Happy reading
___________
"Jadi cemburu beneran nih? Kirain gue cuman panas dikit doang."
Damar berdecak kecil, membuang muka saat melihat wajah menyebalkan Chandra dan Petrik yang sedang berbaring di atas kasur kamarnya.
Chandra menaikkan alis sebelah, "ck ck. Gini nih kalau dari bayi di kasinya suntik bucin bukannya suntik campak." cetusnya pedas.
"Nah bener tuh, lagian siapa tau kalau mereka berdua cuman biasa aja, gaada maksud seperti yang lo pikirin. Selow ae lah." ucap Petrik menimpali, duduk kemudian menatap Damar bersungguh-sungguh.
Chandra mendelik, menabok kepala Petrik keras.
Petrik mencuatkan bibirnya sambil memasang wajah ternistakan, "Chan. Kamu keterlaluan." sahutnya mendramatisir.
Chandra memutar bola matanya. "Lol."
"Lo tolol."
"Lo kampret."
"Lo mirip monyet."
"Lo saudaranya monyet."
"Ih najis gue sodaraan sama lo."
Tak ada angin tak ada hujan, kedua cowok itu berdebat terus menerus sambil saling mengumpati.
Ini kenapa dua orang ini kalau ketemu gak pernah akur. Padahal kalau sudah bertemu satu kelas kompak membuat rusuh, giliran ginian langsung pada kecot.
Bangkit, kemudian berdiri menatap malas kedua temannya. Ini 'kan niat ngajakin mereka berdua buat curhat, kenapa malah jadi ajang kecot beginian.
"Lo berdua diem kagak. Gak diem gue perkosa lo satu-satu." ancam Damar mengasal, menunjuk ke arah Petrik dan Chandra yang memasang wajah melongo.
Petrik berkedip sekali, "perkosa aku mas." katanya sambil menepuk kasur beberapa kali.
Damar jadi mengumpat, sedangkan Chandra memasang wajah jijik sambil menutup wajah kotor Petrik dengan bantal.
Petrik meracau tidak jelas seakan sedang kesurupan saat Chandra dengan sengaja semakin menekan bantal yang menutup wajahnya.
Damar memijit pelipisnya pusing, harusnya dari awal ia tau kalau berguru ke dua orang kampret ini sudah jelas tidak akan membuahkan hasil. Yang ada pikirannya yang di cemari.
"Kalian berdua niat bantuin gue gak sih?" tanya Damar dengan wajah sudah mengeruh total, cowok itu membuang muka enggan menatap lagi kedua temannya.
Damar melangkahkan kakinya ke arah meja berisi buku, pulpen, dan sejenisnya. Mengambil segelas susu panas yang berada di sebelah lampu.
Chandra berfikir sejenak, mengetuk dagunya beberapa kali sambil memasang wajah serius. Cowok itu menunjuk ke arah Damar."Gimana kalau... Lo..." Chandra menggantungkan ucapannya, melirik ke arah Petrik seakan memberi kode.
Kening Damar berkerut, ia kembali menyesap susu panasnya. Meletakkannya kembali di atas meja, Damar kembali berdecak.
Melempar kedua muka Chandra dan Petrik dengan buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
||Broken And Cure|| ✔
Teen FictionIni tentang Violetta Rinjani, tentang ia yang bingung harus mempertahankan ataukah berhenti saja dengan hubungannya saat ini. Ini tentang Dakara Arkuma, tentang ia yang berusaha mati-matian dengan sepik andalannya kembali ingin bersama dengan gadis...