Happy reading guys______
"Ini rumahnya?" Damar bertanya, menatap rumah asing dengan halaman luas dengan pekarangannya di penuhi dengan pot-pot berisi bunga warna warni yang mendominasi.
Ia yakin seratus persen.
Ini pasti yang punya rumah ibu-ibu gaul kurang kerjaan.
Kenapa Damar bisa nebak gitu?
Soalnya mamanya juga pengoleksi bunga.
Hohohohoh.
"Yoi lah. Cakep, 'kan? Ayo buruan masuk. Anggep rumah sendiri," Chandra melenggang masuk ke dalam halaman, pagar rumah berwarna putih gading yang sudah terbuka lebih dulu seakan menyambut kedatangan keduanya.
Damar mendengus pelan, ikut mengekor dari belakang. Hari ini sepulang sekolah Chandra mengajaknya untuk datang ke rumah cewek yang sudah membawa kabur Tupperware kesayangan emaknya.
Sampe-sampe cowok itu terkena tekanan setres.
Tapi untungnya sudah di kembalikan, dan si ibu pemilik rumah ternyata teman emaknya, makin mudahlah si pakboy satu itu beraksi.
Dan Damar harus terseret-seret juga akhirnya.
"Kan lo udah pro masalah pdkt-an. Jadi sekarang bantuin gue buat pdkt oke."
Ini memuji atau menghina sih?
Damar mendengus, "serah lo. Jadi bakalan pdkt-an sama si Yasmin? Gercep amat." ucapnya menyebutkan nama anak pemilik rumah.
Chandra menggeleng cepat, "bukan. Liat rumah di sebelah gak? Itu tuh, cewek yang tinggal di situ cakep bener." Chandra berdecak kagum, menunjuk rumah yang berada tepat di sebelah rumah Yasmin, rumah yang mereka masuki sekarang.
"Yeuy bangsat. Trus ngapain kita disini?! Hah!?"
Ini maksudnya si Chandra apasih. Katanya mau pdkt, napa malah kerumah orang lain.
Chandra mendelik, " ini tuh taktik. Gue kesini, biar bisa liatin tuh cewek." sangkalnya, kemudian menunjuk ke arah jarum jam di pergelangan tangannya. "Biasanya jam segini nih cewek itu bakalan keluar rumah buat nyiram bunga."
"Buset, sampe hafal anjir."
"Iyalah, gini-gini harus gercep. Apalagi soal cewek,"
Damar mencibir pelan, menabok kepala Chandra keras. "Dasar fakboy cap badak."
"Inget, lo juga dulu sepantaran gue. Gak usah sok ngatain." Chandra balas mengejek, mengalihkan pandangannya kemudian tersenyum lebar.
"Nah nah 'kan bener. Itu tuh ceweknya! Cakep, kan!?"
Damar mengerjap, ikut menolehkan pandangannya. "Mana mana mana?!" katanya ikut mencari sosok yang di sebutkan Chandra.
Sosok yang katanya adalah pujaan hati cowok itu.
Chandra mendesis. "Itu tuh, yang pake baju sapi." cowok itu memegang rahang Damar, mengarahkan pandangannya ke arah gadis dengan rambut di kuncir tak lupa baju putih bermotif sapi yang dikenakan.
"Itu... Keknya gue pernah liat," Damar bergumam pelan, memegang dagunya. Kemudian menatap Chandra lagi dengan serius.
Chandra berkacak pinggang, menunduk masih terus memperhatikan sosok gadis cantik bernama Anggi. "Yakan lo buaya, pasti lah kenal semua cewek." cibir Chandra.
Damar terdiam lama, sebelum kemudian menjentikkan jarinya. "Nah gue inget, ini bukannya adeknya si Dewa? Yang pernah ngegebet si Naya?" kata Damar lagi, membuat Chandra refleks melebarkan mata.
"Hah? Kok bisaa!??! Masa si Naya lesbong sih anjir!?" mulut Chandra refleks menganga lebar, membuat Damar ingin sekali menendang cowok itu hingga ke Amerika.
"Bukan tai. Si Dewa yang ngegebet Naya, bukannya yang ono." ralat Damar cepat, langsung menunjuk ke arah gadis tadi.
Ini Chandra tololnya versi apesih?!
Damar yang liat aja mabok saking kebanyakan tololnya.
"Owww... Bilang dong, gue 'kan ga tau. Lagian lo bilangnya yang pernah ngegebet Naya sih."
"Serah lo setan. Jadi namanya siapa? Gak yakin si gue kalo lo belum tau namanya." Damar dengan cepat mengganti topik, berlama-lama dengan Chandra bisa membuatnya ikutan setres.
Chandra menampilkan cengiran khasnya, merangkul Damar yang tingginya lebih pendek dari tingginya sendiri.
Cowok gondrong itu menepuk pelan bahu Damar, malah membuatnya risih. "Gini Dam, 'kan gue itu masih awam soal ginian. Jadi..."
Chandra menggantungkan ucapannya, Damar menarik nafasnya dalam. Merasa was-was, menanti lanjutan kalimat cowok itu.
"Lo bisa kan tanyain siapa namanya, sekalian sama nomor wa-nya juga kagak papa. Lo mau bantuin gue, kan? Yakan?" tanya Chandra menatap Damar memelas.
Rasanya Damar ingin langsung mengubur dirinya hidup-hidup. Ini Chandra otaknya terbang kali waktu di jalan, bisa-bisanya cowok itu malah nyuruh buat nanya nama!?
Tolol.
Damar refleks mengumpati cowok itu berkali-kali.
Chandra itu, sejenis buaya. Semua cewek di sekolah bahkan udah di deketin, sampai-sampai whatsapp-nya saja sudah seperti asrama putri, sangking banyaknya.
Ada yang dari IPA, ada yang dari IPS, ada yang kakak kelas, lebih lagi yang degem-degem imut kelas sepuluh. Tapi hari ini, nyali si buaya satu ini malah menciut berubah menjadi kadal yang baru lahir.
"Bantuin gue yah. Nanti deh gue beliin ps 5. Gimana?!"
Hmm... Tawaran yang menarik.
Boleh di bicarakan baik-baik.
"Tapi fotonya dulu, nanti deh yang versi nyatanya gue beliin nyicil."
Bangsat.
________
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/249165393-288-k58759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
||Broken And Cure|| ✔
Novela JuvenilIni tentang Violetta Rinjani, tentang ia yang bingung harus mempertahankan ataukah berhenti saja dengan hubungannya saat ini. Ini tentang Dakara Arkuma, tentang ia yang berusaha mati-matian dengan sepik andalannya kembali ingin bersama dengan gadis...