RAMAIKAN VOTE DAN KOMEN SUPAYA AKU CEPET UPDATE NYA !!!
SELAMAT MEMBACA !!!
Lyodra duduk disamping Tiara, dari tadi ia hanya diam saja memandang sekitar, jari jemarinya saling bertaut, keringat dingin mulai menerpanya. Demi Ziva tumbuh tinggi Lyodra bener bener gugup sekarang ini ia bingung harus apa, mana Nuca sedari tadi diam saja dan sesekali memperhatikannya. Siapapun tolong ingatkan jantung Lyodra untuk berdetak karena rasanya sekarang ini Lyodra benar benar sesak nafas seolah ruang udara diruangan ini habis.
"Kenapa jadi pada diem dieman sih" gerutu Tiara membuat Lyodra tersentak kaget.
"Bisa ga jadi orang jangan ngagetin" bisik Lyodra sinis.
"Ya lagian lo berdua kaya kambing conge diem dieman" gerutu Tiara.
Baik Lyodra maupun Nuca tak ada yang membalas membuat Tiara gemas sendiri, rasanya jika ia berlama lama disini ia akan cepat tua karena harus menahan amarah.
"Lo ngomong dulu deh berdua gue mau ke kamar" ucap Tiara meninggalkan keduanya.
"Mau ngapain lo?" Lyodra memplototi Tiara agar tetap disini.
"Mau telfonan sama Samuel ya kali disini" balas Tiara.
Tiara langsung ngacir pergi ke kamarnya tanpa memperdulikan Lyodra yang menatapnya dengan tatapan memohon yang malah dibalas tatapan mengejek oleh Tiara.
"Apa kabar?" tanya Nuca memulai lebih dulu.
"Ba baik, lo sendiri?" Ucap Lyodra merutuki dirinya karena terlihat jelas dari suaranya bahwa ia sedang gugup.
"Seperti yang kamu liat sekarang" jawab Nuca.
"Tiara udah sampein semua yang mau kamu tanyain ke aku" ucap Nuca membuat Lyodra menolehkan pandangannya.
"Ohh" balas Lyodra berusaha cuek.
"Aku tau aku banyak salah sama kamu dan maaf udah ninggalin kamu dalam waktu yang lama ini, aku denger semua perubahan sikap kamu dari Tiara, aku masih sayang dan cinta sama kamu tapi aku ga mau maksa kamu buat balik sama aku, aku ga mau maksa kamu buat terus sama aku saat aku sendiri udah nyakitin hati kamu, jadi untuk hubungan kita semua keputusan ada ditangan kamu dan aku bakal terima apapun yang bakal kamu putusin" ucap Nuca menatap tepat manik mata Lyodra yang sudah mulai berkaca kaca.
"Kamu tau Nuc seberapa menderitanya aku selama ini karena kamu? Aku bener bener menderita Nuca cuma gara gara nunggu kamu, aku selalu dibilang bodoh karena nunggu kamu yang ga pernah jelas keberadaannya, aku selalu ngelukain diri aku karena ga bisa ngontrol emosi aku sendiri, dan Tiara dia saksi gimana depresinya aku saat itu saat dimana aku inget sama kamu, aku sangat sangat kecewa sama kamu, bahkan aku benci sama kamu" Lyodra tak kuasa menahan tangisnya, ia mengeluarkan semua unek uneknya yang selama ini ia pendam.
Nuca hanya mendengarkan semua yang Lyodra lontarkan untuknya dengan seksama, jujur perasaanya sakit saat pertama kali Tiara menceritakan semua padanya waktu itu. Sekarang ia harus mendengarnya langsung dari Lyodra itu membuatnya jauh lebih sakit lagi, apalagi sekarang Lyodra menceritakannya sambil menangis. Ia merasa sangat berengsek sebagai seorang pria karena telah melukai hati Lyodra, hati yang selalu ia jaga dari dulu hingga kini.
"Tapi kenapa Nuc? Kenapa aku ga bisa ngelupain kamu? Kenapa aku ga bisa lupain semua kenangan kita? Kenapa aku masih mencintai kamu sampai detik ini? Kenapa Nuc? Kenapa?" lirih Lyodra membuat Nuca langsung menarik Lyodra untuk masuk kedalam pelukannya.
"Maaf Ly maafin aku" dapat Lyodra rasakan kini Nuca juga menangis dan ini pertama kalinya bagi Lyodra melihat Nuca menangis.
