"Zizi" panggil Tiara.
"Hai" sapa Ziva merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Tumben lo mau naik motor sama dia" ucap Lyodra menunjuk Gabriel menggunakan dagunya.
"Terpaksa, mobil gue mogok" tekan Ziva menatap malas Gabriel yang senyum senyum ga jelas.
"Gila lo Bi lama lama kaya gitu" kekeh Tiara memandang Gabriel.
"Gue rela dikata gila kalau menyangkut eneng Jipa emes" cengir Gabriel membuat Tiara dan Lyodra tertawa dan Ziva seperti seolah ingin muntah.
"Najis tau ga si?" geram Ziva.
"Ga boleh gitu Zi ntar jatuh cinta lohh" ucap Lyodra dengan sisa tawanya.
"Amit amit gue" Ziva mengedikkan bahunya merinding.
"Ga boleh gitu eneng Jipa sayang" senyum Gabriel menggoda.
"Pergi dari sini atau gue timpuk lo" geram Ziva menggenggam erat ponselnya yang siap ia layangkan pada Gabriel.
"Hehehe pergi aja kalau gitu" cengir Gabriel menurunkan tangan Ziva.
"Duluan yaa Ly Ti" pamit Gabriel berlalu dari hadapan ke tiganya.
"Hati hati Bi ntar kesandung semut" teriak Tiara mengingatkan.
"Kesandung gajah dia" ketus Ziva.
Kedua kakak beradik itu tertawa melihat keributan antara Gabriel dan Ziva yang sering terjadi, bahkan setiap hari saat keduanya bertemu selalu saja bertengkar membuat siapapun yang melihatnya tertawa tak habis fikir.
"Ti ada permen karet ga?" tanya Ziva.
"Ga ada abis" jawab Tiara.
"Lo ada Ly?" tanya Ziva beralih memandang Lyodra.
"Ga ada, buat apaan sih emang?" tanya balik Lyodra penasaran.
"Membuat keseruan dipagi hari" senyum jahil sudah terpasang sempurna diwajah gadis mungil itu.
"Gue pikir udah ilang sifatnya itu" gumam Tiara.
"Mana mungkin ilang" balas Lyodra mengikuti Ziva yang sudah berjalan lebih dahulu.
Ziva si gadis ceria dan mungil itu berjalan melompat lompat kecil dengan raut bahagia yang terpasang diwajah imutnya. Rambut yang ia cepol dua pagi ini bergerak gerak mengikuti gerakan tubuhnya yang naik turun. Ziva melangkahkan kakinya menuju sekumpulang siswi yang tengah berbincang di depan mading sekolah.
"Pagi pagi ga usah ngerumpi" sindir Ziva mengambil permen karet milik salah satu siswi tadi.
"Ditubuhnya dia ada per kali yaa? Lompat lompat mulu abisan" gumam Tiara membuat Lyodra terkekeh.
"Liatin aja bakal diapain tuh permen karet ama dia" ucap Lyodra memperhatikan Ziva yang tengah jalan dengan lompat lompat kecil.
Keduanya terus berjalan mengikuti langkah Ziva yang terus melompat lompat seperti per dan anehnya gadis mungil itu tak terlihat lelah. Tiara saja yang memperhatikan langkahnya cape sendiri apa lagi gadis mungil itu yang melakukannya, sungguh berenergi anak itu, pikir Tiara.
"Eh ada yang nempel dirambut lo" ucap Ziva menghentikan langkahnya dan menempelkan permen karet yang sudah ia buka bungkusnya dirambut Gladis.
"Heh mungil ngapain lo ngacak ngacakin rambut gue" ketus Gladis menatap Ziva tajam.
"Gue cuma mau kasih tau ada yang nempel dirambut lo" bisik Ziva tepat dikuping Gladis.
Kelakuan Ziva membuat Tiara dan Lyodra tertawa pecah melihat keusilan gadis mungil itu dipagi hari. Kelakuan usil Ziva memang selalu berhasil membuat siapapun tertawa sampai sakit perut. Seperti sekarang ini contohnya, rutinitas yang selalu Ziva lakukan dipagi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
Подростковая литератураKisah ini berawal ketika seorang Nuca alexander meninggal Lyodra mahestra tiga tahun yang lalu, kepergian Nuca membawa dampak yang sangat besar bagi Lyodra. Tiara, Ziva dan Keisya merupakan sahabat yang selalu setia menemani Lyodra dalam keadaan ap...