Happy reading
_________
"Lo berdua ngapain?" Damar terlonjak kaget, Dewa ikut-ikutan menoleh refleks menjauhkan badannya dari Damar.Keduanya saling bertatapan, tak lama langsung mundur selangkah saling menatap jijik. Gadis yang sempat mengagetkan keduanya tadi mengernyitkan kening bingung.
Dia adeknya Naya, seingat Damar kalau gak salah namanya Diandra ayundia. Biasa di panggil Dian, anak kelas sepuluh IPS 4.
Dian menaikkan alis sebelah, ia menolehkan tatapannya menatap Damar kemudian. "Dam, lo udah putus sama Vio?" tanya gadis itu membuat Damar refleks mendelik.
"Apasih lo, kepo amat kek dora." ketusnya, sembari menaikkan tatapan menatap Dian yang tingginya bisa dibilang hanya sebatas dagu cowok itu.
Dewa mendecih pelan. "Udah putus, kenapa? Lo mau sama buaya kayak dia." ia menunjuk Damar dengan dagunya, langsung ditanggapi dorongan keras cowok itu.
Dia menghela nafas, mengendikkan kedua bahunya bersamaan. "Gue gak suka Kak Damar, emh..." gadis itu menjeda ucapannya, tak lama menunjuk ke arah Dewa yang berdehem canggung.
"... Kalo sama yang ini, ayok." sahut gadis itu santai, membuat Dewa mematung diam. Cowok itu langsung melongo saat mendengar ucapan spontan gadis bocil yang namanya saja ia tidak kenali.
Sedangkan Damar, cowok agak pendek itu langsung merapatkan bibir menahan tawa yang siap menyembur begitu saja, saat melihat wajah cengo Dewa. Ia berdehem, berlagak serius.
"Ehm, lo suka sama Dewa? Suka dari mananya? Muka kayak plastik bekas deterjen juga." Damar mencibir, menoleh menatap Dewa yang sudah mencelikkan matanya menatap sinis Damar.
Dian yang di tanya hanya mengerjap perlahan, tak lama senyuman sinisnya langsung saja terbit. Ia berkacak pinggang, dengan kantong plastik hitam ikut bertengger di pinggangnya.
"Kalau dia bekas plastik deterjen, trus lo apa? Popok bayi bekas, hah? Yang isinya udah kecampur pipis sama e'eknya? Gitu?!" katanya dengan nada tak selow membuat Damar langsung merenggut tak suka.
Dewa ikut-ikutan mengejek, "mantep dek." sahut cowok itu mengangkat jempol, menatap Dian bangga. Dian mengangkat kedua alisnya mengiyakan.
Suara deringan ponsel membuat Damar yang tadinya mencuatkan bibir, langsung refleks merogoh saku celana yang ia kenakan.
Cowok itu langsung menepuk jidat cepat, berdehem keras kemudian melangkah agak menjauh. Ia melirik sekilas Dian dan Dewa yang ikut menatapnya dengan alis terangkat.
"Heh, lo udah dimana sih tai! Kata Chandra lo cuman bentaran doang makannya, ini kita sisa nungguin elo nih. Yang lain dah pada dateng,"
"Ck, bentar elah. Gue otewe nih, gak lama lagi nyampe." Damar mendekatkan ponselnya ke telinga, dengan nada suara berbisik.
"Otewe-otewe pala lo, buruan gih. Awas lo, kita gebukin rame-rame kalo sampe gak dateng."
"Iye-iye."
__________
Vio menyenderkan bahunya di atas sofa, menatap kumpulan teman-temannya yang sudah berkumpul di depan tv dengan Attar dan Thian terlihat masing-masing memegang stik ps.
Di sofa sebelahnya, ada Chandra dan Petrik yang sibuk dengan game Onet masing-masing. Tepat di bawah kakinya, ada Mirai dan Arunika yang sedang menonton drakor.
You know?
True beauty yang lagi hits sekarang ini.
Dan di bawah kaki Vio sekarang, ada Aurel yang memegang ponsel yang jika dilirik sesaat cewek itu tengah membaca sebuah cerita, dari aplikasi wattpad.

KAMU SEDANG MEMBACA
||Broken And Cure|| ✔
Novela JuvenilIni tentang Violetta Rinjani, tentang ia yang bingung harus mempertahankan ataukah berhenti saja dengan hubungannya saat ini. Ini tentang Dakara Arkuma, tentang ia yang berusaha mati-matian dengan sepik andalannya kembali ingin bersama dengan gadis...