"Aku harus gimana? Aku marah sama kamu tapi aku juga cinta sama kamu Nuc dan aku ga mau kita pisah lagi" Lyodra memukul mukul dada Nuca melampiaskan rasa kesalnya.
"Lakuin semua mau kamu Ly, apapun yang kamu mau lakuin lampiasin ke aku, aku rela jadi tempat pelampiasan amarah kamu tapi pliss jangan ke diri kamu sendiri" Nuca semakin memeluk erat Lyodra.
Baik Nuca maupun Lyodra sama sama terdiam, air mata mereka terus mengalir mengiri pelukan hangat mereka. Pagi ini Tiara memandang sepasang kekasih itu dengan raut sedih serta lega saat keduanya bisa bertemu kembali. Lyodra adik yang sangat ia sayangi, walaupun mereka hanya saudara tiri tapi baik Lyodra maupun Tiara menganggap bahwa mereka adalah saudara kandung. Tiara berharap semoga setelah ini semua mereka bisa terus bersama sama apapun rintangannya didepan sana, Tiara hanya mengharapkan satu bahwa Lyodra bisa selalu tersenyum ceria.
~ o ~
Pagi ini Irene menatap Tiara dan Lyodra yang tengah berlari kesana dan kesini dengan jengah. Semalam mereka menonton film horor dengan Ryan sampai tengah malam buta disalah satu siaran televisi. Irene sudah mempringati keduanya yang akan berangkat pagi untuk pergi Ke Bali tapi keduanya seolah acuh dengan ucapan Irene dan meneruskan film mereka hingga jam 1 dini hari.
"Mama bilang juga apa, kalian itu ada keberangkatan pagi tapi semalem malah tidurnya sampe pagi" Irene berkaca pinggang mengomeli keduanya yang sedang sibuk mempersiapkan barang bawaan mereka.
"Kalau kaya gini kalian sendirikan yang jadi repot" omel Irene.
"Aduhh Mommy ku yang cantik jelita bisa ga diem aja duduk anteng anteng ganggu konsentrasi nih nanti yang ada malah barang yang mau dibawa ketinggalan" ucap Lyodra lembut berusaha sabar menanggapi Irene yang terus mengoceh.
"Mama sukurin kalau ada yang ketinggalan" ketus Irene.
"Aduhh Mah, Mamah liat kipas Titi ga?" Tiara menghampiri Irene yang tengah duduk disofa kamar Lyodra.
"Mana Mamah tau" jawab Irene.
"Ly lo minjem kipas gue ga?" tanya Tiara.
"Engga, bawa yang laen apa kipas lo kan banyak" gerutu Lyodra sebab ia jadi bingung harus ngapain lagi karena terlalu berisik.
Tiara meninggalkan kamar Lyodra untuk menyiapkan keperluannya yang lain sedangkan Lyodra harus ekstra bersabar mendengarkan omelan Irene. Jika Irene bukan Mamahnya sudah Lyodra sumpal mulutnya itu yang terus mengoceh mengganggu Lyodra yang tengah menyiapkan barang bawaan.
Selesai menyiapkan semua keperluan selama di Bali Lyodra langsung menutup kopernya serta menyampar tas selempang mininya untuk segera dibawa turun ke bawah. Lyodra menarik kopernya ke meja makan dimana disana sudah ada Ryan yang tengah santai meminum kopinya sambil membaca sebuah koran. Bukan hanya Tiara dan Lyodra saja yang terkena semprotan Irene tetapi Ryan pun sama, ia harus terkena omelan Irene karena ide menonton film itu adalah ide Ryan.
"Pah ayoo anterin Lyly sama Titi" ucap Lyodra menyambar segelas susu hangat.
"Sabar Ly kalem makan aja dulu Kakak kamu juga belum turun" ucap Ryan santai membaca koran yang berada ditangannya.
"TIARA CEPETAN JANGAN DANDAN MULU" pekik Lyodra.
"SABAR GUE LUPA NARO JEPITAN GUE DIMANA" balas Tiara berteriak.
"ITU YANG DI KEPALA KAMU APA TIARA" pekik Irene membuat Tiara meringis dan tersenyum tak berdosa.
"Hehehe ga nyadar" cengir Tiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
Teen FictionKisah ini berawal ketika seorang Nuca alexander meninggal Lyodra mahestra tiga tahun yang lalu, kepergian Nuca membawa dampak yang sangat besar bagi Lyodra. Tiara, Ziva dan Keisya merupakan sahabat yang selalu setia menemani Lyodra dalam keadaan ap...