Raut wajah Tiara terlihat sangat sendu dan kosong sore hari ini, sepanjang perjalan menuju rumahnya ia hanya menatap keluar jendela mendiami Lyodra yang tengah menyetir disampingnya. Lyodra yang melihat wajah sayu Tiara saat gadis itu berjalan menuju mobilnya mengernyit heran tapi seolah tak ingin ditanya lebih jauh Tiara langsung mengangkat tangannya mengisyaratkan untuk Lyodra diam serta memberi kunci mobilnya ke Lyodra.
Sampai dirumah Irene tengah menikmati teh hangat dan cemilan serta membaca sebuah majalah fashion. Ia tersenyum hangat menyambut kedua putrinya yang baru saja pulang, raut wajah yang ceria langsung berubah bingung saat melihat wajah sayu Tiara. Irene yang hendak menanyakan keadaan Tiara langsung diisyaratkan oleh Lyodra untuk diam terlebih dahulu. Setelah Tiara masuk kedalam kamarnya barulah Irene memusatkan perhatiannya pada putrinya yang dengan santainya menikmati teh serta cemilannya.
"Kakak kamu kenapa Ly?" tanya Irene penasaran.
"Ga tau, kesambet kali tadi disekolah" jawab Lyodra asal yang langsung mendapatkan cubitan maut sang mamah.
"Kamu tuh yaa kalau ngomong" ucap Irene dengan nada memperingati.
"Ga tau aku mah, tadi pas pulang sekolahkan Tiara duluan katanya ada urusan nah pas Lyodra selesai ngerjain tugas dan mau pulang Lyodra nemuin mobil Tiara masih diparkir disekolah ada tasnya dia juga makanya Lyodra nungguin Tiara disana, nah pas lagi nungguin dia dateng tapi raut mukanya udah begitu" jelas Lyodra kembali menyesap teh mamahnya.
"Kira kira kenapa yaa Ly?" tanya Irene bingung.
"Ga tau astatang mommy ku tercinta" gerutu Lyodra.
"Apa Tiara lagi putus cinta yaa Ly?" tanya Irene membuat Lyodra tertawa.
"Kamu kenapa ketawa?" tanya Irene bingung.
"Mamah aneh aneh aja lagian, sejak kapan Tiara punya pacar Mah" ucap Lyodra masih dengan sisa tawanya.
"Yaa mungkin ga pacaran tapi saling suka terus Tiara cuma diPHPin atau dia mungkin dikhianatin" ucap Irene membuat Lyodra terdiam memikirkan semuanya.
"Tau ah jadi aneh ngomong sama Mama" gerutu Lyodra berjalan ke kamarnya.
Lyodra mulai memikirkan perkataan Mamahnya, karena belum lama ini Tiara dan Samuel sedang dekat membuat ia khawatir jika perkataan Mamahnya benar. Bagaimana jika Samuel mengkhianati Tiara? Atau Samuel malah memberi Tiara harapan palsu, jika itu benar terjadi Lyodra akan menjadi orang pertama yang menghajar Samuel.
~ o ~
Hari terus berganti dan berlalu semakin hari sikap Tiara semakin membuat Lyodra tak nyaman karena apapun yang Lyodra akan lakukan Tiara akan menanyakannya. Sikap Tiara membuat keduanya bersilih setiap harinya, Ziva dan Keisya juga merasa bingung dengan sikap Tiara sekarang ini. Bahkan sekarang ini Tiara sering membela seorang murid yang tengah dibully oleh mereka.
"Ti lo sebenernya kenapa sih?" Keisya merasa jengah dengan sikap Tiara yang selalu menghalangi mereka ketika mengerjai orang lain.
"Kenapa apanya?" tanya balik Tiara.
"Sikap lo aneh tau ga" balas Ziva merenggut kesal karena aksinya kali ini digagalkan lagi oleh Tiara.
"Kita mau naik kelas 12 masa masih sering ngebully sih" ucap Tiara menghela nafas.
"Alesan lo ga masuk akal tau ga" ketus Lyodra.
"Kita ga tau kan apa yang mereka rasain atau alamin pas kita ngebully mereka" ucap Tiara berusaha menutupi fakta yang ada.
"Emang kita ngebunuh orang? Enggakan?" sinis Keisya.
"Tapi kelakuan kita bisa aja ngebuat orang lain menderita" geram Tiara.
"lo pernah ngerasain?" tanya Lyodra sinis.
"Susah yaa ngomong sama kalian" delik Tiara malas.
"Sikap lo aja yang aneh" balas Keisya.
"Udah deh kenapa jadi pada berantem gini" lerai Ziva.
