapa pada bengong anjim?"

Seseorang melemparkan spidol yang ada di lantai. Mungkin bekas guru yang mengajar.

"Berisik!"

"Apa apa? Ga denger aing tolong" Ucap seseorang sambil menyodorkan telinga nya.

"Udah lah berisik. Baru juga masuk udah mau bikin kehebohan aja"

" Ehh mon maap. Hehe" Dia cengengesan.

"Dasar human". Ujar Gabriel

"Dikira gue setan ". Jawab Lino

"Kalian bisa diem gak sih?! ". Bentak Nathan datar.

"Ehehe. Maapin hamba yang mulia". Celetuk Gabriel sambil cengengesan. Yang cuma di balas delikan oleh Nathan.

"Yang mulia dari selokan". Ujar kelvin.

Pandangan semua orang tertuju pada ke-empat orang itu. Mereka heran, mengapa banyak orang gila masuk ke kelas ini.

"Emang selokan ada kerajaan? " Tanya Gabriel.

"OTAK YO OTAK SIAPA YANG MAU BELI OTAK NIH GRATIS USUS" Teriak Kelvin.

Semua murid-murid tergelak mendengar teriakan itu.

Lino melihat ke arah Gabriel. Dan Gabriel yang merasa di tatap menoleh ke arah Lino yang terang-terangan menatapnya. Seketika, dia merasa perasaannya tidak enak.

"Bang Gabrielll, mau ngamar gak sama aa?" Lino melambai-lambai kan tangan nya, lebay.

"Ogah! Gue masih lurus!" Gabriel mendorong bahu Lino.

Gabriel (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang