Tiara sedari tadi tak bisa diam karena menahan buang air kecil, ia terus merengek pada sahabat sahabatnya untuk mengantarnya pergi ke kamar mandi tapi yang ia dapatkan selalu tolakan. Keisya gadis itu tengah menonton drakor padahal didepan sana guru sedang menjelaskan, Ziva gadis mungil itu tertidur dengan pulas, sedangkan Lyodra tengah membaca novel kesukaannya.
Rasa ingin membuang air kecil sudah tak bisa ditahan lagi oleh Tiara, tanpa permisi atau apapun lagi gadis itu langsung berlari lewat pintu belakang kelas menuju toilet terdekat. Ia berlari tanpa memperdulikan didepan papan tulis tadi seorang guru meneriaki namanya. Sampai dikamar mandi ternyata keadaannya sepi, tanpa babibu lagi Tiara langsung memasuki salah satu bilik kamar mandi.
Setelah dirasa lega Tiara langsung keluar dari bilik kamar mandi tetapi suara langkah dan suara perbincangan seseorang membuat ia mengurungkan niatnya keluar dari bilik kamar mandi. Entah kenapa ia menjadi kepo dan tertarik dengan perbincangan orang yang diluar sana padahal tak biasanya ia seperti ini.
"Mau sampai kapan kita kaya gini? Gue ga tahan yaa kalau kita harus ngalah dari mereka terus" gerutu seseorang yang suaranya amat Tiara kenali yaitu suara Violet.
"Terus lo mau perusahan bokap lo hancur gitu aja gara gara kelakuan bodoh lo?" balas lawan bicaranya yang bisa dikenali Tiara yaitu suara Sisil.
"Tapi sampai kapan Sil kita harus nurut buat ga ganggu BlackStar lagi? Lo tau ga gue tuh muak liat wajah mereka tadi" geram Violet.
"Lo harus tau Let kalau Nuca itu ga sebanding dengan kita"
Ucapan Sisil berhasil membuat Tiara hampir memekik kaget untung saja ia langsung menutup mulutnya untuk diam. Jadi ini semua ada hubungannya dengan Nuca? Tapi dimana pria itu? Dan apa yang sebenernya Nuca rencanakan? Sungguh, Nuca benar benar sulit untuk ditebak. Banyak pertanyaan mulai muncul dikepala Tiara salah satunya yang paling kuat muncul diotak Tiara adalah ada hubungan apa antara Nuca dan Sisil.
"Terus lo mau jadi budak dia selama lamanya? Kalau gue sih ogah" ketus Violet.
"Kita fikirin jalan keluarnya, tapi kita harus hati hati karena salah langkah sedikit aja bisa berakibat fatal buat kita" ucap Sisil memberi peringatan.
"Okee nanti kita fikirin, sekarang cabut" ucap Violet berlalu dari kamar mandi bersama Sisil.
Selang beberapa menit keduanya sudah pergi baru Tiara keluar dari bilik kamar mandi. Semua ini masih membingungkan bagi Tiara, ia tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar bahwa seorang Sisil mengikuti perkataan seseorang. Sekarang yang harus Tiara lakukan adalah mencari tahu terlebih dahulu apa hubungan antara Nuca dan Sisil, itu sudah Tiara tekadkan diotaknya.
Sementara waktu ini lebih baik ia tak memberitahu sahabat sahabatnya terlebih dahulu, ia harus mencari tahu info akuratnya dulu sebelum memberi tahu yang lain. Lyodra, gadis itu tak boleh tau, jika Lyodra tau masalah ini maka detik itu juga Lyodra akan langsung menghampiri Sisil dan meminta info tentang Nuca yang nantinya hal itu malah akan dimanfaatkan oleh Sisil.
Tiara mencuci tangannya dan merapihkan penampilannya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk beranjak keluar dari toilet. Fikirannya bercabang kemana mana tentang Nuca dan rencana apa yang disiapkan oleh pria itu serta maksudnya menchat Lyodra lalu menghilang lagi. Tiara terus berjalan tanpa memperhatikan sekitar sampai ia harus menabrak seseorang hingga tumpukan buku yang orang itu bawa berserakan dilantai.
"Eh sorry sorry Sam gue ga sengaja" ucap Tiara membantu Samuel membereskan buku yang berserakan.
"Gapapa Ti santai aja" ucap Samuel tersenyum.
"Lo mau bawa ke perpus Sam?" tanya Tiara.
"Iyaaa, kenapa emangnya?" tanya balik Samuel.
"Gue ikut yaaa" ucap Tiara membawa buku yang berada ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
Teen FictionKisah ini berawal ketika seorang Nuca alexander meninggal Lyodra mahestra tiga tahun yang lalu, kepergian Nuca membawa dampak yang sangat besar bagi Lyodra. Tiara, Ziva dan Keisya merupakan sahabat yang selalu setia menemani Lyodra dalam keadaan ap...