Happy reading
__________
"Jadi Anggi itu adek lo?" Vio menaikkan alisnya sebelah. Dewa yang duduk di sofa depannya mengangguk kaku, merasa seperti sedang di adili sekarang.
Vio ikut mengangguk-ngangguk, "jadi ceritanya ini mantan gue pacaran sama adeknya temen gue? Buset, jadi kek cerita azab." katanya tertawa pelan.
Tak lama cewek itu mendecak saat melihat respon Dewa yang hanya diam. "Dewa!? Kenapa jadi diem gini sih lo?" sentak Vio membuat Dewa langsung menegak.
Cowok itu ikut tertawa, malah membuat situasi makin garing. "Hahaha, iya kayak cerita azab." Dewa mempertahankan tawa garingnya, Vio memutar bola mata malas.
"Garing tau gak."
"Lagian lo sejak kapan jadi pendiem gini,"
Dewa mendongak, menghela nafas kasar sebelum akhirnya menyandarkan punggungnya di senderan sofa.
"Lo gak tau Yo, Anggi itu gak boleh pacaran. Apalagi sama Damar mantan lo yang buaya darat itu," sahut Dewa ketus, membuat Vio mendelik tapi dalam hati mengiyakan ucapan Dewa.
"Ya emang sih Damar itu buaya, ya tapi emang kenapa kalau dia pacaran sama Anggi? Adek lo juga punya hidup sendiri, gak usah terlalu ngekang dia juga." ucap Vio menasehati.
Dewa melengos pelan, "ya itu masalahnya. Anggi marah sama gue, dia bilang gue terlalu ngekang dia terlalu ngatur hidup dia. Padahal gue gak maksud gitu," terang cowok itu dengan nada frustasi.
Vio mendesah pelan, ikut menyenderkan punggungnya. "Ya lagian lo ngapain ngelarang dia buat deket-deket sama cowok. Walaupun gue gak kenal Anggi, gue tau dia normal. Dia masih butuh cowok lain selain elo sama bokap lo."
Mendengar ucapan Vio, Dewa mendecak lagi. "Itu juga gue lakuin buat ngejaga dia, biar dia gak terjerat sama buaya-buaya. Gak kayak lo, udah tau buaya masih aja di pacarin." katanya menyindir.
Vio menegakkan badannya. Mengambil biskuit oreo yang ada di dalam toples, "iya tau gue tolol. Gak usah di ungkit, dan juga biarin aja Anggi dengan hidup dia. Lo turun tangannya nanti, kalo dia udah butuh bantuan lo."
"Ck, oke gue bakal pikirin apa yang lo bilang. Tapi, gue gak tau dia sekarang dimana. Dia tadi langsung kabur gitu aja," bahu cowok itu menurun, wajahnya menunduk lesuh.
Vio merapatkan bibirnya ikut prihatin, ia mengernyit saat ponsel yang ada di atas meja bergetar. Menampilkan satu notifikasi chat, dari Thian.
"Oke gue bakalan bantuin lo sebagai balas budi gue, tapi..." Vio menjeda ucapannya, memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan mengambil cardigan ungu yang tergeletak begitu saja di atas meja.
"... Anterin gue ke rumah Naya, kalo lo gak tau arahnya biar gue kasih tau nanti." cewek itu berdiri, melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur.
"Mama!! Aku pergi ke rumah Naya, mau nitip gak?" serunya kemudian di tanggapi teriakan dari dalam dapur. "Titip nasi goreng yang paling pedes!! Kamu jangan lama-lama!"
"Iyaaa!!"
Vio menatap Dewa, "ayo buruan anterin gue. Sekalian nyariin Anggi," ucapnya, Dewa mendongak. Cowok itu berdiri kemudian ikut melangkah mendekati Vio, mengekor cewek itu keluar rumah pasrah.
![](https://img.wattpad.com/cover/249165393-288-k58759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
||Broken And Cure|| ✔
Teen FictionIni tentang Violetta Rinjani, tentang ia yang bingung harus mempertahankan ataukah berhenti saja dengan hubungannya saat ini. Ini tentang Dakara Arkuma, tentang ia yang berusaha mati-matian dengan sepik andalannya kembali ingin bersama dengan gadis...