Semuanya terdiam dan sibuk dengan kegiatan masing masing tanpa ada yang berniat berbicara, rasa kesal masih menyelimuti mereka. Sampai suara dering notifikasi dari ponsel Tiara membuat Lyodra menoleh, pernah beberapa kali Lyodra memergoki Tiara sedang telfonan dengan sembunyi sembunyi. Tiara juga sering pergi sendiri akhir akhir ini tanpa mengajak ataupun bilang pada Lyodra, hal itu semua membuat Lyodra curiga pada Tiara karena tak biasanya gadis itu seperti itu.
"Gue duluan" pamit Tiara memasukkan ponselnya ke dalam saku baju.
Lyodra terus memperhatikan Tiara berjalan keluar dari area kantin, sampai ia menghilang dari balik pintu kantin Lyodra langsung bangkit dari duduknya.
"Guys gue duluan yaa" pamit Lyodra langsung berlalu pergi.
"Mereka sebenernya kenapa sih?" gumam Ziva.
"Menurut gue ada yang Tiara sembunyiin dari kita" ucap Keisya membuat Ziva menoleh.
"Tapi apaaa?"
"Gue ga tau, tapi yang pasti ada hubungannya dengan pembullyan yang kita lakuin" balas Keisya.
"Apa perlu gue sewa mata mata buat ngikutin dan cari informasi tentang Tiara?" ucap Ziva.
"Tapi harus bener bener hati hati karena kalau sampai Tiara tau bisa kacau semuanya" ucap Keisya mempringati.
"Iyaaa gue bakal cari yang kerjanya hati hati" angguk Ziva.
~ o ~
Lyodra mengikuti Tiara dengan pelan pelan sampai ia mengerutkan keningnya bingung saat gadis itu memasuki lorong arah masuk ke dalam gudang. Lyodra menghentikan langkahnya didepan pintu gudang memperhatikan Tiara yang sedang menemui seseorang yang memakai hoodie berwarna biru dongker serta celana warna hitam. Wajah orang itu tak bisa Lyodra lihat dengan jelas dan apa yang mereka bicarakan juga sangat pelan sehingga Lyodra kesulitan untuk mendengarnya.
"Shit kenapa harus bisik bisik sih" geram Lyodra berusaha menajamkan pendengarannya.
"Gue mau ini semua cepet selesai" itu adalah suara Tiara membuat Lyodra semakin menajamkan pendengarannya.
"Suara lo" geram lawan bicara Tiara.
Suara itu, suara yang rasanya tak asing untuk Lyodra dengar tapi kenapa ia tak ingat itu suara siapa.
"Sekarang lebih baik lo pergi deh" ucap lawan bicara Tiara.
"Okee gue pergi tapi inget apa yang gue omongin sama lo atau gue yang bakal turun tangan langsung" geram Tiara mempringati.
Suara derap langkah Tiara membuat Lyodra langsung segera berlari pergi dari sana. Fikiran Lyodra mulai kemana mana tentang fakta apa yang sekarang ini tengah Tiara sembunyikan. Mulai sekarang Lyodra bertekad untuk selalu mengikuti Tiara dan mencari tahu apa yang sedang Tiara sembunyikan dan apa itu semua ada hubungannya dengan sikap aneh Tiara akhir akhir ini.
Lyodra terus berjalan cepat menuju perpustakaan karena sekarang ini yang ia butuhkan adalah tempat yang hening untuk membuat dirinya tenang. Perpustakaan sudah sepi karena bel masuk sudah berdering, Lyodra masuk ke dalam dan langsung duduk dibangku pojok ruangan bangku yang jarang digunakan karena berada dipaling pojok perpustakaan. Bangku itu biasanya hanya digunakan untuk membolos tetapi karena ada sebuah gosip yang beredar membuat siswa disini tak ada yang mau mendudukinya.
"Kenapa suara orang itu ga asing yaa buat gue" gumam Lyodra masih memikirkan suara lawan bicara Tiara.
"Tapi suara siapa coba" lirih Lyodra merasa buntu dengan pemikirannya.
"Akh bodo amat gue ga tau nanti aja deh mikirnya sekarang gue ngantuk" Lyodra terus menggerutu dan mulai membaringkan tubuhnya dibangku kayu panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
Teen FictionKisah ini berawal ketika seorang Nuca alexander meninggal Lyodra mahestra tiga tahun yang lalu, kepergian Nuca membawa dampak yang sangat besar bagi Lyodra. Tiara, Ziva dan Keisya merupakan sahabat yang selalu setia menemani Lyodra dalam keadaan ap...