"Sebentar, harus disemprot dulu supaya kumannya terbunuh" cegah Ziva mengeluarkan botol kecil berisi cairan dan menyemprotkannya ke bangku serta meja.
"Jilat Zi biar tambah bersih" kekeh Tiara.
"Lo aja tuh jilat" ketus Ziva.
"Udah akh gue laper, princess mau makan dulu" ucap Lyodra menaruh nampan berisi makannya dimeja dan bersiap berdoa.
"Tumben lo inget tuhan" sindir Ziva mulai menyicipi cheesecakenya.
Tukkk
"Emang gue elu langsung nyosor aja" selesai berdoa Lyodra langsung mengetuk kening Ziva menggunakan sendok.
"Soang kali ah nyosor" gumam Ziva mencibir.
"Ly, lo yakin tim dance ga mau ikut acara itu?" tanya Keisya memastikan.
"Hmm tim dance bakalan ikut dance competition Indonesia" angguk Lyodra memberitahu sahabatnya.
"Ko lo ga bilang sama gue, tim dance bakalan ikut itu" ucap Tiara menatap Lyodra meminta penjelasan.
"Ini kan gue bilang" ucap Lyodra cuek meneruskan makannya tanpa menoleh kearah Tiara.
"Seenggaknya lo bilang sama gue dan minta pendapat gue dulu dong sebelum mutusin" geram Tiara.
"Ujung ujungnya kita bakalan ikut kan?" dengan malas Lyodra meletakkan sendoknya dan berbalik menatap Tiara.
"Tapi lo harus bilang bilang dulu Ly, lo ga bisa seenaknya langsung ambil keputusan, apa lagi ini dance competition Indonesia" geram Tiara berusaha bersabar karena menghadapi Lyodra harus dengan kepala dingin.
"Ya terus kenapa kalo dance competition Indonesia? Lo takut? Takut kalah? Loser tau ga kalau belum apa apa tapi takut" ketus Lyodra membuat Tiara menghela nafas menghadapi adik tirinya ini.
"Udah deh kenapa jadi berantem gini sih" lerai Keisya.
"Udah makan aja dulu baru nanti kita omongin" sambung Ziva.
Mereka kembali makan dengan tenang tanpa ada yang berbicara ketika Tiara dan Lyodra sudah berdebat Ziva dan Keisya sekalipun tak bisa memisahkannya jadi sebelum semuanya tambah parah Keisya lebih dulu mencegahnya. Lagi pula kedua anak itu akan berbaikan dengan sendirinya nanti dan hal itu tak akan lama lagi terjadi.
"Udah selesaikan?" tanya Ziva menatap ke tiga sahabatnya.
"Yuk" ajak Keisya.
Mereka berempat berjalan melewati ruang ruang kelas, sampai di depan kelas bertuliskan XI - 3 mereka semua langsung masuk tanpa menghiraukan tatapan tatapan dari dalam maupun luar kelas. Tatapan seperti itu sering mereka dapatkan sehingga bagi mereka itu adalah hal yang wajar dan tak perlu diambil pusing. Mereka memang sering ke kelas XI - 3 padahal kelas mereka adalah kelas XI - 4.
Sekolah disini bukan berdasarkan jurusan IPA atau pun IPS tetapi semuanya dijadikan satu. Pelajaran disini pun hanya ada pelajaran wajib yang terdiri dari bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, dan Pengetahuan umum. Selain wajib ada juga mata pelajaran pilihan dimana siswa harus memilih salah satu dari pelajaran perminatan yang nantinya akan mereka geluti sesuai bidang yang dipilih. Pelajaran minat terdiri dari hukum, ilmu kesehatan, ilmu ekonomi, seni musik, seni lukis, bisnis, dan kecantikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
Ficção AdolescenteKisah ini berawal ketika seorang Nuca alexander meninggal Lyodra mahestra tiga tahun yang lalu, kepergian Nuca membawa dampak yang sangat besar bagi Lyodra. Tiara, Ziva dan Keisya merupakan sahabat yang selalu setia menemani Lyodra dalam keadaan ap...