15# Sixpack

110 25 5
                                    

Happy Reading

________



"Mamaaaaa!!! Assalamualaikum!!!" Vio berteriak memasuki rumah, mengedarkan pandangannya kemudian menatap mamanya yang sedang sibuk menonton tv.

Setelah hampir setengah jam menunggu hujan reda, akhirnya ia sampe juga di rumah sekitar pukul tujuh kurang.

"Walaikumsalam." mamanya menoleh, menatap Vio yang berjalan santai dengan seragam basah dan tas ransel di sampirkan di pundaknya.

Garis wajah yang tadinya ingin mengomel berubah berbinar melihat sosok cowok yang mengekor Vio dari belakang.

"Eh ada nak Dewa. Tumben ke sini, padahal dulu kamu sering banget loh ke rumah tante. Apalagi waktu rumah kamu masih sebelahan, pasti udah tiap hari ke rumah."

Dewa hanya membalas dengan senyum tipis, menyalimi tangan wanita paruh baya itu. "Anu tante, lagi banyak kerjaan. Jadi jarang kesini."

Vio mengatupkan bibirnya gatal ingin mengumpat, ini yang jadi anaknya siapa sih? Anak orang aja di baik-baikin giliran anak sendiri berasa jadi anak tiri.

"Mamaku sayang, ini anak kandungnya ada disini. Kenapa anak orang yang di bawain handuk." cewek itu melambaikan tangan minta di notice, yang langsung mendapat delikan mata sinis dari mamanya.

"Mama gak punya anak yang pulangnya jam tujuh malam. Anak mama tuh gaada yang keluyuran gak jelas kurang kerjaan." sahut mamanya pedas.

Vio jadi mendengus menghadapi sindiran keras mamanya, ia jadi mendelik saat melihat Dewa yang terlihat cekikikan tidak jelas menatapnya kasihan.

Bangsat.

"Sana kamu mandi, bukannya malah tinggal. Sana buruan!!"


__________

Vio mencuatkan bibirnya merasa kesal, melempar tas ranselnya asal ke atas kasur. Mengambil satu handuk kecil yang tergeletak di atas meja.

Gadis itu melangkah dengan bibir bergerak terus menggerutu mengeluarkan berbagai umpatan kasar. Ingin rasanya ia mengumpati mamanya terang-terangan tadi.

Tapi karena dia sabar, Vio hanya bisa mengumpati mamanya dalam hati.

Belum juga sampai di depan pintu, Vio jadi berbalik lagi. Mengambil ponsel yang tergeletak di atas kasur, ia mendengus. Mengelap ponselnya yang agak basah, mengecasnya kemudian.

Gadis itu kembali melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, membuka pintu lalu tak lupa menutupnya kembali.

Vio jadi menggigil saat siraman air mengenai kepalanya, ia jadi berdecak kecil kemudian. Harusnya tadi ia ikuti saja kata hatinya untuk tidak mandi, ngapain mandi coba.

"Tapi mengapa tiba-tiba seakan..." Vio memulai ritualnya saat mandi. Menarik nafas sebelum mengeluarkan suaranya lagi.

"Kau pergiiii!!!"

"Melepas rangkulanmu dan berhenti melindungi ku tanpa sebab..."

"Mungkin alam semesta tak menerimanya."  berhenti menyanyi, Vio mengambil sikat gigi dan pasta gigi a.k.a odol yang tergantung di sebelahnya.

Sekitar sepuluh menit lebih, akhirnya gadis itu menyelesaikan aktifitas mandinya. Ia meraih jubah mandi yang tergantung, memakainya. Lalu beralih mengambil handuk putih yang sempat di bawanya tadi.

||Broken And Cure|| ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang